AAD #68 ✅

2.1K 62 0
                                    

╭──────────╮
𝑨𝒖𝒕𝒉𝒐𝒓'𝒔 𝑷𝑶𝑽
╰──────────╯

Rumah Najmi Desa Baiturrahman
4 Mei 2018

Malam ini Najmi memilih merenung diteras rumahnya, merenungkan kembali tentang kisah Munib dan Lala. Bagaimana jika setelah ini Munib bertanya padanya perihal Lala?? Haruskah Najmi menjawab bahwa Lala pergi karena ibunya adalah penghancur keluarga Munib?? Atau diam dan pura pura tidak tau apapun.

Apakah selanjutnya Najmi dan Munib bisa menemukan sebuah kesempatan untuk menjalin sebuah hubungan percintaan?? Merubah kata sahabat menjadi kekasih, merubah tatanan masa depan, memalingkan diri dari rencana sebelumnya?? Atau tetap menjalani takdir seperti biasa karena Najmi masih menggantungkan harapan pada syarif.

Sebuah gumpalan kertas berguling menyentuh kaki Najmi, itu adalah surat dari Syarif yang telah dibuang oleh Munib. Najmi mengacuhkannya, matanya memicing kala menyadari plang bertuliskan rumah ini dijual yang entah sejak kapan tertancap di depan rumah Anggi.

"Kak Anggai pindah??" Tanya Najmi dalam batin.

Harusnya Najmi senang, atau malah sedih??

Gumpalan kertas yang tadinya diacuhkan kembali menggelinding tertiup angin malam. Najmi akhirnya memungutnya, tak mau satupun sampah mengotori rumahnya.

"Siapa sih buang sampah sembarangan??" Tanyanya pada angin yang berlalu, kertas itu hampir terlempar, andai saja kata assalamualaikum tidak terlihat oleh matanya.

"Apa ini?? Surat??" Najmi membukanya, mengamati tiap kata yang tertulis. Memperhatikan tiap goresan tinta yang terlihat hampir mengabur karena kertas yang terbasahi embun.

Nuril membacanya, bibirnya Lamat lamat mengucapkan tiap kata yang tersaji.

Assalamualaikum Nuril..
Semoga Nuril selalu dalam lindungan Allah.

Abang bingung harus menulis apa
Abang tak pandai merangkai kata
Tak pandai pula bicara tentang cinta
Tapi Abang harap tulisan ini bisa terbaca

Abang mencintaimu
Sebesar matahari
Yang sering dianggap menghilang
Padahal nyatanya selalu ada
Bersembunyi dibagian lain

Tapi sinar cintaku selalu ada
Walau matahari tak menampakkan dirinya di malam hari
Sinarnya tetap bersinar lewat rembulan
Agar kau mampu memandangnya
Agr kau bisa menikmati hangatnya sinar rembulan

Maaf jika cintaku terkadang menyakitimu
Tapi percayalah
Aku mencintaimu
Sangat mencintaimu

Jaga diri baik baik Nuril
Tunggu saya lima tahun lagi
Sekarang saya harus meneruskan langkah
Dan Magelang adalah tujuan selanjutnya
Tunggu saya memantaskan diri sebelum menjadi imammu
Tunggu saya Nuril

Ana uhibbuki fillah

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh

Najmi menutup mulutnya, air matanya menetes membasahi pipi. Surat ini sudah jelas dari Syarif. Tapi kenapa baru terlihat olehnya?? Kenapa Najmi tak menyadari surat itu sejak kemarin??

Najmi membaca ulang tiap kata yang terlihat tertulis secara mendadak dan apa adanya. Terlihat berantakan tapi dia menyukainya. Dia menyukai apapun yang berasal dari Syarif, bahkan tiap sakit yang Syarif berikan mampu membuat Najmi tetap mencintai Syarif.

"Abang." Najmi merintih,menyebut sebuah nama yang tak kunjung memberinya kabar apapun sampai hari ini.

"Kenapa Abang gak pernah kasih kabar lagi??"

Ada Aku Disini (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang