AAD #72 ✅

2.1K 66 0
                                    

╭──────────╮
𝑨𝒖𝒕𝒉𝒐𝒓'𝒔 𝑷𝑶𝑽
╰──────────╯

Rumah Najmi Desa Baiturrahman
9 Mei 2018

Sejak sore Munib dan Najmi sudah sibuk mempersiapkan dekorasi untuk ulang tahun keduanya yang akan segera datang. Sengaja memilih rumah Najmi karena mereka akan mengenang kembali masa kecil mereka.

"Pita ini pasang dimana Na??"

"Terserah kamu aja, ini kan ulang tahunmu juga."

Munib berdecak, dia adalah seorang laki laki yang tidak tau letak keestetikan sebuah hiasan. Dia menempelnya asal lalu mengambil balon balon lalu mengisinya dengan udara dalam kurung jigong.

"Pake pompa Mun, nanti kalau balonnya meletus bau semua ruang tamuku." Sindir Najmi sambil melirik Munib dengan ujung matanya.

"Iyaaa.."

"Besok kamu mau cari kado dimana??" Tanya Najmi setelah menyelesaikan pekerjaannya.

Munib diam sejenak. "Mungkin ke gudang rumah aku, banyak barang gak kepake disana."

Najmi menyipitkan matanya, melihat Munib dengan tatapan sinis. "Hadiahmu juga bakal aku ambil dari tong sampah." Balas Najmi penuh dengan dendam.

"Udah jangan bahas kado dulu, kado itu rahasia. Mendingan sekarang kita iuran buat beli kue ulang tahunnya." Usulan Munib membuat Najmi bersemangat, dia tidak pernah merayakan ulang tahunnya di kampung yahida, dan itu berarti Najmi juga tak pernah punya kue ulangtahun untuk dirinya sendiri.

"Beli dua ya." Ujar Najmi sambil tersenyum.

"Siapa yang makan??"

"Nanti aku undang temen temen pondok."

Munib mendesah, dia tak mau ada orang lain di pesta ulang tahun ini. Dia ingin berdua bersama Najmi, membuat kenangan indah sebelum akhirnya berpisah.

"Satu aja lah, aku gak ada duit." Munib membuat alasan.

"Aku ada." Ucapan Najmi membuat Munib harus mencari alasan lain.

"Toko kuenya sehari cuma bikin satu Na."

Najmi berdecak, agaknya dia paham dengan situasi yang ingin Munib ciptakan. "Oke beli dua yang kecil, aku mau kue ulang tahunku sendiri, dan kamu mau kita ngerayain hari ulang tahun kita cuma berdua. Iya kan??"

Munib mengangguk, akhirnya Najmi mengerti walau tak dia ucapkan.

"Ya udah, sholat isya dulu yuk." Ajak Najmi, Munib kemudian bangkit lalu segera ke kamar mandi.

****

Suara klakson mobil membuat doa keduanya terganggu.

"Siapa Na??" Tanya Munib penasaran.

Najmi mengangkat bahunya, "gak tau."

"Liat geh." Titah Munib lalu melanjutkan doanya.

"Temenin geh kampret, kalau itu penculik gimana??" Najmi menarik baju Munib.

Keduanya akhirnya berjalan perlahan mengintip lewat jendela.

"Habib Kahfi." Seru keduanya berbarengan.

"Ngapain dia kesini??" Tanya Munib penasaran.

"Mana aku tau."

"Cepet ganti baju sana!! Gak sopan banget ada habib bertamu tapi pake baju kayak gitu." Ucap Munib setelah memandangi Najmi dari atas ke bawah.

"Yang nyambut siapa dong??" Tanya Najmi panik.

"Aku aja, udah sana pergi." Munib mengusir Najmi.

"Eh, bentar!! Kamu jangan bilang temenku ya. Bilang aja sodara, gak enak kalau dikira yang aneh aneh karena kita cuma berdua." Pesan Najmi sebelum beranjak pergi.

Ada Aku Disini (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang