AAD #45 ✅

2.5K 78 3
                                    

╭──────────╮
𝑨𝒖𝒕𝒉𝒐𝒓'𝒔 𝑷𝑶𝑽
╰──────────╯

Rumah Najmi Desa Baiturrahman
27 April 2018

"Gimana kalau papa Adrian nikah sama ibunya Munib??" Najmi mengeluarkan gagasannya.

Munib dan Adrian langsung saling pandang. "Nggak nggak nggak!!" Keduanya kompak menyuarakan jawabannya.

"Ciee kompak, calon sodara nih ye!!" Najmi menggoda keduanya.

Munib dan Adrian saling pandang lagi sambil mengeluarkan pandangan jijik satu sama lain.

"Gak usah aneh aneh Na."

"Kenapa?? Kan bagus kalau kalian punya ibu dan papa baru." Najmi masih mempertahankan idenya walau semesta menolaknya.

"Gimana kalau ibumu jadi ibu mertuaku Mi??" Adrian malah memberikan ide yang lain.

"Kamu mau nikah sama adekku Dri?" Najmi bertanya balik pada Adrian.

"Sama kamu lah." Adrian menaik turunkan alisnya, menggoda Najmi.

"Jangan mau nikah sama anak Papa Na!! manja dia mah, gak bisa angkat galon, gak bisa pasang gas, gak bisa masang lampu." Munib menyuarakan semua kekurangan Adrian.

"Tinggal nyewa pembantu apa susahnya sih." Adrian tak mau dianggap lemah, karena bagi Adrian, aku punya harta aku punya kuasa.

"Heleh."

"Gak jelas."

"Apaan sih!!"

"Sini berantem yuk!!"

"Adu bola kalau berani!!"

*Krruuukk* suara perut.

Najmi nyengir karena tiba tiba atensi keduanya beralih pada Najmi.

"Laper Na??" Munib tertawa kecil.

"Ya Allah,, calon istriku lapar. Ayo kita harus bergegas ke rumah makan Padang. Kalau terlambat nyawa Najmi dalam bahaya." Adrian memulai aksi dramanya lagi.

"Eh,, makan ke rumahku aja yuk. Ibuku tadi pagi masak ayam."

Tawaran Munib membuat Najmi dan Adrian berbinar, sudah lama sekali keduanya tidak merasakan masakan rumahan.

"Kuy!!" Adrian bangkit paling pertama.

"Ayok!!" Najmi juga terlihat bersemangat.

"Beresin dulu hey!!" Munib bergerak mengumpulkan sampah sisa Snack dan beberapa gorengan untuk dibawa pulang.

"Ayo berangkat!!"

****

"Rumahmu gede juga bang." Adrian memandang kagum bangunan didepannya.

"Iyalah, kaya kan gua." Munib sombong sejenak.

"Masih gedean rumahku sih." Perkataan Adrian membuat Munib diam. Najmi terkikik, diatas langit selalu ada yang lebih tinggi.

"Assalamualaikum!!" Ketiganya serempak mengucapkan salam setelah sampai didepan pintu.

"Ibu!! Aku pulang!!!" Munib berteriak lantang, takut tak terdengar karena mungkin ibunya masih didapur.

"Iya sebentar!!" Sebuah suara lantang menyaut, disusul derap kaki yang terdengar terburu.

*Ceklek* pintu terbuka

"Wa'alikumsalam." Sofiyah, ibu Munib datang dengan setelan khas ibu rumah tangga pada umumnya.

"Hai ibunya bang Munib!!" Adrian melambaikan tangannya pada Sofiyah, Sofiyah membalasnya dengan senyuman.

Ada Aku Disini (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang