"Selamat pagi dunia,
Salam manis buat dia yang tercinta,"-Lalisa Bintari-
_____________________________
SUARA Maria begitu nyaring terdengar dari lantai bawah.
"Abi!!"
Wanita yang berusia hampir setengah abad itu berjalan menghampiri kamar anaknya. Ia merasa jengkel melihat Abi yang masih tertidur pulas saat jam menunjukkan pukul 06.45. Kebetulan Abi hari ini sedang PMS sehingga ia tidak melaksanakan sholat untuk sementara waktu.
Abi adalah spesies anak yang gampang tidur tetapi susah untuk bangun pagi. Butuh tenaga ekstra dan stok kesabaran yang berlipat-lipat untuk menghadapi anak itu jika sudah tertidur. Maria menghela napas berat saat membuka pintu kamar Abi. Perempuan itu masih bergelut dengan guling dan bantal tanpa menghiraukan panggilan sang Mama. Maria berjalan mendekat kemudian menarik selimut Abi.
"Astagfirullah, Abi! Bangun!! Ini anak emang kurang gizi yee,"
"Abi!!" Maria menepuk pipi Abi cukup keras. Lalu berjalan ke arah tirai dan membuka lebar-lebar. Membiarkan cahaya pagi masuk melalu celah jendela.
"Abi!!" Panggil Maria untuk kesekian kalinya.
Respon Abi hanya menggeliat mencari posisi ternyaman dan menarik selimut kembali. Diakhir gerakan Abi, ia tersenyum. Seakan menikmati indahnya mimpi yang berbanding terbalik dengan realita kehidupan.
Stok kesabaran Maria sudah habis. Ia merasakan kemarahanya sampai di atas ubun-ubun. Tanpa banyak gerakan, Maria berjalan ke arah kamar mandi dan mengambil gayung beisi air. Menumpahkannya isinya tepat di wajah Abi.
"Aaa!! Shawn Mendes kekasihku, cintaku, aku padamu!!" Abi terkejut dan terbangun seketika. Tangan Abi refleks mengusap wajah yang basah karena air. "Yah, cuma mimpi. Padahal tadi hampir nikah sama Shawn Mendes, kekasih Abi."
Wajah Abi berubah sedih. Lalu menggaruk kepala bagian belakang dan menguap tanpa menutup mulut yang terbuka lebar seperti goa.
Maria menggelengkan kelapa, bingung dengan sikap anaknya yang kelewat aneh, "Shawn Mendes pala lu peang! Dasar kebo betina!"
Maria memang sudah tua, umurnya bahkan mendekati setengah abad. Tetapi jiwa muda dalam dirinya masih tertanam kuat dan sulit dihilangkan. Sifat inilah yang menurun ke Abi.
"Eh Mama.. sejak kapan berdiri di situ?" Abi nyengir bodoh, tidak bersalah.
"Sejak zaman Meganthropus terbentuk!! Sekarang jam berapa?!"
Abi refleks melihat jam beker yang terpaku manis di atas nakas, "Jam 06.50. Mama ngapain tanya Abi? Kan bisa liat sendiri."
"Gak sekolah?"
"Sekolah, lah."
Hening. Ada jeda beberapa detik. Maria memang tahu, anaknya itu termasuk kategori LOLA alias Loading Lama. Maria mulai menghitung mundur dalam hati.
Satu,
Dua,
Tiga,
KAMU SEDANG MEMBACA
Abi dan Abrar
Teen Fiction[SELESAI] Mencintaimu bukan perkara yang mudah. Aku harus melewati jalan berlumpur dan penuh lubang. Jika aku salah langkah sedikitpun, maka aku akan jatuh dalam kubangan lumpur yang kau ciptakan. Hingga aku memahami; betapa sulitnya sebuah perjuan...