"Aku ingin bersamamu.
Hari ini,
Esok,
Lusa,
Selamanya."-Lalisa Bintari-
________________________________
Abi: Abrar di mana?
Abi meminum secangkir kopi susu. Membuang pandangan ke luar jendela. Mengamati orang-orang berjalan dengan keperluan masing-masing. Saat ini, Abi berada di toko bunga Maria Indah. Hari sabtu, hari libur sebelum hari minggu.
"Kak Lalisa, Ducky minta main baleng." Risa berucap dengan nada cadel.
Abi tersenyum. Mengelus-elus pucuk kepala adik tersayang yang telah lahir ke dunia. Risa kembali sibuk berbicara dengan boneka bebek berwarna kuning. Duduk di samping Abi dengan kelucuan yang alami ia punya.
Abi kembali memandang luar jendela. Awan berubah menjadi abu-abu. Menghadirkan hawa dingin, meskipun tidak sedingin di Negara Eropa. Angin berhembus pelan. Namun, mampu menerbangkan dedaunan yang tanggal dari ranting. Tidak ada petir. Tetapi cukup menghadirkan suasana sepi.
Drrttt.. Drrrttt..
Ponsel Abi bergetar. Menandakan ada pesan yang baru saja masuk.
Abrar: rmh Rayhan.
Seulas senyum mengembang di bibir Abi. Membaca pesan Abrar membuat hati kecilnya menghangat.
Abi: Abrar, ke sini dong.. di toko bunga Mama. Ya? Please.
Bosan. Sungguh, Abi benar-benar bosan. Maria sedang sibuk dengan pelanggan. Membicarakan rencana yang tidak Abi mengerti.
"Kak, Ducky pengen jalan-jalan." Risa menatap Abi dengan mata berbinar.
Abi tersenyum. "Ducky mau ke mana?"
Risa menggeleng. Rambut keriting itu bergoyang ke kanan dan ke kiri. Menambah rasa gemas ingin mencubit pipi yang seperti bakpao. Risa kembali asik bermain dengan Ducky. Menghiraukan pertanyaan yang terlontar dari sang Kakak.
Anak kecil memang lucu. Apapun tingkah dan kelakuannya. Siapapun akan tergoda untuk menjahili. Namun, masih ada orang yang tega menyakiti bahkan membunuh anak di bawah umur. Di manakah rasa kemanusian orang itu?
"Abi, jaga toko bentar ya. Mama mau ambil sesuatu di rumah." Maria mengendong Risa. "Jaga toko baik-baik! Warisan ini."
Abi memutar bola mata malas. "Iya Mamaku, sayang.."
"Assalamualaikum." Maria pergi membawa Risa dalam pelukan.
"Waalaikumsalam."
Sunyi. Awan hitam mulai bergerak karena tertiup oleh angin. Suara botol yang terkena angin terdengar nyaring. Abi menghembuskan napas pelan. Bosan.
==§§§==
"Papa, Luna pengen beli bunga." Luna merengek di dalam mobil berwarna silver.
Anto melirik anak perempuan kesayangannya. "Buat apa, sayang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Abi dan Abrar
Teen Fiction[SELESAI] Mencintaimu bukan perkara yang mudah. Aku harus melewati jalan berlumpur dan penuh lubang. Jika aku salah langkah sedikitpun, maka aku akan jatuh dalam kubangan lumpur yang kau ciptakan. Hingga aku memahami; betapa sulitnya sebuah perjuan...