35 Bullshit

342 27 4
                                    

Now playing: Gloria Jessica-Dia tak cinta kamu

Vomment ya

Happy reading!

________________________________

"Kadang aku ingin menjadi dia
Dia yang tidak perlu berjuang untuk mendapatkanmu."

-Lalisa Bintari-

__________________________________

SEMINGGU berlalu, serangkaian ujian dilalui. Abi bertahan ketika hati tengah merintih kesakitan. Setiap pagi ia akan mengunjungi rumah Abrar dan menanyakan kabar laki-laki itu. Meski yang didapatkan caci maki dari Evelyn, Abi tidak mundur dan menyerah. Abi memutuskan untuk berani menghadapi Evelyn, bagaimanapun Evelyn adalah sosok yang baik dan ia tidak berhak untuk dijauhi.

Semakin hari sikap Abrar semakin tidak peduli. Abrar akan mengucapkan kata yang singkat dari biasanya. Abi tidak mengerti mengapa sikap Abrar berubah. Sebagai seorang wanita ia merasa dipermainkan. Setelah diajak terbang tinggi dengan mudahnya Abrar menjatuhkan ke dalam jurang. Abi ingin marah namun ia sadar Abrar tidak akan peduli. Jadi, percuma marah, yang ada menguras energi.

Pagi ini, Abi akan menyiapkan mental untuk bertemu Evelyn kembali. Abrar tidak berangkat sekolah selama seminggu, mau tidak mau Abi harus mengunjungi rumah laki-laki itu karena semua pesannya diabaikan oleh si Penerima. Abi yakin, cepat atau lambat Evelyn akan maafkan kesalahannya.

Setelah menekan bel, pintu terbuka. Evelyn muncul dengan gaya yang angkuh. Abi tersenyum. Apapun reaksi Evelyn, Evelyn tetaplah wanita yang mempunyai hati selembut seorang ibu.

"Ngapain kamu ke sini lagi?" Evelyn menaruh tangan di dada.

Abi tersenyum manis. "Mau ketemu Abrar Tante."

"Abrar tidak mau bertemu denganmu, sebaiknya kamu pergi dari rumah saya."

Abi menghela napas panjang. "Abi sudah tidak bertemu Abrar selama seminggu ini Tante. Abrar juga enggak balas pesan Abi. Abi boleh ya ketemu Abrar?"

"Tidak boleh."

Abi menunduk pasrah. "Ya udah."

Terjadi keheningan beberapa saat. Evelyn menunggu Abi pergi dari rumahnya, namun perempuan itu tidak kunjung beranjak dari tempat semula.

"Apa lagi?" Ucap Evelyn lelah. Ia merasa heran dengan sikap Abi, meskipun berulang kali diabaikan perempuan itu tetap datang. Apa ia tidak lelah dibentak?

Abi tersenyum. "Ini ada makanan buat Tante, Abi yang masak sendiri loh. Meskipun gak enak banget, tapi layak dimakan kok hehe.."

Evelyn menatap rantang yang disodorkan Abi. Perempuan itu masih tersenyum manis, terlalu manis hingga membuat ia lupa akan kesalahannya dulu.

"Tante jangan khawatir, masakan Abi enak kok, Mama aja bilang gitu. Diterima ya Tante? Sayang kalo dibuang nanti makanannya nangis." Abi meraih tangan Evelyn dan memberikan rantang yang berisi makanan. "Kalo begitu Abi berangkat sekolah dulu, Assalamualaikum."

Abi menyambut tangan Evelyn dan mencium penuh khidmat. Ia melangkah pergi dari pekarangan Abrar dengan sepeda biru yang biasa dibawa ke sekolah. Evelyn menatap punggung Abi yang perlahan-lahan menjauh dari pandangan mata. Tanpa sadar, setitik air mata jatuh membasahi pipi.

Abi dan AbrarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang