16 Kencan

425 36 56
                                    

"Ini bukan teori tentang Fisika ataupun Kimia,
Ini tentang cinta sederhana yang kadang tak perlu logika."

-Lalisa Bintari-

________________________________

ABI mengacak-acak seluruh isi dalam lemari baju. Melemparkan setiap baju di sembarang tempat. Kapal pecah. Bisa dibayangkan bagaimana berantakannya kamar Abi sekarang.

Sejak subuh, Abi sudah mencari baju yang sekiranya pantas untuk dikenakan. Namun, tidak satupun baju yang terlihat cocok untuk Abi. Kecemasan mulai menyergab tubuh kecil Abi. Tersisa dua jam lagi sebelum acara nge-date bersama Abrar. Ia harus tampil cantik dan menawan di depan Abrar!

Hari ini adalah hari minggu. Hari di mana akan diberlangsungkan acara kencan antara dua manusia yang bersahabat dari kecil. Hari yang Abi nanti-nantikan selama seminggu! Namun, ada satu masalah. Abi mulai memberantakan rambut frustasi. Ia bingung sekarang. Baju mana yang harus ia kenakan?! Seluruh baju di lemari sudah Abi keluarkan. Menyebar memenuhi kamar.

Cinta memang membingungkan. Ingin tampil menawan agar dikagumi. Namun, sebagian  orang memahami cinta hanya bagian luarnya saja. Cinta lebih dari itu. Ada banyak makna dari cinta yang tidak diketahui.

"Kak!" Terdengar teriakan Lisna dari lantai bawah. "Sarapan udah siap!"

Tidak ada jawaban. Tidak ada pergerakan dari pintu kamar Abi. Lisna menghela napas pelan. Sedang apakah kakaknya itu?? Akhirnya, Lisna memaksakan kaki menghampiri kamar Abi. Ia membuka pintu kamar tanpa mengetuk terlebih dahulu.

Lisna terbelalak. "Astagfirullah.. ini kamar apa kandang tokek?!"

Lisna berjalan masuk dengan perlahan. Memandang takjub kamar Abi. Baju bergelantung sembarangan. Di tempat tidur, meja belajar, dan lantai. Sungguh! Warna-warni dan indah sekali..

"Lisna, tolongin gue! Enggak ada waktu lagi!!" Abi memohon di hadapan Lisna.

"Mau sakaratul mau lo?" Lisna menatap Abi melas. "Enggak papa kok, kak.. insyaAllah gue ikhlas. Yang tenang ya di sana. Gak usah mikirin utang lo ke gue juga. Gue bakal sering-sering kirim doa kok,"

"Issshhh.. sakaratul maut, gundulmu! Hidup gue masih panjang pe'a." Abi menyentil dahi Lisna cukup keras.

Lisna mengerucutkan bibir sambil mengusap dahi yang terasa perih. "Habisnya kakak sih yang gak jelas.."

Abi tidak memperdulikan ocehan Lisna yang menyalahkannya. Ini keadaan darurat! Siaga 1 ..

Abi menguncang bahu Lisna bruntal. "Tolongin gue! Gue harus pake baju apa kalo mau nge-date sama Abrar?!!"

"Cie.. yang mau nge-date," Lisna menggoda Abi dengan tersenyum mengejek.

Abi menatap Lisna nyelanang. "Gue nanya ya.. bukan mau ngajak gelut!"

"Iya iya.. dasar jomblo angkut,"

"Eh, anak cemek! Tau apa lo tentang jomblo?!"

Lisna tidak menjawab pertanyaan Abi. Ia melangkah memandang satu persatu baju Abi yang tersebar. Menerka-nerka baju mana yang cocok untuk kakaknya yang cerewet. Lisna berpikir sejenak. Mata Lisna akhirnya jatuh pada baju sederhana berwarna putih polkadot.

Abi dan AbrarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang