Now playing: Dengan caraku- Brisia jodie feat Arsy Widianto
Happy reading 🙇
________________________________
"Tidak akan kubiarkan perempuan lain mendekatimu."
-Lalisa Bintari-
________________________________
HARI-HARI berlalu, keadaan Abi semakin membaik. Selama ia sakit, tidak sedikitpun Abrar meninggalkannya, laki-laki itu bersikap perhatian dan lembut dari biasanya, membuat hati Abi berbunga-bunga dan terbang tinggi. Abrar yang mempunyai sifat dingin dan tidak peduli menjadi sosok yang perhatian dan lemah lembut adalah kemajuan yang besar. Ia harus semangat untuk mendapatkan cinta Abrar, tinggal sedikit lagi, Abi akan meraih hatinya.
Selama sakit, Kevin juga menemani. Beberapa kali laki-laki itu bertemu Abrar, tatapan dingin dan sikap yang tidak baik ia tunjukan. Namun, tidak pernah sedikitpun ia mengajak bertengkar, hanya tatapan sinis dan rasa tidak suka yang dominan. Ada dua laki-laki tampan yang menemani Abi di saat sakit. Sungguh, keberuntungan yang tidak mungkin didapatkan oleh perempuan lain.
Di sekolah, Luna selalu mengadakan aksi pendekatan dengan Abrar. Tindakan Luna membuat Abi merasa muak dan ingin mencabik-cabik wajah cantik itu. Gosip tentang Abrar dekat dengan Luna menyebar dalam hitungan hari, membuat rasa geram dalam diri Abi. Ia berjuang selama 18 tahun, namun tidak sedikitpun dianggap oleh Abrar. Sedangkan Luna hanya beberapa hari sudah mendapatkan posisi yang tidak bisa ia dapatkan. Tidak adil, bukan?
Tentang aksi pembulian, kini, Abi selalu berangkat pagi. Untuk apa? Untuk membersihkan semua bekas kapur yang ada. Ia tidak menganggap sebagai masalah yang berat. Orang lain boleh berkomentar sesukanya, entah itu baik ataupun buruk. Tugas Abi hanya mendengarkan kemudian bersikap tidak peduli, biarkan mereka bertingkah semaunya. Ia juga melarang Ratna dam Sherlyn untuk membersikan bangku bekas kapur karena ia bisa melakukan sendiri.
Kriiiingg!! Kriiingg!!
Jam istirahat berbunyi nyaring, membuat siswa-siswi di kelas berhamburan keluar kelas. Abi bersiap-siap menuju kantin karena Luna akan melakukan aksinya di sana.
"Lo mau ke kantin lagi?" Tanya Sherlyn.
"Iya, gue harus menggagalkan niat buruk mak lampir." Abi memberekan buku dengan cepat.
"Lo gak capek apa? Abrar aja gak peduli sama lo." Ratna geram dengan sikap Abi yang tidak kenal lelah.
Abi menghela napas panjang. "Terus gue harus gimana? Diam aja? Kalo gue diam nanti si mak lampir itu bakal ngebet terus sama Abrar."
"Iya juga sih."
"Kalian ikut ke kantin gak?" Abi berdiri hendak ke kantin.
"Gue enggak ikut deh kayaknya, pacar gue minta ketemuan." Sherlyn terkekeh pelan.
"Iya deh iya yang punya pacar, kayaknya gak bisa pisah tuh." Ucap Ratna.
"Ho'oh kali ini gue setuju sama macan betina." Ucap Abi. "Yok, ke kantin."
Ratna mengangguk dan merangkul pundak Abi. Sedangkan Sherlyn bersikap tidak peduli, kedua sahabatnya memang tidak pernah lupa untuk mengungkit Frendy dalam setiap pembicaraan. Mungkin karena hanya dirinya yang mempunyai status tidak jomblo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Abi dan Abrar
Teen Fiction[SELESAI] Mencintaimu bukan perkara yang mudah. Aku harus melewati jalan berlumpur dan penuh lubang. Jika aku salah langkah sedikitpun, maka aku akan jatuh dalam kubangan lumpur yang kau ciptakan. Hingga aku memahami; betapa sulitnya sebuah perjuan...