31 Luna Pingsan

326 23 10
                                    

Now playing: Rewrite the stars-Anne Marie feat James Arthur

Cari liriknya di google deh guys.. nyesek amat artinya😢

Happy reading 😚😘

__________________________________

"No one can rewrite the stars
How can you say you'll be mine?
Everything keeps us apart
And i'm not the one you were meant to find"

-Abraham Putra Atmaja-

__________________________________

UPACARA hari senin membuat sebagian siswa berkeluh kesah. Mereka malas berdiri dengan durasi lama, mendengarkan amanat dari kepala sekolah yang panjangnya melebihi panjang rel kereta api. Mereka harus dipanggang di bawah sinar matahari bagaikan daging yang siap untuk disantap. Tidak heran jika mereka kembali ke kelas dengan kulit yang cokelat dari biasanya.

Abi bersiap menuju lapangan setelah membersihkan bangku. Kapur dengan tulisan yang tidak beradab masih ditemukan. Ia ingin tahu, siapa pelaku dari aksi pencoretan bangkunya? Biarlah mereka berbuat dengan semaunya, Abi hanya menerima, menanggap bahwa mereka iri dan ingin berada diposisi Abi.

Abi berjalan bersama Ratna dan Sherlyn, berbicara dan bercanda. Tanpa sengaja, mata Abi bertemu dengan mata Abrar yang hendak menuju lapangan. Namun Abrar lebih dahulu memalingkan wajah. Sebenarnya hubungan Abi dan Abrar merenggang akibat hadirnya orang lain. Meskipun begitu, ia tetap mempertahankan Abrar apapun yang terjadi.

Di sisi lain, Abrar merasa canggung bertemu Abi. Ia ingat kejadian yang kemarin, ketika Abi dekat dengan laki-laki lain. Bahkan tadi pagi Kevin sudah menyapa dan melontarkan jokes yang membuat Abi tertawa. Sungguh, ia cemburu. Diam-diam memperhatikan gadis itu tertawa dan tersenyum karena Kevin membuat mood-nya berantakan. Ia ingin mengungkapkan namun tidak terlatih dan mahir dalam hal itu.

Lagi-lagi Luna membututinya setiap hari, jam, menit, dan detik. Ia seperti induk yang menjaga anaknya. Tidak dapat bebas dan terkekang dengan satu orang yang sudah jelas ia tidak nyaman berada di dekat perempuan itu. Abrar sudah berulang kali menuju ke suatu tempat yang tidak mungkin dicapai oleh Luna, namun perempuan itu selalu dapat menemukannya. Jadi, mau tidak mau ia harus terbiasa dengan keberadaan Luna.

Seperti biasa, Adit dan Risky bertengkar layaknya Tom and Jerry. Mereka memperdebatkan hal-hal di luar logika manusia seperti, mengapa seorang ayah tidak mengandung padahal sama-sama manusia atau mengapa celana dipakai di bawah bukan diatas. Konyol dan tolol, untuk apa memperdebatkannya? Menguras tenaga dan energi.

"Neng cantik kenapa? Kok mukanya pucet banget?" Risky bertanya kepada Luna karena perempuan itu terlihat tidak baik-baik saja.

"Enggak papa kok, gue baik-baik aja." Luna tersenyum lemah.

"Luna itu cewek yang kuat gak kayak lo yang lemah dan cengeng." Ujar Adit.

"Enak aja! Gue itu kuat kayak gatotkaca, otot kawat balung wesi." Risky tidak terima.

"Mana ada gatotkaca gendut kayak gajah ditampol pake wajan."

"Daripada lo? Gak punya daging kayak tengkorak hidup. Tikus aja takut liat lo nonggol tinggal tulang-tulang doang."

Abrar tidak mendengarkan ucapan Adit dan Risky. Ia terfokus pada Luna yang tidak terlihat seperti biasanya. Luna terlihat pucat dan lemas, ada setitik rasa khawatir yang mampir namun ia abaikan.

Abi dan AbrarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang