38 Segalanya Berubah

357 23 0
                                    


Now playing: Azmi-Pernah

Jangan lupa voment ya 😘

Happy reading!

__________________________________

"Aku terlalu nyaman denganmu,
Hingga tak kusadari bahwa keadaan tidak lagi sama."

-Abraham Putra Atmaja-

_________________________________

JANUARI, bulan di awal tahun. Awan hitam bergerak di langit, menandakan bahwa hujan akan datang. Udara dingin menyentuh lembut kulit, membuat sensasi dingin yang tiada tara. Menambah duka lara dalam hati yang sendu.

Sudah beberapa hari ini Abi bersikap tidak peduli kepada Abrar. Mengabaikan semua tingkah dan perilaku laki-laki itu. Abi tidak akan peduli jika Abrar dihukum atau pun terluka. Perempuan itu bersikap seolah-olah tidak pernah melihat dan mengenal seorang Abrar.

Jika bertemu, Abi akan berpura-pura tidak melihat batang hidungnya, mengacuhkan semua hal yang berbau Abrar. Hati Abi sudah terlalu sakit untuk bertahan, namun jika diperintah untuk melupakan juga tidak bisa. Abi tidak pernah tahu alasan dibalik sikap dan perilakunya, yang jelas ia ingin menghindar dari kepatahan hebat.

Abi tidak lagi menunggu Abrar di parkiran. Ia memutuskan untuk tidak peduli setelah diminta pergi oleh Abrar. Meskipun sampai detik ini, ia meragukan kesanggupannya dalam melupakan laki-laki itu, setidaknya ia bisa bertahan tanpa orang yang dicintai.

Abi berjalan menuju kelas. Masih terlihat sepi dan sunyi. Ia baik-baik saja, meski banyak masalah yang menghampiri, mulai dari Bu Ana yang mengawasi dua kali lebih ketat dari siswa lain, orang-orang yang mencela dan memakinya secara terang-terangan, meja coret-coret karena kebencian siswa lain.

Sebenarnya, Abi tidak mengerti di mana letak kesalahan yang membuat mereka membenci, apakah sefatal itu kesalahan yang diperbuat hingga membuat mereka bertindak di luar kemanusiaan? Aneh, tapi nyata. Bisakah Abi menyebutnya orang-orang yang iri hati?

Satu hal lagi, tentang Evelyn yang membenci Abi, kini, wanita cantik itu luluh dan mampu tersenyum ketika dirinya datang berkunjung. Sungguh, nikmat yang luar biasa. Ia bisa memiliki seorang ibu yang ramah dan penyayang, selain Maria. Abi bersyukur atas semuanya, semua yang Tuhan berikan.

Abi datang ke kelas. Ia menghela napas pelan. Coretan-coretan itu masih ada. Kata-kata yang menjijikkan sekaligus tidak pantas ditujukkan pada orang lain tertulis di sana.

Sok cantik!

Murahan!

Jangan deket-deket Abrar! Lo itu gak pantes, sadar diri dong! Dasar sampah!

Eh bajingan! Tau diri, jangan semua cowok lo deketin, serakah banget sih lo! Mending mati aja deh!

Jauhin Kak Kevin! Cewek liar!

Murahan, gak guna, buang aja ke kuburan!

GUE BENCI LO BANGSATTT!!

Anjirrr, muka kayak tai aja masih idup? hahaha, bunuh diri aja deh, hidup lo gak guna!

CEWEK MUKA PANTAT, GAK TAU MALU, JAUHIN RAYHAN!

Adit, Rayhan, Kevin, Abrar, semua cogan di sekolah, lo embat semua? Cih! Medusa tingkat dewa! Jijik gue!

Abi dan AbrarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang