06 - rega dikunci diluar

34.8K 1K 3
                                    

"Ng-ngapain sih lo?" Tanya fela sekali lagi.

Rega tidak menjawab. Ia hanya membalas dengan tatapan yang masih sama seperti sebelumnya. Ntah apa yang ada dipikiran rega saat ini, hanya rega dan tuhan yang tahu.

Fela ketakutan, meski tidak terlalu menampakkan wajah ketakutannya. Dan fela masih berani membalas tatapan rega meski bukan tatapan tajam, hanya tatapan bingung dicampur takut.

"Jangan macem-macem lo." Ucap fela memperingatkan.

"Kenapa sih lo? Please jangan main-main dong."

"Itu mata lo bisa dikondisiin nggak, tajam amat kayak pisau baru diasah,"

"Kesambet apa sih lo? Perasaan ni kos-kosan enggak angker deh,"

"Rega. Rega, jangan kayak gini dong reg, bikin gue takut aja lo,"

Tatapan rega tidak berubah, ia menatap mata fela dalam, meski tidak mencondongkan lebih dekat tubuhnya.

Setelah puas melihat wajah ketakutan fela. Tiba-tiba dan tidak disangka, rega langsung merubah 180° ekspresi mukanya menjadi tengil.

Iya menarik tubuhnya menjauh dan menghempaskan tubuhnya disofa, dengan tawa yang pecah. Ia tertawa puas.

Fela mengerutkan keningnya. Jujur ia bingung, dan fela merubah posisinya menjadi duduk. Fela melihat rega yang masih tertawa keras.

"Ah! Sakit perut gue." Ucap rega disela-sela tawanya sambil memegangi perutnya.

"Maksud lo apaan sih?" Tanya fela geram.

Rega berusaha menghentikan tawanya untuk menjawab pertanyaan fela. "Gapa-pa." Jawabnya tanpa rasa bersalah.

Fela heran. Bisa-bisanya dia bilang begitu setelah kejadian tadi. "Gapapa apa nya?" Tanya fela geram

"Apa?"tanya rega

Drttt drttt

Rega mengecek sebuah pesan masuk di handphonenya.

Dan Setelah membaca pesan itu rega keluar dari kamar kos fela ntah kemana.

Fela memperhatikan rega yang mulai menghilang dibalik pintu. Sebenarnya fela ingin bertanya, tapi ia gengsi untuk bertanya.

Dan akhirnya fela membiarkan saja rega pergi. Palingan juga beli jajan, itupun kalau ada uang.

Fela berniat tidur dan membaringkan tubuhnya, tapi sesuatu terlintas dalam otaknya. Fela beranjak dari tempat tidur sambil tersenyum picik kearah pintu.

Fela menongolkan kepalanya dan menoleh kekanan dan kekiri, tidak ada rega. Dan fela pun mengunci pintu kamar nya.

"Mati lu gak bisa masuk." Ujar fela jahat.

N I K A H M U D A

Rega berjalan kearah gerbang keluar, ia membuka gerbang dan berjalan menyusuri koridor.

"Ngapain sih ngajak ketemuan dicafe, malam-malam lagi. Besok kan bisa" Gerutu rega

Rega sampai dicafe, dan ia memasuki cafe, mata rega celingak-celinguk mencari seseorang yang tadi mengiriminya sms dan memintanya untuk datang kemari.

"EGA!"

Mata rega terarah kesumber suara yang memanggilnya tadi. Dipojok, ada seorang gadis yang melambaikan tangannya sembari tersenyum manis.

"SINI," teriak nya lagi

Rega tersenyum dan mengangguk, rega melangkahkan kakinya kearah gadis perempuan itu. "Udah lama nunggu?" Rega bertanya seraya menarik kursi dan duduk.

Gadis itu menggeleng. "Belum kok, baru aja."

"Kapan rara pulang dari korea?" tanya rega kepada gadis itu, yang bernama rara.

Rara arsya diana , sahabat rega sejak SD, kemudian terpisah karena rara ikut orang tuanya pindah kekorea karena urusan bisnis.

Rara memiliki wajah imut dan putih, senyuman nya manis. Dan orangnya jug lembut. Berbeda 100% dengan fela yang super duper galak.

"Tadi siang, maaf baru bisa nemuin rega malam ini. Soalnya tadi ngurusin barang-barang dulu dirumah, capek juga." Ucap rara menjelaskan dan merasa agak bersalah.

"Gapapa kok ra. Tapi kenapa harus malam ini? Besok kan bisa?"

Rara menggeleng. "Maunya malam ini. Soalnya udah kangen, hehe." Rara tersenyum malu.

"Bisa aja rara. Oh iya, rara pindah keindonesia atau cuman liburan?" Tanya rega penasaran.

Rara tersenyum. "Pindah keindonesia. Soalnya papa kerja diindonesia lagi," rara menjawab "kita bisa bareng lagi." Lanjutnya agak pelan dan tanpa menatap rega, hanya menunduk.

Rega tertegun, ada merasakan firasat bahwa rara menyukainya. Tapi rega dengan cepat menepis itu semua. Karena tidak mungkin gadis sepolos rara menyukainya, rara hanya menganggapnya kakak.

Rega mengangguk. "Iya kita bisa bareng lagi." Rega menyetujui

"Sebenarnya rara pengen ketemu rega lebih lama, cuman bunda udah nyuruh pulang." Ucapnya tak enak.

"Yaudah kalau gitu,"

"Enggak apa-apa kan? Padahal kita belum sempat makan atau minum apapun," ujarnya merasa bersalah.

"Gapapa kok! Kan lain kali bisa?"

"Yaudah. Rara pulang yah?" Rara berdiri dari duduknya begitu pula rega.

"Pulang pake apa?"

"Mobil kok. Kalau rega?"

"Jalan."

Rara mengernyitkan dahinya. "Kok jalan? Padahal kan rumah rega sama cafe ini jaraknya jauh."

Rega tersenyum. "Kebetulan rega lagi di kos-kosan papa," jawab rega

Rara mengangguk. "Yaudah, mau rara anter pulang?" Tawar rara

"Nggak usah. Kan deket."

"Yaudah. Rara pulang yah?" Rega mengangguk.

Rara pun melangkahkan kakinya meninggalkan rega, dan saat berada dipintu keluar rara berbalik, ia tersenyum dan melambaikan tangan ke rega yang masih ada ditempat.

Rega membalas dengan senyuman singkat. Lalu rara menghilang dibalik pintu.

"Huft! Laper, makan ah."ucapnya "Untung bawak duit." Lanjutnya.

N I K A H M U D A

Tok. Tok. Tok.

"Buka dong, fel?" Rega menggedor-ngedor pintu dari tadi tapi fela sam sekali tidak membuka kan pintu.

"Fel, lo tidur yah?" Tanya rega, ia berdecak pelan. Pasti fela sudah tidur dan mengkunci pintunya.

Rega berkacak pinggang, lalu membalikkan badannya, iya melihat kekanan kekiri. Pasti semuanya sudah tidur.

"Kenapa gue gak minta kunci serap sih?"

Dan salah rega juga, kenapa pulang jam dua belas malam. Iya rega tadi setelah bertemu rara, ia dihubungi temannya untuk menghadiri sebuah pesta dirumah temannya.

Alhasil , ia pulang jam duabelas malam lewat.

"Gimana gue masuknya coba? Lewat jendela? Dikunci! Terus gue tidur dimana?" Rega membalikkan badannya, lalu matanya tertuju pada kursi panjang yang ada didepan kamar kosnya dan fela.

"Masak ia gue tidur di sono?"

TBC.

JANGAN LUPA VOTE AND KOMENNYA YAH?

NIKAH MUDA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang