07 - Kucing bunting

34K 1K 7
                                    

Perlahan fela membuka matanya, ia menguap seraya merentangkan tangannya. Fela duduk lalu melihat kearah jam yang ada diatas meja.

Jam 05:30

Fela mengucek matanya. Seketika matanya melebar. "Rega!" Fela menyibak selimutnya lalu menaiki tangga dan melihat ketempat tidur rega.

Fela melotot. "Rega mana? Oh iya, gue kan tadi malam ngunciin pintu!" Ucapnya setelah ingat.

"Apa jangan-jangan rega gak pulang semalem?" Fela menebak-nebak. "Hm yaudahlah, ngapain juga mikirin dia." Acuh fela lalu berjalan kearah meja belajar, iya ingin menyelesaikan pr yang tadi malam belum sempat iya selesaikan.

Saat fela mendaratkan bokongnya kekursi, mata fela tidak sengaja melihat seseorang yang sedang terbaring dikursi panjang didepan kamarnya dari jendela.

"Kayak rega," karena penasaran fela melangkah menuju pintu dan perlahan membuka pintu.

"ASTAGA REGA." fela menutup mulutnya ketika melihat rega yang sedang tidur dan memeluk dirinya sendiri, rega kedinginan.

Fela menghampiri rega "Rega bangun!" Panggil fela sambil mengguncangankan tubuh rega.

Perlahan rega membuka matanya, mata rega menyipit melihat fela. "Eh, fela"

"Ngapain tidur diluar?" Tanya fela agak panik.

"Semalen gue pulangnya kemaleman, gue panggil-panggil juga lo gak nyaut, mungkin lo udah tidur kali." Jawab rega seraya merubah posisinya menjadi duduk

Fela menatap rega dengan perasaan bersalah, bersalah karena sudah mengunci pintu. Padahal walaupun pintunya tidak dikunci, akan aman-aman saja, karena penjagaan yang ketat.

"Kenapa lo?" Tanya rega

Fela sadar. "Gapapa, masuk yuk?" Fela membantu rega untuk berdiri.

"Hm gue gak sekolah yah hari ini. Soalnya gue ngerasa gak enak badan." Ucap rega

"Yaudah deh, mending lo lanjut tidur aja. Gue mau ngerjain pr dulu, belum siap." Titah fela

Rega mengangguk nurut, lalu berniat menaiki tangga tapi dihalangi fela. "Kayak nya lo gak enak badan. Mending tidur ditempat tidur gue, dari pada keatas. Susah!"

Rega tersenyum tipis lalu mengangguk dan merebahkan dirinya ditempat tidur fela.

"Kayaknya rega sakit deh, gara-gara kedinginan diluar. Apa becandaan gue terlalu yah?" Tanya fela dalam hati dengan raut wajah bersalah.

N I K A H M U D A

Bruk!

"Maaf-maaf." Ucap seorang gadis yang barusan menabrak fela, gadis itu adalah gadis yang sama dengan gadis yang ditemui rega dicafe.

"Gapapa."jawab fela, fela merasa asing dengan wajah gadis dihadapannya ini "Anak baru yah? Kok gue gak pernah liat muka lo?"

Rara tersenyum. "Iyah, saya baru aja pindah kejakarta." Jawabnya sopan

Fela mengangguk. "Yaudah, gue kekelas dulu yah," fela hendak pergi tapi dicegat oleh rara.

"Boleh anterin aku keruangan kepala sekolah gak, soalnya dari tadi muter-muter dikoridor tetap aja enggak ketemu ruangan bapak kepsek." Jelas rara

"Boleh. Ayuk" rara mengikuti langkah fela menuju ruangan kepala sekolah.

"Boleh kenalan?" Tanya rara berusaha membuat sebuah perbincangan dengan fela.

"Boleh. Nama gue felara anandara." Ucap fela sambil menjulurkan tangan.

Rara membalas jabatan tangan fela. "Kalau aku rara arsya diana, pindahan dari korea selatan, tapi aku orang indonesia kok." Rara dan fela melepaskan jabatan tangan mereka.

Mata fela melotot girang mendengar bahwa gadis ini berasal dari korea. "Beneran dari korea?" Tanya fela tak percaya.

Rara mengangguk. "Kenapa? Kok kayaknya kaget?"

"Gapapa. Berarti lancar dong bahasa koreanya?"

"Lumayan lancar sih."

"Sebenarnya gue suka banget sama korea, apalagi sama boyband korea," ucap fela antusias

"Beneran?"

Fela mengangguk. "Lain kali gue mau nanya soal korea yah, atau belajar bahasa korea, boleh gak?

Rara mengangguk antusias. "Boleh banget. Mudah-mudahan kita bisa jadi teman baik yah."

Fela mengangguk. "Semoga." Fela berhenti begitu juga rara. "Ini ruangan kepsek. Gue kekelas dulu yah?" Pamit fela

"Oke."

N I K A H M U D A

Bel pulang berbunyi beberapa menit yang lalu. Jadi semuanya berhamburan keluar kelas. Begitu pula fela dan anak baru, rara. Kebetulan mereka sekelas.

"Pas banget yah kita sekelas." Ucap rara dan fela yang sedang berjalan dikoridor menuju gerbang.

"Iyah, jadi enak deh ngobrolnya. Mana kita sebangku lagi."jawab rara

"Hm fela emang duduk sendirian yah,?" Tanya rara penasaran.

Fela menggeleng. "Gak kok, cuman dia lagi sakit, jadi enggak sekolah."

Rara mengangguk paham.

"Oh iya? Katanya kamu pindah kesini karena mau ketemu sama seseorang. Siapa?"

Sebenarnya rara ingin menjawab, hanya saja suara papa dari rara yang memanggilnya membuat rara mengalihkan pandangannya kearah papanya.

"Aku pulang duluan yah, fel?" Fela mengangguk sebagai jawaban.

Fela menunggu hingga rara masuk kedalam mobilnya dan pergi. Baru fela menyusuri trotoar dan melangkah pulang.

Lima menit dijalan, akhirnya fela sampai didepan halaman kos nya dengan membawa seekor kucing betina dan terlihat sedang hamil yang ia temui dihalaman depan tadi. Karena fela menyukai kucing dan melihat kucing itu jadi fela membawanya saja.

"Apaan tuh?" Tanya rega yang sedang berbaring disofa dan sedang menggenggam handphone.

"Kingkong,"

"Kok gue ngeliat mirip kucing?" Tanya rega bingung.

"Mata lo rusak kali." Fela meletakkan kucing itu kelantai, lalu ia melepaskan tasnya dan meletakkan tasnya ditempat tidur.

Rega terlihat agak segar dan sehat. Tidak seperti tadi pagi yang agak lesu dan kurang bersemangat.

"Lagi bunting tu kayaknya?" Tebak rega menunjuk perut kucing yang agak membesar itu.

"Iyah." Fela dudut ditepi ranjangnya sambil membuka sepatu.

"Ngapain lo bawak kesini? Dan siapa tu bapaknya? Jangan-jangan bunting diluar nikah lagi?" Terka rega ngaco

"Paan sih lo. Hewan kan emang gitu!" Jawab fela agak kesal

"Lo jangan kayak tu kucing yah? Hamil diluar nikah." Pesan rega

Fela mendengus. "Diam lo! Gue kan udah nikah nyet." Sentak fela lalu melangkah masuk kedalam kamar mandi.

"Ngode minta buruan dihamilin yah?"gumam rega pelan

Lalu Rega mendekati kucing betina yang hanya diam itu setelah fela hilang dibalik pintu kamar mandi. Rega mengelus kepala kucing itu.

"Siapa sih yang tega buntingin luh? Kasian amat. Mana gak tanggung jawab lagi, jantan apaan kayak gitu." Ucap rega sok jijik.

"Kan kasian kalau lo lahiran, ntar anak lu kagak ada bapaknya." Tambah rega lalu mengelus perut buncit kucing itu.

"MEOWW!"

Rega terlonjak kaget, seraya menjauhkan tangannya dari perut kucing itu, sepertinya kucing itu tidak mau perut nya dielus.

"Garang amat lu. Sama kayak fela!"

TBC

JANGAN LUPA VOTE AND KOMEN YAH

NIKAH MUDA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang