33 - Urat malu mana rega?

16.1K 541 69
                                    

Rega berjalan di lorong apartemen nya, dengan menyandang sebelah tas ransel hitamnya dan memakai baju kaos putih serta celana olahraga hitam berles kuning dan tentunya sepatu olahraga hitam serta rega memakai headband di keningnya sehingga menambah kesan badboy pada rega dan juga pastinya menambah kadar ketampanan rega. Namun Wajah rega terlihat kusut, dengan rambut yang basah karena keringat dan sedikit acak-acakan serta ada sedikit lebam disudut bibir kirinya, lebam itu rega dapat ketika sedang bermain basket, dan karena ada kesalahpahaman ia dengan lawan yang mengakibatkan rega dan lawannya saling pukul hingga terluka.

Kesalahpahaman rega dengan lawannya dimulai ketika ada seorang gadis yang mendekati rega saat rega sedang duduk di kursi penonton namun karena rega memang sedang kesal, jadi ia memarahi gadis tadi yang menurut nya menggangu  karena terus bertanya tentang rega, tapi ternyata gadis itu adalah adik dari lawan mainnya, gadis itu mengadu ke kakaknya karena sudah dimarahi dan akhirnya rega dan kakak gadis tadi terlibat perkelahian.

Rega memasukkan password apartemen nya, lalu membuka pintu dan masuk. Rega berjalan menuju kamarnya namun langkahnya terhenti saat berpaspasan dengan fela yang baru keluar dari dapur dengan segelas air putih dingin. Fela tersenyum, "Dari mana aja, kok kayaknya abis olahraga gitu?"

Rega menjawab dengan malas, "Main basket tadi diajakin haikal."

Fela mengangguk, namun saat ia hendak berjalan matanya tak sengaja melihat sudut bibir kiri rega yang lebam. "Itu kenapa?" Tanya fela agak panik.

"Oh itu. Jatuh tadi." Jawab rega berbohong.

Mendengar jawaban rega, fela malah tertawa. "Gimana tuh jatuhnya, sampe bibir gitu yang luka. Nyungsep ya terus muka lo nemplok dibatu?" Fela geleng-geleng kepala sambil tertawa geli lalu melanjutkan jalannya, dan duduk disofa.

Rega tadinya berharap bahwa fela tak akan percaya, lalu memaksa rega untuk jujur. Lalu rega akan pura-pura terpaksa jujur dan akhirnya fela langsung khawatir dan mengobati lukanya. Namun itu hanyalah angan belaka, sebab fela tak akan perduli padanya. Setelah terdiam beberapa lama didepan pintu dapur, ia kembali berjalan menuju kamarnya.

Rega melemparkan tasnya keatas kasur, lalu melepaskan sepatunya dan melemparkannya nya kedekat pintu, begitupula kaos kakinya. Rega membuka bajunya yang agak basah karena keringat lalu menyampirkannya dipundak. Ia ingin segera mandi sekarang.

Setelah beberapa menit mandi, rega keluar dengan celana kain pendek dan kaos biru langit polos dan agak longgar.
Rega melemparkan handuknya keatas tempat tidur, tempat tidur rega memang menjadi penampung alat-alat nya. Mulai dari tas, baju, celana, handuk serta ada beberapa bungkus snack yang masih ada isinya disana.

Karena ia malas membersihkan tempat tidurnya, karena rega termasuk jarang bahkan tidak pernah membersihkan tempat tidurnya saat ia masih berada dirumah orang tuanya, karena selalu ada pembantu atau mamanya yang selalu membersihkan, namun sekarang tidak ada lagi pembantu maupun mamanya. Dan ia harus belajar mandiri, tapi rega tidak mau mandiri atau lebih tepatnya malas mandiri. Jadi rega memilih keluar dari kamarnya dan berniat duduk didekat fela.

Rega menghempaskan pantatnya ke sofa disebrang fela, fela sendiri tengah asik dengan ponselnya, jari-jari manis nya sibuk menari-nari diatas keyboard ponselnya dan tidak menyadari kehadiran rega. Sementara rega sendiri tidak berminat menganggu fela sebenarnya, namun ia teringat bahwa fela tadi bertemu dengan Daniel, dan ia dibuat seperti orang gila. Akhirnya, sekarang rega berniat menganggu fela dengan pertanyaan-pertanyaan nya.

"Fela" panggil rega mencoba, agar fela menoleh padanya.

Fela mendongak, "Apa?"

"Lo tadi ngapain aja sama daniel?"

NIKAH MUDA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang