Fela keluar dari kamar mandi kamarnya dengan menggunakan celana jeans pendek selutut lalu dipadukan dengan baju kaos hitam yang bertuliskan: Anti cowok pengecut di depan dada. Tangan nya sibuk mengeringkan rambutnya dengan handuk. Karena tadi pulang basah-basahan sama rega akhirnya fela memutuskan untuk mandi dulu, walau pun sedang kedinginan. Fela jadi ingat tentang kejadian dilapangan tadi. Fela menghentikan gerakan tangannya pada handuk dikepala, lalu perlahan tangan itu turun bersama handuk putin itu. Fela berbalik lalu terduduk ditepi ranjangnya.
Ekspresi fela sekarang seperti orang linglung, ia mengingat kejadian tadi dan ia merasa seperti sedang berada didalam drama Korea. Romantis.Fela menggelengkan kepalanya dengan cepat sambil memejamkan matanya ia merasa malu. Handuk tadi ia gunakan untuk menutup wajahnya yang sekarang panas. Setelah ia merasa tenang, Fela membuang handuk tadi ke sofa lalu mengibaskan-ngibaskan tangan nya ke wajah, yang masih sedikit panas.
"Kok panas ya?" Tanya fela bermonolog dengan tangan masih mengipasi wajah. "Perasaan ase gak mati deh." Karena merasa panas didalam kamar. Fela lalu keluar berniat mencari udara segar diluar. Fela berjalan menuju balkon, udara jakarta terasa lumayan hari ini. Mungkin karena hujan tadi, bau khas sesudah hujan tercium oleh indra penciuman nya.
Fela menghembuskan nafasnya. Ia menggigit bibir bawahnya. Alisnya menyatu, matanya terlihat gelisah.
NIKAH MUDA
Disisi lain, didalam kamar rega. Rega sedang menenggelamkan wajahnya di bantal. Tangannya ia satukan lalu ia letak diatas kepala. Saat ini rega tengah memikirkan kenapa dirinya tadi berani sampai memeluk fela, kenapa ia tak memikirkan jikalau fela tadi memarahi nya karena ia lancang. Kenapa? Dan kenapa juga tadi ia mampu bertahan memeluk fela sampai beberapa menit padahal dirinya sudah akan pingsan karena jantungnya yang tidak mau di ajak kompromi. Rega memikirkan dirinya yang ntah dapat keberanian dari mana. Seumur hidup rega tidak pernah memeluk seorang wanita, kecuali ibu nya. Itupun hanya beberapa detik. Jikalau lama makan itu ibunya yang mengait rega dengan kuat hingga tak bisa lepas.
Rega memunculkan kepalanya, ia berusaha mengatur nafasnya yang tak karuan. Membuang nafas terus menerus hingga dadanya stabil. Lalu detik berikut nya ia tersenyum. "Beruntung banget tadi gue meluk fela." Ucapnya dengan bahagia, "Makasi yang udah ngasih gue keberanian buat meluk istri sendiri tapi pacarnya orang."
Rega menegakkan bahunya lalu turun dengan posisi merangkak kebelakang. Setelah kakinya menyentuh lantai ia berdiri, berniat keluar. Rega membuka pintu lalu berniat pergi kedapur untuk mencari makanan, karena rega sekarang kelaparan. Tidak cukup hanya makan bakso semangkok tadi.
Tapi langkah kakinya yang berniat ke dapur terhenti saat matanya melihat fela yang berdiri dipagar pembatas balkon. Rega mengurunkan niatnya untuk ke dapur lalu beralih ke balkon untuk menghampiri fela. Rega berdiri disamping fela namun posisinya menghadap kedalam apartemen, sedangkan fela membelakangi apartemen. "Ngapain lo? Gak niat bunuh diri kan gara-gara tadi gue peluk?"
Fela memandang rega, "Apa hubungan nya lo peluk sama mau bunuh diri?"
Rega mencebikkan bibirnya sebelum menjawab, "Kali aja lo kelewat bahagia sampai-sampai pengen terbang, maka nya lo coba loncat siapa tau nimbul sayap dipunggung."
"Ngacok parah lo. Kayak nya dokter kemarin salah deh?"
Rega menyatukan alisnya. "Salah apa?"
Fela membalikkan posisinya, sama sama menghadap kedalam apartemen. "Pasti dokter lupa bilang kalau otak lo jatoh pas kecelakaan kemarin." Kata fela dengan menekankan kata jatoh.
Rega menghadap fela, "Kalau otak gue jatoh gue gak bakalan hidup. Dan gue gak bakalan meluk lo tadi." Jawab rega juga dengan menekankan kata jatoh.
KAMU SEDANG MEMBACA
NIKAH MUDA [Completed]
Teen FictionHanya takut untuk mengatakan, karena belum siap dengan jawaban. - regata agantara Jika takut mencoba memperjuangkan, maka mantapkan hatimu untuk menerima resiko. - felata anandara Cover by: Bella krunia 027 --------------- Felata anandara Gadis SM...