Ber ulang kali...
Aku mencoba... Selalu untuk mengalah...
Demi keutuhan kita berdua...
Walau kadang sakit...
Lihatlah tanda merah dipipi...
Bekas gambar tanganmu...
Sering kau lakukan... Bila kau marah
Menutupi salahmu...
Sama kah aku bagai burung disana?
Yang dijual orang.... 🎶🎶🎶
"Sama!" Fela ntah datang darimana dan langsung menyambar, ia menjawab lirik lagu yang rega nyanyikan dengan keras, dan seolah olah berusaha mendalami lagu itu dengan ekspresi sok tersakiti karena disakiti oleh kekasihnya.
Rega menghentikan musik yang mengalun di handphone nya, meletakkan benda pipih berwarna hitam itu kemeja. Lalu memandang fela yang sekarang duduk di sebrang nya dengan tatapan menyalang. "Bisa gak kalau gak nyambung, perasaan dari kemarin selalu nyambung kata-kata gue." Gerutu rega tak suka.
"Enggak!"
Rega menghembuskan nafas terakhir, eh maksudnya menghembuskan nafas dengan kasar, ia berdiri seraya tangan nya menggapai handphone yang ia taruh di meja tadi, "Susah kalau bicara sama nenek lampir." Tentu rega langsung berlari masuk kedalam kamarnya setelah mengatai fela nenek lampir. Sebelum fela menerjang nya dan ia lansung terbang ke surga.
Kali ini fela tidak merespon apapun. Karena ia juga sudah kesal malas jika nambah kesalnya lagi, bisa-bisa ia setress. Fela mengeluarkan handphone nya dari saku belakang celana jeans nya setelah mendengar notifikasi chat masuk. Fela buru-buru mengeceknya. Ternyata seseorang mengirimkan sebuah foto kertas penuh dengan tulisan bertinta biru.
Fela terlihat masih kesal namun tampak berusaha ia redakan lalu dengan berat ia bangkit dari duduknya lalu pergi kedapur. Fela membuka kulkas, dan dahi nya mengernyit, rega memasukkan barang belanjaan tadi ke kulkas beserta kantong kresek nya. "Gak ada niat buat nyusun apa, sampe kresek-kresek nya dimasukin." Fela berusaha tenang. Ia mengambil dua kresek itu dan meletakkannya di pantry dan mulai mengeluarkan satu persatu isinya. Fela tampaknya ingin masak.
NIKAH MUDA
Tubuh rega menempel pada pintu, lebih tepatnya telinga kanannya ia tempelkan dipintu, ia bingung kenapa fela tidak bereaksi saat ia mengatainya tadi. Rega jadi bingung sendiri, tumben-tumbenan fela diam dikatai oleh nya. Apa fela sudah berubah jadi cewek anggun?
Setelah tidak ada tanda-tanda fela akan marah dan menyerangnya, rega akhirnya lega dan mengurut dada. Lalu ia berjalan ketempat tidur dan menghempaskan dirinya disana. Lalu menghidupkan musik keras-keras, masih musik yang ia nyanyikan tadi. Sepertinya rega sedang menyukai musik tadi.
Dengan posisi telungkup dan melintang ditengah-tengah tempat tidur, rega mulai menutup mata setelah handphone nya ia letak disamping kiri kepalanya. Tak lama rega akhirnya tidur.
Dalam tidurnya ia bermimpi, bermimpi bahwa rega tengah berada dikamarnya lalu mencium bau masakan kesukaan nya. Bau gurame asam manis yang suka dibuatkan oleh ibunya untuk rega.Tapi ternyata itu bukan mimpi, melainkan kenyataan karena fela sedang memasak gurame asam manis, dan dimeja makan juga ada goreng balado telur puyuh beserta nasi panas.
Didalam kamar, rega dalam tidurnya tetap mencium bau masakan itu. Dan masih menyangka jika itu adalah mimpi. Dengan mata tertutup tapi hidungnya mengendus-endus dan tersenyum manis ia seperti melihat makanan itu dalam tidurnya. Lidahnya menjilat bibir nya sendiri. Tapi tak lama ia tersentak, perlahan rega membuka mata. "Ternyata mimpi, padahal nyata banget baunya." Ucap rega setengah sadar, dan saat kesadarannya telah penuh. Ia kembali mencium bau gurame asam manis itu. "Mimpi lagi ya gue?" Tanya rega bermonolog. "Enggak ah." Ia menyangkal sendiri.
Lalu rega menaikan bahunya, lalu menopang badannya dengan tangan. Berusaha mengendus lebih dalam lagi, memastikan bau itu benar-benar nyata. Rega melebarkan matanya, "Gue yakin!" Katanya dengan penuh semangat, "Itu mimpi." Rega kembali menghempaskan badannya. Dan berusaha lanjut tidur, tapi tetap tidak bisa karena bau sedap itu terus menggangu hidungnya. Rega merengek. "Efek rindu gini nih, besok kayaknya gue harus kerumah mama."
Setelah itu rega duduk, ia ingin keluar kamar bukan karena bau itu, tapi ia sedang ingin kekamar mandi. Makanya ia buru-buru keluar. Saat ia masuk kedapur hal pertama yang ia lihat adalah fela yang sedang memakai celemek dan ditangannya ada mangkuk orange. Dan matanya beralih kemeja makan, disana ada goreng balado telur puyuh. Rega menelan ludah, seakan lupa bahwa ia ingin ke wc.
Fela melirik sekilas rega sebelum menaruh kan mangkok orange itu keatas meja makan. Rega melotot, ia menelan ludah lagi. Kali ini ada gurame asam manis yang sangat menggoda dan seakan melambai ke rega untuk segera dilahap.
Baru saja ia hendak duduk, berniat ingin makan. Intruksi dari fela membuatnya berhenti, "Lo boleh duduk. Tapi gak boleh makan, karena makanan ini gue buat untuk diri gue sendiri." Ketus fela, "Lagi pula setelah lo mengatai gue nenek lampir lo mau seenaknya makan buatan gue?!"
Wajah rega cemberut, ia menyesali perkataannya tadi. Seandainya waktu bisa diputar, ia tak akan mengatai fela nenek lampir tapi ia akan bilang bahwa fela adalah bukti nyata bahwa bidadari itu benar adanya. Ia menatap fela dengan penuh arti, ia berharap fela mau mengizinkan ia makan. Tapi fela acuh, ia melepaskan celemek nya dan menaruh ditempat asalnya, ia mencuci tangan nya sebelum duduk di meja makan dan menyendok nasi kedalam piringnya.
Rega duduk dihadapan fela, walau ia tau ia tak akan boleh makan. Tapi ia akan berusaha minta maaf. "Fela, maaf dong."
Fela tidak menanggapi, ia mengambil sesendok gurame yang sangat menggoda lidah itu dan meletakkan di piring. Dengan gaya memanas-manasi fela memasukkan daging gurame itu kedalam mulutnya dengan ekspresi seperti orang keenakan dengan sesuatu. Tentu hal tersebut menambah selera rega, ia menatap sedih ke gurame itu. Ia ingin makan!
Seandainya ia masih berada dirumah, pasti satu mangkuk penuh gurame asam manis itu akan ia habiskan sendiri tanpa bagi-bagi dengan siapapun. Dan yang mencoba mencuri darinya makan akan siap dipukul dengan sendok nasi, kecuali ibunya. Ia akan memukul kepala orang itu termasuk ayahnya. Ayahnya tidak boleh mengambil haknya. Itu miliknya!
Tapi sekarang, ia tidak bisa. Jangankan untuk mengamankan nya dari orang lain, memakan sedikit saja tidak bisa.Fela mencuri pandang ke rega, ia tersenyum dalam hati melihat rega seperti anak terbuang ekspresi nya. Dan akhirnya fela menyodorkan gurame itu kehadapan rega, "Makan aja semua. Gue buatin buat lo kok." Ujar fela dengan tulus.
Rega spontan melotot kegirangan, ia menatap fela sekali lagi untuk memastikan dan fela menjawab dengan anggukan. "Makasi" Gerakan tangannya ketika berniat mengambil gurame itu terhenti, ia seperti lupa sesuatu. "Gue lupa kalau gue sesak pipis." Dengan cepat rega berlari kencang kekamar mandi, ia ingin secepat mungkin balik lagi kemeja makan. Karena ada sesuatu yang menunggunya disitu. Belum sampai dia menit ia kembali lagi, sekarang ia lega dan tak akan ada yang menganggunya dengan gurame itu.
Disela makannya rega bertanya, "Lo tadi bilang sengaja buat gue. Emang lo tau dari mana gue suka sama ini?" Suara nya tidak jelas karena ia bertanya saat mulutnya masih penuh.
"Sebenarnya, mama lo ngasih tau kalau lo suka sama gurame asam manis sama balado telur puyuh, makanya gue minta temenin lo belanja. Dan niatnya gue masak tadi, cuman"
"Lo kesal?" Potong rega
Fela menggeleng, "Enggak. Nyokap lo belum kirim gue resepnya, baru bahan-bahan aja. Tadi baru nyokap lo kirim, makanya gue masak." Jelas fela, tadi yang mengirimnya chat adalah Ratna mamanya rega.
Rega terdiam sebentar, bahkan ia sampai berhenti mengunyah, matanya fokus melihat fela dan sekarang jantung nya berdetak cepat. "Gue kenapa?"
TBC.
Jangan lupa vote dan komen yah.
Maaf kalau aku update nya agak lama, maaf banget ya
KAMU SEDANG MEMBACA
NIKAH MUDA [Completed]
Teen FictionHanya takut untuk mengatakan, karena belum siap dengan jawaban. - regata agantara Jika takut mencoba memperjuangkan, maka mantapkan hatimu untuk menerima resiko. - felata anandara Cover by: Bella krunia 027 --------------- Felata anandara Gadis SM...