Disebuah danau yang indah, bisa dibilang ini adalah tempat wisata, yang sedang banyak pengunjung. Ada yang sedang berselfie ria, dan juga yang tengah jalan jalan bersama keluarga, dan ada juga yang berpacaran ditengah danau diatas sebuah bebek-bebek-an yang dikayuh, dan diantara mereka ada juga fela dan daniel yang tengah tertawa bersama ntah apa yang mereka bicarakan."Kamu takut?"
"Tadinya. Tapi karena sama kakak aku jadi enggak takut lagi." Fela menjawab.
Daniel tersenyum tipis, "Kenapa?"
"Karena gitu,"
"Gitu kenapa?"
"Yah gitu!" Fela mulai sebal digoda daniel.
Melihat fela yang mulai sebal, daniel segera merangkul fela.
"Eh," Fela melihat kedaniel yang tiba-tiba saja merangkulnya.
"Kakak kenapa rangkul aku?"
"Biar kalau nanti kamu tiba-tiba ketarik buaya atau ikan lele, kakak jadi ikutan dan bisa nyelamatin kamu."
Fela mengernyit, "Mana bisa lele narik aku?"
"Bisa pake kumisnya, kumisnya kan sama kayak kumis kepala sekolah." Ujar daniel lalu terkekeh.
Fela juga ikutan terkekeh mengingat kumis sang kepala sekolah.
Daniel berhenti tertawa, "Seharus nya bukan lele yang kamu tanyain?"
"Terus?"
"Buaya nya. Gimana sih?"
Fela melotot dan reflek terlonjak dan membuat bebek yang mereka naikan bergoyang dan hampir jatuh. Daniel dan fela jadi panik, membayangkan jika nanti bebek ini benar-benar jatuh dan mereka akan tercebur kedalam danau yang mereka bahkan tak tahu apa saja yang ada didalamnya. Namun untungnya bebek ini tak jadi terbalik, dan kembali seimbang.
Daniel dan fela sama-sama bernafas lega, mereka sangat ketakutan dan bahkan fela sampai memeluk daniel karena sakin takutnya. Namun sesudah bebek itu kembali seimbang daniel malah kembali tertawa sedangkan fela masih memeluknya.
"Jangan takut lagi, kan udah seimbang bebeknya."
Fela perlahan melepaskan pelukannya, dan memandang daniel dengan cemas, "Aku takut tadi kita bakalan jatuh terus dimakan buaya didalam sana."
Daniel terkekeh lagi, "Kamu mudah banget percaya yah," Daniel mencubit hidung fela dengan tangan kanannya, "Mana mungkin ada buaya disini, kalau emang ada enggak bakalan dibolehin kita main ditengah danau, gimana sih kamu?"
Fela tersenyum kala menyadari betapa bodohnya dirinya, "Lupa."
"Masih takut?"
Fela mengangguk.
"Kalau dikasih ini masih ngambek gak?"
Fela mengernyit bingung, lalu kepala teroleh kedepan saat setangkai mawar berada tepat didepan wajahnya, fela melirik kesamping kiri, ternyata mawar itu berasal dari tangan daniel yang masih setia merangkulnya.
Fela tersenyum lagi, kemudian menoleh kedaniel lagi, "Buat aku?"
"Enggak. Buat buaya,"
Fela mengerucut kan bibirnya, lalu tanpa malunya malah mengambil bunga itu. "Makasi,"
"Buat buaya loh itu, emang kamu buaya yah?"
"Gapapa, asal jadi buaya yang kakak suka."
"Idih, udah bisa ngegombal yah," Daniel mencubit pipi kiri fela dengan tangannya yang masih bertengger dibahu fela.
KAMU SEDANG MEMBACA
NIKAH MUDA [Completed]
Fiksi RemajaHanya takut untuk mengatakan, karena belum siap dengan jawaban. - regata agantara Jika takut mencoba memperjuangkan, maka mantapkan hatimu untuk menerima resiko. - felata anandara Cover by: Bella krunia 027 --------------- Felata anandara Gadis SM...