23 - Alhamdulillah fela jadian

22K 634 47
                                    


Kali ini Daniel membawa mobil, karena menurutnya fela akan kepanasan jika naik motor. Dan sekarang fela dan Daniel dalam perjalanan pulang keapartemen fela, tapi ditengah pulang Daniel menghentikan mobilnya karena didepan pun beberapa mobil berhenti.

"Kenapa?" Tanya fela.

Daniel memicingkan matanya dan agak menaikan lehernya untuk melihat apa yang terjadi didepan sana, dan dilihatnya ada sebuah mobil hitam yang menabrak bagian belakang truk. "Ada kecelakaan."

"Hah? Mana?" Tanya fela dan berusaha untuk melihat kedepan. Fela memicingkan matanya, untuk memastikan penglihatannya. Dan fela seperti kenal mobil itu. Untuk lebih pasti fela turun.

"Mau kemana?" Tanya Daniel kaget, saat fela tiba tiba turun dan berlari melewati sela-sela mobil itu. Karena khawatir Daniel pun turun dan mengikuti fela turun. Daniel tidak tahu kenapa fela seperti itu, seakan ia kenal dengan orang yang kecelakaan itu.

Raut wajah fela sudah panik, saat ia berjalan disela-sela mobil-mobil itu, mobil orang yang kecelakaan itu mirip dengan mobil orang yang ia kenal, rega. Tapi fela berharap mobil itu bukan rega, ntah kenapa fela takut jika itu benar-benar rega.

Fela menerobos orang-orang yang berkerumun dipintu pengemudi, fela tidak peduli jika ia menyenggol orang lain, ia hanya perlu memastikan bahwa itu bukan rega. Dan betapa terkejut nya fela saat ia melihat orang yang kecelakaan itu yang masih berada di dalam mobil, dan harapannya yang berharap bahwa itu bukan rega, sirna. Sudah jelas wajah orang itu yang sudah dialiri darah dari kening hingga menetes melalui dagu adalah wajah rega, ia dia adalah rega, dengan mata tertutup nya.

"Rega." Gumam fela pelan, tanpa sadar air matanya turun.

NIKAH MUDA

Sudah dua hari dua malam rega berada dirumah sakit setelah mobilnya menabrak bagian belakang truk. Dan ia baru sadar sekarang, dengan kepala nya yang diperban serta infus dipunggung tangan kanannya ia mencoba bangun.

"Astagfirullah, kamu uda sadar nak?" Ternyata Ratna, mama rega ada disana. Dan ia terlihat bahagia anaknya sudah sadar, ia membantu rega yang terlihat ingin bersandar dengan menegakkan bantal rega.

"Mama seneng kamu sadar nak, udah dua hari dua malam kamu tak sadar, mama kira anak mama bakalan gak ada lagi." Ujar tante Ratna.

Dengan lemah rega menjawab, "Mama kalau senang aku bangun, harusnya mama bilang alhamdulillah, bukan astagfirullah." Ujar rega kesal, sakit-sakit gini masih aja sempat kesal.

"Dan mama berharap aku mati ya?" Tanya rega menuding mamanya.

"Astagfirullah" Mama rega memukul lengan kanan anaknya yang terluka sedikit.

"Aww." Rega meringis sambil memegang lengan kanannya yang menjadi sasaran empuk mamanya.

"Maaf sayang." Mamanya dengan santai mengucapkan maaf. Sekedar info rega sama mamanya memiliki sifat sebelas dua belas lah.

Dan tak lama pintu kamar terbuka, menghadirkan seorang cewek yang sedang menenteng kresek putih ditangannya. Ia adalah fela, dan fela pun sama kagetnya dengan mama rega, mengetahui bahwa rega sudah membuka matanya lagi.

Fela meletakkan kresek putih itu kemeja, lalu menghampiri rega disisi lain ranjang, "Lo udah bangun?" Tanya fela basa-basi.

"Kalau belum, gue gak bakalan buka mata." Sewot rega.

"Lagi sakit sempat-sempatnya lo sewot." Fela terkekeh sambil memukul pelan lengan kiri rega. Lagi-lagi rega meringis, "Maaf maaf." Fela lupa bahwa lengan kiri rega juga tergores.

"Sama aja lo kayak mama." Sungut rega, sambil memegangi lengan kirinya.

"Aduh. Mama pulang dulu ya, papa kamu gak ada yang masakin dirumah." Ucap Ratna dan hendak keluar setelah mengambil tas tentengnya yang berwarna merah maroon.

NIKAH MUDA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang