18 - malu plus kesal

22.5K 687 15
                                    


Sekarang rega sedang menenteng keranjang belanjaan warna merah tua ditangannya, kayak ibu-ibu sosialita yang lagi pamer tas mahal seharga mobil itu loh. Tadinya fela berencana pergi kepasar tradisional biar lebih murah, tapi karena rega takut belanja nya sampe maghrib karena fela bakal nawar semua harga barang yang akan ia beli jadi rega memujuk untuk belanja ke supermarket saja dengan alasan lebih dekat, padahal alasannya supaya fela tidak nawar-nawar, yakali nawar.

"Udah belom?" Tanya rega dengan nada antara malas, bosan atau tidak niat bertanya.

"Bentar. Masih banyak yang belum kebeli." Jawab fela sambil menyisiri lorong super market dan meneliti satu satu barang disana untuk menemukan barang yang ia butuhkan. "Saus sambal saus tomat, wortel, ikan gurame, juga bumbu-bumbu nya udah. Apalagi yah?"

Sementara rega, raut muka sudah masam. Niatnya belanja ke supermarket agar tidak lama sia-sia. Karena fela pun membutuhkan waktu lama disini karena ia belum hapal tempat-tempat barang yang ia cari. Fela juga kebingungan, kadang mereka juga sampai harus bolak balik disetiap lorong.

Setelah sekian lama menunggu, akhirnya fela menyelesaikan belanja-belanja nya.
Dan segera kekasir. Saat petugas kasir selesai menghitung semua belanjaan nya, dan menyebutkan nominalnya. Fela melirik rega yang bersandar di meja kasir sambil melihat-lihat. Sadar fela melihatnya, ia pun melihat fela. Dan alis matanya naik menunjukkan bahwa ia bertanya 'apa'

Fela tersenyum sok manis, "Gue lupa bawak dompet."

Reflek rega melotot, padahal rega tak perlu melotot. "Lo gak bawak duit?" Rega bertanya dengan kaget seolah ia juga tidak membawa dompet.

Melihat ekspresi rega, fela dapat menyimpulkan bahwa rega tidak membawa uang atau dompet. "Jangan bilang lo..?" Fela tidak sanggup melanjut kan kata-katanya, kalau sampai benar rega tidak membawa dompet ia bisa malu, ditambah petugas kasirnya cowok ganteng dan sedang melihat fela dan rega keheranan. Untung gak ada yang ngantri jadi gapapa lama.

Walau rega tidak menjawab, tapi mata rega bisa menjawab pertanyaan fela yang tidak sampai itu. "Terus gimana bayarnya?" Tanya fela frustasi. Ia memandang petugas kasir yang ganteng itu, dilihat dari tanda pengenal nya ia bernama Yuda kurniawan. "Boleh utang gak bang?"

Petugas kasir itu spontan terkekeh, bukan hanya dia tapi rega beserta petugas lain yang mendengar pun ikut terkekeh. Fela jadi malu sendiri. Rasanya saat ini fela ingin operasi plastik jadi saat ia kembali kesupermarket ini, tidak ada yang mengenalinya. Ah tidak. Operasi terlalu mahal, opsi lain adalah jangan pernah datang ke supermarket ini lagi.

Fela sudah berniat mengembalikan barang belanjaannya dengan rasa malu yang menggebu-gebu dan jantungnya sekarang seakan lagi dugeman. Tapi tangan rega lebih dahulu menyodorkan beberapa lembar uang pecahan seratus.
Melihat itu spontan fela melihat ke rega, yang sedang tersenyum jahil. Jadi tadi ia dikerjain sama rega.

Awas rega, pulang nanti kamu tamat!

Belum selesai proses pembayaran, tapi fela sudah pergi duluan. Dia sudah tidak bisa lama-lama lagi disana, rasa malu nya bertambah saat petugas kasir yang namanya Yuda tadi tidak henti-hentinya senyum walau ia berusaha menahan. Dan akhirnya rega yang membawa barang belanjaan fela yang sudah berpindah tempat ke kantong kresek putih keluar supermarket. Fela sudah duduk didalam kursi penumpang dimobil. Dengan tangan ia lipat didada, dan tak lupa raut wajah kesalnya.

Setelah menaruh barang tadi ke jok belakang, rega masuk ke kursi pengemudi, ia juga tidak berhenti tersenyum, setelah memasang sabuk pengaman ia membawa mobilnya keluar parkiran supermarket.

"Kenapa mukanya cemberut gitu?" Tanya rega pura-pura tidak terjadi apa-apa sebelumnya.

Fela dari tadi menahan hasratnya untuk membunuh rega dengan sadis, karena jika ia lakukan sekarang maka ia juga akan ikut mati. Jadi fela menahan saja, ia berusaha untuk tidak jadi membunuh rega, tidak enak jika nanti ada berita 'seorang istri membunuh suami dengan cara men cakar-cakaran wajah suami nya karena dikerjain di supermarket.'

"Jawab dong."

"Lo gak usah bicara sama gue kalau enggak mau muka lo gue cakar!" Fela memperingatkan. Jangan bilang nanti fela tidak memperingatkan  kalau wajah rega ada gores cakaran.

"Seram amat mainnya cakar-cakaran." Rega sok bergidik ngeri padahal itu lucu menurutnya. Setelah itu rega benar diam.

Tak ada yang bersuara dari keduanya, mereka masih diam-diaman. Rega fokus menyetir, dan fela yang sedang berusaha
Meredakan rasa malu yang masih bersarang dalam dirinya dan rasa marah karena rega mengerjai nya. Hingga tak lama mereka sampai dihalaman apartemen, begitu mobil berhenti fela langsung turun karena sebelum mobil berhenti ia sudah melepas sabuk pengamannya.

Rega terkekeh sendiri, lalu mengambil belanjaan fela dan ikut turun. Kali ini rega tidak mengejar atau mengikuti langkah fela, karena ia tahu fela saat ini sedang marah jadi ia hanya berjalan berjarak lima langkah dibelakang fela. Dan dilift mereka tidak berdua tapi ada dua orang gadis juga disana.

Dua orang gadis yang menurut rega manis itu tersenyum ke rega dan dibalas senyuman pula oleh rega. Tidak salah ternyata ucapan rega tadi bahwa banyak cewek yang mengejarnya. Kalau fela sedang tidak marah pasti ia akan membanggakan dirinya saat ini bahwa ucapannya itu real. Betewe, rega udah tahu apa arti real tadi ada mbah-mbah yang ngasih tahu, mbah Google namanya.

Ternyata fela tahu bahwa dua orang gadis itu sedang tersenyum ke rega karena perempuan itu berada didepannya dan rega berada disamping dua perempuan itu, fela sengaja tidak mau samping-sampingan dengan rega. Tak tahu kenapa saat melihat rega senyum manis ke kedua perempuan itu membuat kesal fela bertambah, tidak tau kenapa.

Saat pintu lift terbuka, yang duluan keluar adalah fela ia menerobos orang yang berada didepannya. Tidak peduli jika ia menyenggol bahu salah satu gadis itu.

Gadis manis dengan rambut sebahu itu meringis memegangi bahu nya, dan rega langsung meminta maaf. "Maaf ya cewek itu lagi kesel." Ujar rega dengan senyum manis, membuat gadis itu tersipu malu. Seandainya rega bilang kalau 'Maaf ya, istri aku lagi kesal.' pasti gadis itu bukan tersipu tapi kejang.

Setelah mengucapkan satu kalimat enam kata itu rega juga keluar lalu menyusul fela. Rega mengimbangi langkahnya dengan fela, "Kenapa sih malah ngelampiasin rasa kesal lo ke gadis tadi?" Tanya rega.

Fela berhenti, ia menghadap rega, "Kenapa? Lo gak suka kalau gue nyenggol bahu cewek tadi? Lo marah? Lo suka sama dia?" Tanya fela ketus lalu kembali melanjutkan langkah kakinya.

Rega tentu bingung, "Kok jadi kesitu larinya?" Tanya rega agak teriak karena fela sudah agak jauh.

Fela tidak perduli, ia langsung menekan sandi apartemennya dan masuk, disusul oleh rega. "Lo mau masak kapan? Ini taro dimana?" Tanya rega sambil mengangkat dua kantong kresek putih itu.

"Masukin kulkas aja. Gue udah gak mood masak."

Rega menurunkan kantong kresek itu, lalu dengan muka kecewa ia berkata, "Padahal berharap banget dia masak sekarang." Dengan muka penuh rasa kekecewaan rega menaruh semua alat itu dikulkas, ia kecewa karena makanan yang ingin dibuat fela adalah makanan kesukaannya semua. Ntan kebetulan  atau apa, tapi makanan yang fela sebut adalah kesukaan juga kesukaan rega.

Sementara didalam kamar, fela duduk disofa masih dengan raut kesal. Dan tangan bersedekap didada. "Kenapa gue masih kesal ya? Kesal kenapa? Padahal rasa malu gue ama marah soal tadi udah ilang?"

Mungkin marah karena rega senyum ke cewek lain kali.

TBC

Yeay, abis sahur author update 2 chapter sekaligus nih, 

Jangan lupa Vote sama komennya yah

NIKAH MUDA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang