Karena memijit rega tadi malam, fela sampai tertidur disofa. Saat Fela membuka matanya dengan perlahan, hal pertama yang ia lihat adalah wajah rega yang begitu dekat dengannya. Mereka tidur disofa dengan saling menghadap bahkan kening mereka saling bersentuhan. Fela mengerjapkan matanya beberapa kali, melihat rega dari jarak sedekat ini membuat ada yang aneh terasa didirinya. Rega kali ini terlihat sangat tampan. Pipi fela panas.Sesegara mungkin fela memalingkan wajahnya kearah lain. Wajahnya tidak bisa dikontrol sekarang. Karena panas yang menjalar dipipinya tidak bisa hilang. Bahkan mungkin sekarang sudah ada rona kemerahan dikedua belah pipi nya. Fela menggigit bibir bawahnya, ia tidak tahan untuk tidak tersenyum. Ntah kenapa ada rasa aneh menggelitik hati dan perutnya.
Fela menggelengkan kepalanya untuk menghilangkan apa yang ia rasakan sekarang ini. Fela menarik nafas dan membuangnya. Setelah merasa normal, ia segera berdiri dengan cepat.
"Eh eh,"
Karena fela yang berdiri dengan spontan dan cepat, rega yang tadi jatuh dan bersandar dibahunya karena fela menarik keningnya malah terjatuh lagi sekarang kesofa, karena fela menarik juga bahunya.
Rega tersentak bangun karena kaget. Ia memegang kepalanya yang terasa agak sakit lalu mengangkat tubuhnya dan duduk. Ia melihat fela yang juga sedang melihat dirinya dengan cemas yang tidak terlalu kentara.
Kesadaran rega mungkin belum pulih sepenuhnya terbukti karena ia mengerjapkan matanya beberapa kali. Lalu setelah sepenuhnya sadar, ia mulai berbicara. "Kita tidur disofa ya?"
Fela mengangguk mengiyakan pertanyaan rega.
Rega tersenyum malu sambil mengulum bibirnya, dan bertanya lagi. "Berdua aja?"
Fela memutar bola matanya dengan malas. "Berenam sama malaikat dibahu kanan kiri kita!" Ketus fela. Setelah itu fela langsung pergi kekamarnya.
Sedangkan rega, ia masih tersenyum lebar mengingat mereka tidur bersama tadi malam. Walau bukan yang untuk pertama kalinya. Tapi ini yang pertama kalinya mereka tidur bersama saat rega sudah menyadari kalau ia menyukai fela. Tidur bersama saat sudah menyukai terasa lebih menyenangkan. Walau hanya disofa.
"Enggak apa-apa disofa. Dikasurnya besok aja."
NIKAH MUDA
Setelah menutup pintu kamar, fela segera berjalan dan duduk dikasur dengan cepat dengan wajah tak karuan. Diantara malu dan kesal. Sekuat mungkin tadi ia menahan ekspresi malunya dan hanya menunjukkan ekspresi kesal. Fela memegangi bagian atas dadanya, yaitu jantungnya. Jantungnya sedang tidak normal sekarang.
"Kenapa? Kenapa akhir-akhir ini gue selalu kayak gini kalau sama rega dalam kondisi tertentu?" tanya fela ntah pada siapa. Ia masih memegangi jantungnya yang berdetak lumayan cepat. Bahkan pipi fela terasa panas kembali saat mengingat betapa dekatnya wajah mereka tadi dan kening mereka bersentuhan.
Tangan fela yang berada dijantung beralih kekening. Fela tak karuan sekarang. Ia sampai menutup matanya rapat-rapat sampai menimbulkan kerutan-kerutan disekitar matanya. Fela mendesah frustasi sebelum menghempaskan punggungnya ketengah kasur dan membiarkan kakinya menjuntai dibawah. Tangannya sudah turun untuk menutupi wajahnya walau tidak tertutup semua.
Tapi posisi itu tidak bertahan lama. Karen secepat kilat fela membangunkan tubuhnya dan kembali pada posisi sebelumnya, yaitu duduk. Fela berpikir sesuatu.
"Bahkan sama daniel jantung gue enggak gini-gini amat?"
"Apa karena kita enggak pernah deket-deket banget?"
"Apa harus gue mepet-mepet duduknya sama daniel?"
"Apa harus kening gue sama kening daniel sentuhan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
NIKAH MUDA [Completed]
Teen FictionHanya takut untuk mengatakan, karena belum siap dengan jawaban. - regata agantara Jika takut mencoba memperjuangkan, maka mantapkan hatimu untuk menerima resiko. - felata anandara Cover by: Bella krunia 027 --------------- Felata anandara Gadis SM...