Sehari sebelumnya...
Fela melambaikan tangan dengan ceria saat melihat monic yang baru masuk ke cafe itu. Monic juga melambaikan tangan membalas fela saat ia melihat fela, setelah melambaikan monic segera menghampiri fela dan duduk didepannya.
"Maaf ya lama. Emak gue pake segala nyuru beli garam dulu." Jelas monic tanpa diminta.
Fela mengangguk. "Santai aja, gue juga baru lima menit nyampe."
"Kalau dipikir-pikir kita hampir engga pernah ngumpul lagi ya, apalagi sejak lo tinggal sama rega, kadang guenya juga sibuk."
Fela tersenyum tipis. "Iya. Gue jadi jarang ada waktu."
Monic menaikkan alisnya seperti ada sesuatu yang terlintas di benaknya, "lo mau ngomong apaan sih? Curhat apaan?"
Fela tersenyum kikuk, tangannya sampai memegang belakang lehernya. Ia tadi masih ragu apakah harus menceritakan masalahnya, tapi sekarang fela merasa harus menceritakannya. Fela melihat wajah monic yang sepertinya tengah menanti ucapan fela. "Sebenarnya gue," Fela menggigit bibir bawahnya, ia ragu lagi.
Monic terlihat kecewa karena fela berhenti berbicara, "Kenapa sih? Cerita aja?"
Ia harus melanjutkan. Ia harus membagi masalahnya dan mendapatkan saran. "Sebenarnya gue selingkuh." Ujar fela dengan pelan dan hati-hati.
Monic mengangguk "Kirain cerita apaan," Monic mengangguk lagi sebelum mata nya melebar dan mencondongkan tubuhnya ke fela, "Ulang sekali lagi! Telinga gue tadi kesumbat angin."
Fela jijik sendiri dengan kelebaian monic, "Gue selingkuh. Dari rega. Sama cowok lain." Tegas fela
Jika mata monic bisa lebih lebar lagi, maka mata monic akan melebar duakali lipat lagi. "Lo seriusan selingkuh dari rega?"
Fela mengangguk.
Monic menarik kembali tubuhnya hingga punggungnya menempel di sandaran kursi, ia menghela nafas seolah-olah sedang terjadi musibah berat pada dirinya. Ia menggeleng sebelum memulai ucapannya, "Walaupun rega itu mukanya engga ganteng-ganteng amat, tapi bukan berarti jelek. Enggak seharusnya lo enggak suka sama dia." Kata monic mulai sedikit geram. "Gue aja kalau si rega suka sama gue, pasti bakalan gue Terima."
Fela memutar bola matanya malas. "Lo ga tau aja kelakuan rega kalau dirumah kayak apaan." Katanya dalam hati.
Monic melihat ekspresi yang rela tunjukkan dengan sedikit aneh, "Kenapa ekspresi lo kayak gitu? Takut ya lo rega gue embat? Tenang aja gue itu anti teman makan teman." Monic berusaha menjelaskan.
Fela berdecak. "Bukan itu,"
"Terus?"
Fela menggeleng sebagai jawaban.
"Btw. Gue kok penasaran ya sama siapa lo selingkuh." Ujar monic, ia mencondongkan badannya kedepan. "Kasih tau dong siapa yang mau jadi selingkuhan elo?" Monic mengedipkan matanya berulang kali agar terlihat menggemaskan didepan fela dan buat hati fela mau memberitahunya.
"Pasti lo bakalan kaget duaratus persen." Terka fela dengan sangat yakin.
Karena siapa yang tidak kaget mengetahui sahabat dekatnya pacaran sama guru sendiri. Walau hanya guru sementara menggantikan guru tetap.
Monic bertambah penasaran karena ucapan fela yang terdengar sangat meyakinkan. "Kenapa? Jangan-jangan lo selingkuh sama bapaknya rega?" Tebak monic asal.
Fela melotot. "Kebanyakan nonton film lo!"
Monic nyengir. "Terus pasti lo selingkuh sama rega?"
KAMU SEDANG MEMBACA
NIKAH MUDA [Completed]
JugendliteraturHanya takut untuk mengatakan, karena belum siap dengan jawaban. - regata agantara Jika takut mencoba memperjuangkan, maka mantapkan hatimu untuk menerima resiko. - felata anandara Cover by: Bella krunia 027 --------------- Felata anandara Gadis SM...