Karena rega tidak mendapat contekan dari fela akhirnya ia beralih pada rara yang berada dibelakangnya.
"Ra... tunjukin dong pr nya?"
Tanpa berpikir, rara menyerahkan buku PR matematikanya pada rega. Rara tersenyum "Ini ga"
Rega juga tersenyum. "Makasi rara, emang rara yang paling baik deh."
Rara tersipu mendengar itu, ia mencoba mengulum bibirnya untuk menutupi ekspresi nya itu.
Setelah mendapat buku PR rara, rega langsung menyalin apa yang rara tulis kebukunya dengan cepat. Tapi mulutnya tetap berbicara. "Jahat amat sih lu, enggak kayak rara baik!"
Fela mendelik sebal, ia tau bahwa sindiran itu ditujukan untuknya oleh rega, meski rega sama sekali tidak memandang kearahnya. Ntah kenapa fela jadi tidak suka dibanding-bandingkan dengan rara oleh rega.
"Udah cantik baik lagi, gak kayak dia udah kayak emak lampir eh jahat beneran lagi!"
Kuping fela jadi panas mendengar ucapan yang terlontar dari mulut rega barusan. Enak saja dia mengatai fela mak lampir.
Fela mendelik tajam kerega, "Mulut lho bisa berenti ngedumel gak?""Kenapa? Mulut-mulut gue kok lo yang repot sih?" rega membalas acuh tanpa mengalihkan pandangannya dari buku.
Fela mendengus sebal. Rega dan rara benar-benar sukses membuat mood nya buruk pagi ini.
✩✩
Fela saat ini sedang berjalan sendirian dikoridor didepan kelas XII, keadaan sekolah saat ini masih sepi. Karena jam istirahat 10 menit lagi.
Hanya saja fela dapat istirahat duluan karena berhasil menyelesaikan ulangan sejarahnya lebih dahulu, jadi dia istirahat duluan.
Sepanjang palajaran mulai dari pelajaran matematika sampai sejarah tadi, fela benar-benar tidak konsen apalagi tadi rega memilih duduk disamping rara karena teman sebangku rara tidak hadir.
Dan fela merasa ada sesuatu yang hilang darinya, seperti ada yang mencubit hatinya. Seperti sesuatu yang terus bersamanya tiba-tiba saja hilang dan tidak bersamanya lagi, seperti itu rasanya.
Fela tidak tahu pasti, yang jelas ia menepis pikiran bahwa ia mulai suka dengan rega semenjak mereka menikah dan tinggal bersama. Fela benar-benar yakin bahwa ia tidak mulai jatuh cinta dengan rega, hanya saja ia tidak suka melihat rega dan rara, hanya tidak suka. Bukan cemburu!!!
Karena pikiran fela saat ini sedang tidak fokus, alhasil ia malah menabrak seseorang. "Aww!" Ringis fela saat pantatnya mencium lantai.
Fela mengusap-ngusap lututnya yang agak perih, sebelum mendongak melihat orang yang ia tabrak yang memakai sepatu olaragah hitam.
"Enggak apa-apa kan?"
Fela sempat terdiam melihat orang yang ia tabrak, seorang cowok tampan yang memakai seragam, dengan tubuh yang lumayan tinggi dan wajah yang sangat tampan, hidung mancung. Dan sekarang sedang menjulurkan tangan hendak membantunya.
Fela menurunkan pandangan, lalu menggapai uluran tangan cowok itu, lalu berdiri.
***
"Ga ga ga, rega sini ga" begitu rega sampai kekos mereka, fela langsung menyeret rega untuk duduk dengan buru-buru.
"Kenapa sih?"
"Ga? Gue mau ngomong serius!"ucap fela dengan tangan menggenggam tangan rega.
"Ngomong. Serius." Fela mengangguk antusias.
Rega menatap fela dengan curiga. "Jangan bilang lo mau nyatain cinta ke gue?"
Fela langsung berubah jadi kesal, lalu menghempas tangan rega. "Bukan! Gue gak bakal pernah nyatain cinta keelo. Inget itu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
NIKAH MUDA [Completed]
Ficção AdolescenteHanya takut untuk mengatakan, karena belum siap dengan jawaban. - regata agantara Jika takut mencoba memperjuangkan, maka mantapkan hatimu untuk menerima resiko. - felata anandara Cover by: Bella krunia 027 --------------- Felata anandara Gadis SM...