32 - Baikan

16.8K 575 73
                                    


Setelah diselimuti keheningan dimobil selama perjalanan tadi, akhirnya fela dapat bernafas lega rasanya berada didalam mobil berdua dengan Daniel tadi membuat nafasnya terkecat.

Daniel mengajar fela kesebuah cafe, rencana Daniel tadi ia ingin membawa fela ke cafe tempat mereka jadian dulu. Namun ntah kenapa Daniel malah mengurungkan niatnya dan memilih ke cafe ini.

Tanpa intruksi, mereka berdua masuk kedalam cafe ini tanpa sepatah kata yang keluar dari bibir mereka. Daniel mengajak fela untuk duduk di tepi, dekat dengan jendela. Mereka lalu memesan minuman, hanya minuman. Karena Daniel rasa minuman cukup untuk menemani obrolan mereka nanti.

Fela memulai pembicaraan dahulu, ia sedang gugup sekarang karena ia akan mendengarkan penjelasan Daniel yang itu akan menjadi hal baik atau buruk baginya. "Ngomong langsung aja, jangan lama-lama."

Daniel mengangguk, namun ia tak langsung bicara. Ia bingung harus memulai dari mana, apakah ia harus menjelaskan begitu detail dari awal atau bagaimana. Setelah memikirkan baik-baik apa yang akan dikatakan, baru Daniel bersuara, "Sebenarnya kakak bingung mau mulai dari mana?" Daniel menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal. Ia juga gugup.

Fela tampak antusias mendengar kelanjutan ucapan Daniel.

"Kakak berusaha jelasin dengan jelas, tapi kalau kamu anggap bertele-tele, maaf. Kakak enggak bisa ngerangkai kata-kata." Ucap Daniel basa-basi sebelum ke intinya. "Kakak dipaksa sama orang tua kakak untuk tunangan sama jeslyn, kakak udah nolak tadi gak bisa."

Fela bertanya saat daniel menjeda ucapannya, "Kenapa dipaksa?"

Daniel menunduk, "Ntah harus atau tidak kakak bilang yang sebenarnya. Kakak ragu." Daniel ragu jika harus jujur pada fela alasan mengapa ia dipaksa bertunangan dengan jeslyn.

"Kenapa ragu? Kakak dipaksa tunangan pasti ada alasan nya kan? Dan alasan nya apa?" Fela tau ia seperti perempuan yang tidak menghargai privasi Daniel, hanya saja ia rasa ia harus tau agar ia bisa mempertimbangkan.

Daniel memberanikan diri menatap fela, "Karena hutang."

Fela jelas terlihat kaget dengan apa yang barusan Daniel katakan. Fela belum mengerti dengan jelas apa maksud dari ucapan Daniel barusan.

Seakan Daniel mengerti ekspresi fela, Daniel segera menjelaskan, ia tahu ini adalah masalah keluarga, namun ia rasa bahwa ia harus jujur pada fela, agar fela tidak salah paham dan marah lagi padanya. "Dulu, beberapa tahun yang lalu ayah kakak punya usaha Mabel, dan cukup besar. Tapi karena ada suatu alasan usaha ayah kakak bangkrut. Dan untuk memulihkan lagi usaha itu ayah kakak meminjam uang dengan jumlah besar pada temannya. Temannya adalah ayah jeslyn, seorang lintah darat yang meminjamkan uang dengan jumlah besar, dan ayah kakak terjebak olehnya, ayah kakak tidak sanggup membayar hutangnya karena usaha mabelnya tak sanggup ia bangkitkan lagi." Daniel menghentikan penjelasan panjangnya, Daniel berpikir sebentar sebelum melanjutkan ucapan nya.

"Terus?" Fela tampaknya tidak sabaran untuk mendengarkan lebih lanjut.

"Karena tidak bisa membayar, dan utang itu semakin lama semakin membengkak karena bunga. Hutang kami bertambah berkali-kali lipat, hingga akhirnya lintah darat itu menawarkan kesepakatan." Daniel lagi-lagi menghentikan ucapan nya.

Fela menyipitkan matanya, berusaha menebak namun tak bisa ia tebak. Salah satu jalan untuk menghilangkan penasarannya akan kesepakatan itu adalah bertanya. "Apa? Kesepakatan apa?"

Daniel menghela nafas, "Menjodohkan kakak dengan anaknya." Jawab Daniel dengan satu tarikan nafas.

Fela melotot, lalu berusaha berpikir, "Jadi anak lintah darat itu adalah jeslyn?" Tanya fela agak ragu. Namun Daniel menganggukkan kepalanya membenarkan tebakan fela.

NIKAH MUDA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang