Ekstra part - 70 %

25.6K 665 26
                                    


Rega turun dari mobilnya dihalaman parkir khusus mobil di sekolahnya. Rega yang terlihat keren dengan seragam sekolah yang belum ia masukkan, dasi terjuntai di lehernya serta tas sandang yang talinya satu berwarna hitam dan melintas dari bahu kanan hingga perut samping kiri dan juga kakinya yang terlihat jenjang mengitari mobil untuk membukakan pintu Fela.

"Eh,"

Tapi sayang, gaya kerennya rega harus terhenti dan bergantian ekspresi kaget serta kesal karena niatnya untuk romantis dengan membukakan pintu mobil fela buyar sudah sebab fela sudah turun ternyata.

"Kan gue mau bukain lo pintu, kenapa turun duluan?" Ujar rega protes.

Fela terdiam karena bingung, "Lo mau jadi supir gue lagi, ya?"

Rega berdecak dan mencak-mencak, "bukan! Gue mau sok romantis kayak di film-film yang cowoknya bukain pintu cewek"

Fela memutar bola matanya jengah, "Romantis apaan! Yang gue lihat cuman ada supir yang bukain pintu mobil majikan"

"Serah deh, ayo nyari kelas. Doa yang banyak biar kita dikasih satu kelas lagi"

"Bosan gue kalau tiga tahun harus sekelas sama lo ditambah dirumah tinggal sama lo terus-terusan, tuanya gue gila."

Rega terlihat gembira mendengar ucapan fela yang walaupun terdengar seperti gerutuan. Ia berbalik menghadap fela namun tidak berhenti, jadilah ia berjalan terbalik sambil memasukkan tangan kesaku celana.

Fela menatap rega tidak suka, "kenapa muka lo gitu?"

Rega masih tersenyum, "Lo bilang tinggal terus-terusan sama gue terus lo tuanya gila, berarti lo punya niatan tinggal sama gue sampe tua dong?" Tanya rega hati-hati sambil senyum-senyum.

Fela terkesiap, ia bahkan tidak ingat apa yang katakan tadi. Tapi apakah benar ia bilang begitu, yang artinya ia ingin tinggal lama dengan rega. Fela bingung apakah ia benar-benar ingin tinggal bersama rega.

"Udah. Iyain aja. Gue juga mau."

Fela mengulum bibirnya sebelum menjawab, "Iy.."

"Aww!!" Rega teriak kaget karena barusan ia menabrak tiang kiri kanan lorong sekolahnya. Ia berbalik dan menendang sambil menyalahkan tembok itu. "Siapa sih yang ngeletak disini?"

Fela terpaksa tidak melanjutkan perkataannya tadi. Karena rega sedang gila sampai memarahi tiang beton padahal ia yang salah.

Fela memutar bola matanya malas melihat rega yang masih ngomel-ngomel sambil ngelus punggung nya. Karena malas menunggu, fela akhirnya duluan saja, biarlah rega disana.

Rega yang ditinggal tidak sadar, ketika ia berbalik ingin melihat kefela, fela sudah tidak ada lagi. Rega mengernyit, "lah mana bini gue?" Rega kebingungan nyari istrinya. "Ilang berabe nih" Rega langsung lari masuk ke lorong gedung sekolahnya untuk mengejar fela, istri tercintah.

                       NIKAH MUDA

Rega tersenyum bahagia sekali ketika melihat namanya dan nama fela berada di daftar nama kelas yang sama, kelas 12 IPS 1. Rega menambah lebar senyum nya dan melihat kearah fela yang sedang memasang muka masam serta kedua tangan ia lipat didada.

"Mukanya biasa aja dong, jangan kentara banget kalau lo nya senang sekelas lagi sama gue." Goda Rega.

Fela menyatukan alisnya, "Muka gue ditekuk bangsat! Dari mana datang senyumnya?!" Ketus fela, tanpa berniat menunggu jawaban rega, ia masuk kedalam kelas.

Rega tidak marah ataupun kesal, rega biasa saja. Jadi ia menyusul fela.

Fela sendiri, yang tadinya mukanya ditekuk dan kelihatan sangat tidak suka sekelas dengan rega berubah menjadi senyuman tertahan. Sebenarnya ia sangat bahagia kembali sekelas dengan rega, hanya saja gengsi untuk melihatkan kebahagian nya didepan rega. Ia masih malu untuk mengakui perasaannya.

"Fela!" Panggil Monic yang duduk dibangku ketiga barisan tepat disebelah jendela.

Fela tersenyum dan menghampiri monic.

"Kita sekelas lagi." Ujar monic girang, "Lo duduk sebelah gue, ya?"

Fela mengangguk, dan duduk di sebelah monic tepat didekat jendela.

"Gue kira kita enggak bakalan sekelas lagi?" ujar fela setelah duduk.

"Iya, ntar nggak ada tempat nyontek lagi." Kata monic dengan ekspresi pura-pura sedih.

Fela hanya tertawa menanggapi candaan monic. Lalu tak lama, rega datang dan duduk di bangku depan fela, tepat didepan fela.

Setelah duduk rega segera menghadap kebelakang, "Hay istri, kok suami ditinggal?" Tanya nya tanpa malu, karena ia juga tau bahwa monic tahu hubungan mereka.

"Suami kayak lo emang pantas ditinggal!" Ketus monic.

Rega pura-pura tidak mendengar, "Kok kayak ada bisikan-bisikan setan ya?" Katanya pura-pura bingung.

Monic melotot karena ia dianggap setan, "Gue bukan setan!"

"Kan ada lagi," Rega pura-pura bergidik, lalu melihat fela, "Kayaknya kelas ini ada penunggunya deh fela, kan?" Ucapnya meminta pendapat.

"Lo penunggunya!"

Rega cemberut, ia ingin menjawab tapi hadirnya seorang guru membuatnya harus menghentikan pembicaraan dengan fela.

Dia adalah wali kelas baru mereka, pak Yudha, guru olaraga, masih lumayan muda, umurnya sekitaran 35, memiliki badan yang bagus dan tampang yang bagus juga, tapi kulitnya agak hitam.

Pak yudha memberikan pengarahan pada kelas barunya, termasuk pemilihan ketua kelas, bendahara kelas, sekretaris kelas dan lainnya. Memang seperti itu biasanya, agar kelas menjadi tertib dan teratur.

Empat puluh lima menit lamanya pak yudha berbicara didepan kelas dengan lancar dan tidak terlihat tanda-tanda untuk berhenti.

Rega hanya mendengarkan dengan wajah malas dan mata sayu, menguap beberapa kali, kentara sekali bahwa ia sedang mengantuk. Mendengar ceramah panjang guru memang sesuatu yang sangat amat membosankan bagi rega.

"Baiklah, ketua kelas dan lainnya sudah ditetapkan bukan, jadi pelajaran akan dimulai jam 10 untuk hari ini, besok akan kembali seperti biasa."

Kalimat itu merupakan kalimat yang amat ditunggu rega, bagaikan diguyur es di gurun pasir jam 12 siang. Lagi teriknya matahari dan disiram air es, adem banget.

Rega tersenyum melihat kepergian pak yudha. Ia menengadahkan dagunya, terlalu keatas, hingga matanya dapat melihat fela secara terbalik. Fela yang saat itu sedang berdiri dan hendak menunduk, kaget melihat wajah rega, sebab wajah mereka lumayan dekat. Ditambah lagi, sekarang rega tersenyum.

"Boleh nanya?"

Fela mengangguk.

"Berapa persen?"

"70"

"Beneran?" Tanya rega antusias.

Fela mengangguk lalu mengangkat handphonenya, "Batre hape kan?"

Wajah rega berubah masam. Bukan itu yang ia tanya, melainkan perasaan fela padanya sudah berapa persen.

"Iya! Hape lo!" Ketus rega, lalu pergi.

________

Maaf lama semua. Author lagi mager ngetik, dan author cuman pengen pegang hape doang terus nonton. Nonton drakor, huhuuu. Btw tadi author barusan nyelesein Drakor nya mbak Ayu ama Mas jin goo, haduhh malah Sad ending lagi, untung author nggak nangis cuman mewek aja. Hehe.

Udah ah.

Yang penting jangan lupa vote ya.

NIKAH MUDA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang