48 - satu kamar satu ranjang

26K 675 47
                                    

Malam minggu pukul 20:00...

Rega dan fela saling berpandangan saat selesai membuka pintu. Mereka seakan saling bertanya atas apa yang barusan mereka lihat. Mereka menoleh kearah depan lagi atau tepatnya kearah bawah, disana ada dua buah koper berwarna hijau dan merah yang ada sepasang kaki diantara kedua koper itu. Sepasang kaki yang berbalut celana kulot hitam dan juga mengenakan high heels berwarna senada dengan celana yang dikenakan.
Pandangan mereka perlahan beralih keatas, melihat baju yang wanita itu kenakan lalu barulah wajahnya terlihat.

Wajah datar namun seakan bertanya apa yang sedang terjadi. Kenapa anak dan menantunya diam saja. Wanita parubayah itu adalah ratna. Mamanya rega.

"Ada yang salah?" tanya ratna akhirnya.

Rega mengerjapkan matanya, "Mama mau nginap apa mau pindahan kesini?"

"Memangnya kenapa?"

"Mama bawak dua koper." Kali ini fela yang bersuara.

Ratna menunduk melihat kedua kopernya yang masih ia genggam. Lalu melihat lagi kedepan. "Ini isinya bukan baju semua, ada isinya sembako buat kalian sama ada yang lainnya juga."

Rega menaikkan sebelah alisnya, "Tumben baik."

Ratna tersenyum lalu mendekat ketelinga kiri rega, "Biar kelihatan mertua baik didepan menantu, biar menantunya betah jadi menantu mamah." Bisik ratna tepat ditelinga rega supaya tidak terdengar oleh fela. Lalu terkikik setelah menyudahi bisikannya.

Ratna menyudahi kikikannya lalu menjauh dari telinga anak semata wayangnya itu. Lalu pandangannya beralih ke fela dan tangannya mengamit tangan fela, "Masuk yuk, biar rega yang bawa kopernya." Ratna langsung menarik tangan fela dan mengajaknya masuk. Sebenarnya yang tuan rumah disini siapa sih?

Rega mendengus kesal. "Betah apaan, siap-siap aja besok dengar kabar anak jadi duda." Gumamnya, lalu menarik dua koper itu masuk.

Rega meletakkan dua koper itu disamping sofa, lalu ikut duduk disamping mamanya. "Mama kenapa datang malam-malam begini?"

Ratna yang tadi asik mengobrol dengan fela beralih melihat ke rega, "Memangnya kenapa kalau mama datang jam segini? Seterah mama mau datang jam berapa!" Sewot ratna, persis seperti ibu-ibu yang sedang menawar harga cabe dipasar tapi abangnya menolak untuk memberi potongan harga.

Rega menelan salivanya sendiri dengan muka sebal. Apalagi saat melihat betapa ramahnya mamanya pada fela namun langsung garang ketika sudah berbicara dengan rega. Rega sudah habis kesabaran, "Mama ada masalah apa sih sama rega?!" Teriak rega dengan sebal, namun teriakannya bukanlah suatu bentakan, karena ia masih mengingat bahwa membentak orang tua itu sangat dilarang.

Mamanya menoleh lagi kerega. "Kamu ngapain teriak sih? Buat kuping mama sakit aja." Protes ratna karena teriakan rega dan tidak memperdulikan pertanyaan rega yang mungkin juga bisa dikatakan sebuah protesan.

Rega menghela nafas kasar, mengingat mamanya seperti ini ingin rasanya ia cari mama baru yang perhatian dan ada jika ia butuhkan. Bersedia menampung nya jika acara minggat-minggatan rega kemarin terulang lagi dan selalu ada untuk memihaknya.

"Kamar kalian yang mana?" Tanya ratna.

Rega dan fela sama-sama menunjuk kamar masing-masing. Ratna terlihat bingung kenapa kedua orang itu menunjukkan kamar berbeda. Beberapa saat kemudian ratna menyadarinya, "Kalian beda kamar?"

Rega dan fela memangguk pelan, dari cara ratna bertanya rega dan fela tahu bahwa ratna sedang ingin marah. Karena mengetahui mereka tidak tidur didalam kamar yang sama.

"Kenapa enggak satu kamar?" tanyanya dengan nada geram.

Rega dan fela memandang satu sama lain. Lalu rega yang akhirnya berinisiatif untuk menjelaskan lebih dahulu. "Gini mah... Kita sepakat untuk enggak tidur bareng selama kita masih sekolah. Kita enggak mau hal-hal yang enggak kita inginkan terjadi," Rega menjelaskan dengan hati-hati. Berharap supaya mamanya mau menerima alasannya.

NIKAH MUDA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang