Rega menendang ban belakang mobilnya dengan sebal. Ia berkacak pinggang melihat kondisi ban mobilnya yang kempes. ntah sejak kapan, namun tadi malam masih baik-baik saja.
"Masuk angin kali ya ban mobil gue, makanya minta dikerokin terus anginnya keluar deh, kempes akhirnya." Ujar rega ngaco.
Rega memutar badannya melihat kejalan raya, matanya mencari-cari angkutan umum, niatnya ia ingin naik taxi saja, namun hari ini mungkin hari rega sial karena tak ada satupun taxi yang lewat, yang banyak hanya kendaraan warna biru yang pintunya enggak ditutup. Angkot.
"Masak cowok seganteng gue naik angkot?" Tanya rega bermonolog, "Nanti kalau ada tante-tante yang godain gue gimana?"
Rega mencebik, memikirkan nasibnya yang kalau naik angkot takut digodain tante-tante. Padahal belum tahu ada tante-tante girang yang mau naik angkot.
Rega menggelengkan kepalanya, menurungkan tangannya dengan malas. Ia terpaksa harus naik angkot, daripada nanti ia terlambat kesekolah. Rega berjalan ketepian jalan raya. Tangannya melambai menyetop sebuah angkot jurusan daerah sekolahan nya.
Saat angkot itu berhenti, rega langsung naik, dan duduk dipojokan belakang, karena hanya disana ada bangku yang kosong. Rega melihat ke sekeliling, ia bernafas lega karena tidak ada tante-tante didalam angkot ini, tapi banyak emak-emak yang kelihatannya abis balik dari pasar sambil nenteng keranjang pink bolong-bolong yang isi nya sayuran yang ujung sayuran nya keluar.
Rega melihat emak-emak yang lumayan besar badannya dan memakai celana bahan coklat serta baju panjang selutut warna pink, dan menggunakan jilbab sarung berwarna cream. Melihat emak itu, rega menggeleng heran. "Gak ngerti fesyen ni emak. Gak nyambung banget warna bajunya celananya jilbabnya." Gumam rega dalam hati, karena sejujurnya rega takut kalau bicara langsung, yang ada ntar ia malah digebukin pake sayuran nya dia.
Namun ternyata, walaupun ucapan rega dalam hatinya tidak terdengar. Namun emak-emak yang ada didepannya justru malah memperhatikannya yang sedang memperhatikan emak-emak disamping rega. Emak-emak yang didepan rega yang menggunakan celana jeans biru dan menggunakan baju kaos abu-abu dan tidak menggunakan di jilbab itu bersuara, "Dek jangan genit dong sama ibuk-ibuk. Masih anak sekolahan kan?" Tegur nya sambil mencolek lutut rega.
Rega terlonjak kaget sambil menetap horor emak-emak didepannya yang barusan dengan seenak jidat menuduh dirinya genit. "Saya enggak genit. Siapa bilang?!" Protes rega tidak Terima.
"Itu dari tadi kamu lihatin ibuk-ibuk di samping kamu, ngapain kamu liatin dia? Kalau bukan genit namanya." Jawabnya, dan membuat perhatian emak-emak di samping rega teralih pada rega dan emak-emak didepan rega.
"Ada apa ya buk?" tanya ibuk-ibuk tadi karena penasaran, ia merasa dirinya di sebut karena berada disamping rega.
Ibuk-ibuk didepan rega menoleh ke ibuk-ibuk disamping rega, "Ituloh buk, anak ini terus-terus mandangin ibuk."
Rega melotot, lalu langsung menggeleng dengan cepat. "Saya enggak lihatin ibuk." Protesnya membela diri.
"Ngaku aja deh dek, jangan malu-malu." Kata ibuk-ibuk didepannya tadi dengan nada menggoda dan juga sambil mencolek lututnya lagi.
Rega mengernyit dengan muka memelas pada ibuk-ibuk dihadapannya ini, ia benar-benar dikelilingi ibuk-ibuk. Apalagi masih banyak ibuk-ibuk lain yang sekarang menatapnya. Ditambah lagi ibuk-ibuk didepannya ini terus mencolek lututnya.
Rega menelan salivanya yang terasa tercekat ditenggorokan saat melihat ibuk-ibuk diangkot ini menatapnya begitu serius. "Gimana kalau gue jadi korban ibuk-ibuk ini, gimana kalau keluar dari angkot ini gue udah enggak perjaka?"
KAMU SEDANG MEMBACA
NIKAH MUDA [Completed]
Teen FictionHanya takut untuk mengatakan, karena belum siap dengan jawaban. - regata agantara Jika takut mencoba memperjuangkan, maka mantapkan hatimu untuk menerima resiko. - felata anandara Cover by: Bella krunia 027 --------------- Felata anandara Gadis SM...