36 - perubahan

15.5K 536 16
                                        


Langkah rega terhenti saat ia melihat fela sedang berdiri berdua bersama daniel didepan pintu apartemen mereka. Rega terlihat sangat-sangat tidak suka ketika fela tersenyum sangat manis dan senyuman itu tak pernah fela tunjukan kepada rega, dan jujur rega sangat tak suka dan cemburu.

Dari sorot mata rega dan caranya memandang dua orang kekasih itu sangatlah berbeda. Tatapan yang rega tunjukan sekarang sangat berbeda dari biasa, tatapan sekarang penuh dengan rasa cemburu, marah, kesal dan apapun itu, yang terpenting rega saat ini sedang marah.

Rega tersenyum miris, kala melihat daniel memeluk fela dan fela membalas nya. Ia saja yang sudah menjadi suami fela tak pernah memeluknya. Tapi tidur bareng pernah. Oke lupakan saja.

Tidak seperti biasanya, rega kali ini benar-benar tidak bisa santai melihat fela bersama daniel. Biasanya rega bisa untuk mencoba menerima dan tidak marah apalagi saat ia tahu bahwa fela sudah jadian, dan kemarin saat fela berbaikan dengan daniel, rega bisa mengendalikan dirinya untuk tidak marah.

Tapi ntah kenapa saat melihat mereka pacaran secara langsung, apalagi sampai pelukan didepan matanya, rega jadi kesal. Mau bagaimanapun juga, rega adalah seorang laki-laki yang mencintai wanita, dan tentu akan marah dan kesal jika melihat wanita yang ia cintai bersama orang lain dan cemburu juga. Rega juga memiliki perasaan sama seperti yang lainnya, memiliki rasa marah, cemburu, kecewa, sedih dan lainnya.

"Tenang rega, tunggu aja seminggu lagi pas nerima rapot. Doa banyak-banyak biar dapat peringkat 24, cuman peringkat 24 aja. Kalau lo dapatin peringkat 24, fela sama daniel bakalan putus." Rega berusaha meredam amarahnya, dan berdoa agar ia mendapat peringkat 24.

Rega menundukkan kepalanya, berbalik menghadap tembok dan memandang ke arah lain dan berusaha menutupi wajah nya saat ia melihat daniel akan pergi dan tentu akan melewatinya. Saat ia rasa daniel sudah berjalan melewatinya, baru rega berbalik lagi kedepan, berjalan ke arah fela.

"Lo udah pulang? Lo tadi lihatin gue sama daniel yah?"

"Gak ada gunanya gue ngeliatin orang pacaran." Dusta nya dengan nada sedikit cuek dan langsung masuk kedalam.

Fela menggedikkan bahunya acuh, rega lihat pun tak apa menurutnya. Fela ikut masuk dan menyusul rega.

"Tadi diabsen gak?" Tanya fela dari belakang rega.

Rega yang hendak membuka pintu kamarnya berbalik, "Iya."

"Masa? Terus gue dibuat apa?"

"Alpa."

Fela mengernyit marah, "Kok lo enggak bilang aja gue sakit?! Kan kalau alpa nanti gue dapat point!"

Rega mengernyit bingung, "Kan lo gak ada nitip buat bilangin sakit?"

Fela memutar bola matanya malas, "Pengertian dikit kek, bilang gitu gue sakit."

"Kenapa gue harus pengertian? Lo nya aja enggak pengertian sama gue!" Ketus rega.

"Kok lo baperan sih?!"

Rega mencebik, lalu memilih untuk mengabaikan fela. Ia masuk kedalam kamarnya, jujur ia merasa lelah hari ini. Badannya lengket karena keringat sebab bermain futsal tadi.

Sedangkan fela diluar sedang menggerutu tak jelas karena merasa diabaikan oleh rega, dan juga karena ia dibuat alpa pada absen kelas, itu juga akan mempengaruhi nilai rapotnya.

Fela mendekap tangannya didada, dengan kesal fela berjalan menuju sofa depan tv. Fela menghempaskan pantat nya disofa empuk itu dan juga punggung nya disandaran sofa.

Sudah sepuluh menit fela hanya diam dengan muka cemberut diposisinya sekarang. Ia tak niat melakukan apapun, karena sedang kesal. Dan rega juga tak keluar dari kamarnya. Fela kan bosan sendirian disini. Karena penasaran, fela melangkahkan kakinya untuk kekamar rega, dengan perlahan fela membuka pintu kamar rega. Fela sangat terkejut saat membuka pintu kamar rega dan melihat aktifitas apa yang sedang dilakukan oleh rega.

NIKAH MUDA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang