1. Rizky yang Dingin

791 26 0
                                    

Hari ini, gadis itu berjalan santai disepanjang koridor sekolah, mengabaikan suara-suara siswa yang hanya membuatnya sakit kepala.

Tibalah ia di kelasnya, kelas XI.MIPA.4. Tanpa banyak ba bi bu, gadis itu menuju ke bangkunya.

Disana sudah ada sahabat, sekaligus teman sebangkunya yang tengah sibuk membaca buku.

"Sibuk banget, pak! Baca buku apa emangnya?", tanya Irena tersenyum jail ke arah Rizky, sahabatnya.

Rizky lalu mengarahkan buku itu ke depan wajah Irena. "Lo baca, judul bukunya apa!", jawab Rizky cuek.

"Yee, selo aja kali, Ky! Gitu aja sewot!", sungut Irena lalu duduk tenang di samping Rizky, sembari menunggu bel masuk berbunyi.

Seketika gadis itu menepuk jidatnya sendiri. Ia tak menyadari misi utamanya sebelum berangkat ke sekolah.

Rencananya, pagi ini ia akan memarahi Rizky habis-habisan. Bisa-bisanya Rizky meninggalkannya untuk berangkat ke sekolah.

Gadis itu mendesis, tangan mungilnya terulur menjewer telinga Ruzky hingga membuat Rizky meringis kesakitan.

"Aw, sakit banget, njir!", ringis Rizky yang dijewer oleh Irena.

"Diem aja lo, bangsat! Siapa suruh loe ninggalin gue tadi?", omel Irena menarik telinga Rizky sampai memerah. Biar saja Rizky kesakitan, ia tak peduli! Kalau bisa, ia ingin menarik telinga Rizky sampai copot.

Irena melepaskan tangannya dari Rizky. "Uh, kalo bisa gue bikin copot tuh telinga! Biar bisa gue gadai-in ke tukang loak!"

"Sembarangan! Lo pikir telinga gue ini barang bekas?!", omel Rizky sembari mengelus-elus telinganya yang sedikit perih. Sudah bisa dipastikan telinganya itu sudah memerah sekarang.

"Ya, bisa aja!", balas Irena cuek.

Bel masuk akhirnya berbunyi. Aktivitas belajar mengajar pun siap dimulai.

***

Rizky, cowok itu nampak duduk sendiri di kantin, dengan tatapan kosong. Tak tahu kemana pikiran cowok itu pergi.

Tangannya sedari tadi hanya sibuk mengaduk-aduk jus jeruknya, tanpa berminat sedikitpun untuk meminumnya.

"Woy!"

Rizky mendongakkan kepalanya, menatap Irena yang sudah berdiri dihadapannya.

Gadis itu mendudukkan dirinya dibangku dekat Rizky. "Sini-in jus lo! Mending gue minum, daripada cuma lo aduk-aduk doang! Sama kayak perasaan gue, yang dibuat campur-aduk sama si doi, tapi dia-nya nggak peka-peka! Eakkk!"

Rizky hanya memutar bola matanya malas. "Serah lo, setan!"

"Iya deh, gay judes!", balas Irena dengan suara yang sangat pelan, seperti berbisik.

Mata Rizky melotot, dan gadis itu hanya nyengir tidak karuan.

"Ky, lo ikut olimpiade, nggak?", tanya Irena dengan raut wajah serius.

"Iya, olimpiade kimia. Lo?"

Irena mendengus. "Iya, gue juga, olimpiade biologi."

Sebenarnya, Irena tak suka dengan mata pelajaran biologi itu. Kebanyakan pakai nama ilmiah, membuat kepalanya pusing. Dan anehnya, pihak sekolah malah mengikutsertakannya dalam olimpiade biologi ini. Keputusan yang tak tepat memang.

Rizky & IrenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang