38. Sedang Berusaha

92 10 8
                                    

Rizky bersama dengan yang lainnya melangkahkan kaki memasuki area pemakaman yang tak terlalu jauh dari rumah Rizky.

Rizky berusaha menajamkan pandangan, berharap sosok Irena bisa ia lihat di pemakanan ini. Rizky menghentikan langkah, diikuti oleh yang lainnya.

"Iky, kita udah nyampe di makamnya? Serius, gue lupa gimana persisnya lokasi makam orang tuanya Ena," ujar Tommy dengan mengacak rambutnya kebingungan. Yura langsung merapikan rambut kekasihnya itu.

Rizky berusaha mengingat-ingat dimana letak pasti posisi makam orang tua Irena. Pemuda itu maju sedikit lagi.

Matanya terfokus untuk meneliti tiap makam yang dilewatinya. Hingga ia kembali menghentikan langkah saat ia mendapati dua makam bertuliskan nama kedua orang tua Irena.

Suryatama Adhyaksa
Widya Anarkalika

Rizky merasakan napasnya menburu. Ia benar-benar merasakan tubuhnya membeku disana. Perasaan bersalahnya hadir. Perlahan Rizky makin mendekat kearah pusara. Pemuda itu sedikit berjongkok dan memunguti daun pisang disana.

"Tom, kayaknya Irena memang beneran kesini kemarin." Rizky berujar tanpa melepaskan pandangannya dari pusara orang tua Irena.

"Lo yakin?", tanya Tommy memastikan.

"Yakin, Tom. Dia kayaknya semalaman disini."

Rizky menghembuskan napas panjang, ia benar-benar dilanda kebimbangan. Harus kemana lagi ia mencari Irena? Hampir disetiap tempat di pemakaman itu Rizky dan yang lainnya sudah susuri.

"Na...., gue pengen lo balik lagi...jangan kayak gini, Na..." Rizky bergumam dengan napas tercekat.

*****

"Emang dasar lo cewek bodoh! Apa lo pikir semudah itu gue kejebak sama permainan lo? Ckckck, gue nggak lemah kayak apa yang lo pikirin!"

Gadis berambut panjang itu nampak memegangi sebilah pisau ditangannya. Sementara gadis lain yang ada bersamanya sudah ada dalam posisi terikat dengan wajah ketakutan.

"Mau lo apa sebenarnya?! Nggak puas lo udah hancurin segalanya?!", teriak gadis itu dengan wajah memerah dan air matanya sudah tumpah ruah.

Gadis yang memegang pisau itu mendekati gadis yang terikat itu. Tangannya mencengkeram kuat rahang gadis itu. "Dengerin gue yah sayang, gue belum puas ngancurin segalanya. Tapi makasih, karena rencana lo gue makin semangat buat dapetin Rizky. Dia bakalan jadi milik gue selamanya, selamanya." Setelahnya gadis itu melepas cengkramannya pada gadis yang terikat itu.

"Kewarasan lo emang patut dipertanyakan! Lo bawa gue kesini, dan nakut-nakutin gue?! Bahkan gue pun bisa buat lo lebih hancur!"

Gadis yang memegang pisau itu tertawa keras. "Ngancurin gue? Silahkan! Lo aja nggak bisa ngelepasin ikatan lo dari sini, gimana mau ngancurin gue?"

"Dasar cewek monster! Gue harap Rizky dan yang lainnya tau soal ini! Biar kejahatan yang lo lakuin cepat berakhir!"

"Dan lo pikir gue peduli?! Nggak!" Gadis itu mendekatkan ujung pisau itu kepipi gadis lainnya hingga berhasil melukai pipi gadis itu.

"Arghs!" Gadis itu meringis kesakitan. Sungguh, gadis dihadapannya itu terlampau gila.

"Masih mau ngelawan gue?!"

Gadis yang terikat itu memilih diam. Ia sedang memikirkan cara bagaimana melepaskan diri dari tempat itu. Setelah berhasil kabur, ia akan beritahu segelanya pada Rizky dan yang lainnya.

*****




Irena melangkah dengan pandangan kosong menuju ke rumahnya. Sepertinya lari dan meninggalkan rumah selama kurang lebih 2 hari takkan bisa menyelesaikan segala masalahnya.

Rizky & IrenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang