Irena nampak sibuk membaca buku cetak biologi berhalaman tebal dihadapannya. Jangan pikir gadis itu adalah tipe siswi yang rajin belajar. Jika bukan karena pak Wawan yang menyuruhnya belajar keras seperti saat ini, ia juga enggan memantengi buku biologi yang tebalnya naudzubillah itu.
Berkali-kali Irena menahan kantuk karena membaca dan melafalkan materi untuk mengikuti olimpiade biologi ini, itupun atas instruksi dari pak Wawan.
"Ren, napa lo?", tanya Rizky polos.
Irena mendengus. "Lagi gali sumur! Masih nanya lagi, lo! Gue lagi belajar, belajar!"
"Oh!", jawab Rizky.
Oh, ya Tuhan! Bolehkah Irena menggantung Rizky di pohon taoge sekarang? Eh, tidak! Pohon taoge terlalu pendek!
"Ky, lo mau gue belai pake golok, nggak?", tanya Irena sambil tersenyum manis.
"Nggak!", jawab Rizky cuek.
Sabar, sabar! Cowok datar dan juga menyebalkan seperti Rizky seharusnya ia beri pelajaran, tapi pelajaran apa? Rizky 'kan sudah pandai!
Rasa kantuk ini membuat Irena tersiksa, tapi lebih baik seperti ini. Dibandingkan besok ia harus menghadapi amarah pak Wawan karena tak melafalkan materi yang akan ia ujikan, lebih baik ia begadang semalam suntuk. Kebetulan juga Rizky sedang main ke rumahnya malam ini.
Sedikit informasi, Irena tinggal sendiri, ia hidup sebatang kara. Ayah dan ibunya meninggal akibat kecelakaan pesawat saat usianya baru menginjak umur 5 tahun. Sejak saat itu, ia tinggal sendiri di rumah orang tuanya.
Rumahnya dan rumah Rizky bersebrangan, jadi orang tua Rizky masih bisa memantau Irena, tak jarang mereka mengunjungi Irena hanya untuk sekedar mengecek kondisi dan keadaan Irena. Maklum saja, Irena dan Rizky adalah teman masa kecil, begitupula dengan Tommy. Persahabatan yang terjalin diantara mereka bertiga sejak kecil bisa bertahan sampai sekarang.
Jarum jam sudah menunjukkan pukul 20.30 malam, dan Irena tak tahu mengapa ia merasa begitu mengantuk. Sehabis sholat isya tadi, rencananya ia akan tidur. Tapi, semuanya berubah saat Rizky sudah datang ke rumahnya.
Cowok itu masuk ke dalam rumahnya tanpa permisi. Tak melihat Irena di ruang tamu, Rizky berinisiatif menuju ke kamar Irena.
Dan tanpa ada rasa ragu sedikitpun, ia membuka pintu kamar Irena.
Mata Rizky membelalak lebar mendapati Irena yang sudah tertidur dalam gelungan selimut kesayangannya. Yang membuat Rizky makin stress karena Irena telah menyetel lagu India dengan cukup keras, dan membuat ia harus menutup kedua telinganya karena terlalu berisik. Kebiasaan Irena dari kecil memang sulit berubah, menyetel lagu India dengan nada yang cukup keras untuk menemaninya tidur di malam hari.
Manma emotion jaage🎶🎶
He..manma emotion jaage🎶🎶Dengan langkah cepat, masih dengan menutup kedua telinganya, tangannya mulai mematikan speaker yang memperdengarkan salah satu lagu di film India, 'Dilwale', yang dibintangi oleh Shahrukh Khan, Kajol, Varun Dhawan, dan Kriti Sanon itu.
Napas lega menguar begitu saja dari mulut Rizky, setidaknya telinganya bisa terselamatkan dari dentuman musik India keras. Tak habis pikir ia dengan Irena. Siswi pentolan dan langganan olimpiade biologi itu sangat cuek dengan kesehatan telinganya.
Seharusnya Irena tahu, sampai berapa desibel maksimal telinga manusia dapat mendengar bunyi yang keras. Suara musik di kamarnya saja mungkin sudah setara dengan kebisingan di jalan raya.
Ia rasa waktunya sudah banyak yang terbuang percuma, tujuannya datang ke rumah Irena adalah mengajak gadis itu untuk belajar bersama, bukan untuk mengeluh perihal kebiasaan Irena yang bikin pening kepala itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rizky & Irena
Teen FictionYang Irena tahu, setiap orang memiliki kesempatan untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik. Dan, kesempatan berubah itu tidak hanya berlaku bagi orang-orang tertentu, perubahan bisa terjadi pada semua orang, termasuk sahabat masa kecilnya Rizk...