32. Puncak Kebencian

97 6 6
                                    



Yura sudah berdiri di depan pintu kamar Rizky, hari ini ia harus tahu apa isi kotak emas itu.

Tangannya meraih knop pintu, perlahan membukanya perlahan. Napas lega keluar dari mulut gadis itu, sebab pintu kamar Rizky tak terkunci.

Keadaan kamar Rizky yang gelap membuat Yura sedikit bingung. Untuk apa pemuda itu mematikan lampu kamarnya?

Yura kembali menutup pintu, lalu mencari sakelar agar bisa menghidupkan lampu. Tak butuh waktu lama hingga lampu di kamar Rizky kembali menyala.

Sekilas, tak ada yang mencurigakan ataupun aneh dengan kamar Rizky. Kamarnya bersih dan rapih, serta tabel periodik kimia juga ada di dindingnya. Foto masa kecil Rizky, Irena, dan Tommy juga ada disana.

"Gue harus tau apa isi kotak emas itu, gue yakin itu hal yang ada hubungannya sama Tommy!"

Yura bergegas membuka lemari Rizky, ia sibuk mencari kotak emas itu. Sayangnya, ia tak menemukannya.

Beralih mengecek laci dan meja belajar Rizky, dan sayangnya tak ada yang ia dapatkan dari sana.

Yura tak mau menyerah begitu saja. Ia memutuskan untuk mencari lagi.

Yura mengedarkan pandangannya ke sekeliling, setidaknya hari ini ia dapat titik terang soal kotak emas itu.

"Dimana yah...."

Sruk!

Belum usai Yura menyelesaikan kalimatnya, ia dikejutkan dengan beberapa lembar kertas yang terjatuh dari balik tabel periodik kimia yang berada di kamar Rizky.

Mata Yura memicing curiga. Gadis itu segera memunguti kertas-kertas yang baru saja jatuh berserakan itu.

Jantung Yura berdebar kencang, ia tak percaya dengan apa yang ia lihat.

Sudah terlihat jelas, bahkan apa yang ia pikirkan selama ini terbantahkan, fakta yang ia temui bahkan lebih kejam dari apa yang ada dalam pikirannya. Ternyata bukti itu rupanya tak lagi Rizky sembunyikan dalam kotak emas.

"I, ini..." Mata Yura nampak memerah, tangan dan tubuhnya gemetar. "Ini foto Tommy..." Napas Yura makin memburu. Foto-foto yang baru saja terjatuh dari bagian belakang tabel periodik di kamar Rizky adalah foto kepunyaan Tommy.

Kembali Yura menunduk, dan memunguti beberapa kertas yang terdapat tulisan yang cukup panjang diatasnya.

Yura memasukkan foto-foto Tommy kedalam tasnya, dan beralih membaca kertas-kertas yang ikut berceceran bersama foto Tommy.

Dari orang yang cinta sama Tommy
Gue nggak tau sejak kapan perasaan gue ini muncul, tapi yang gue tau gue sayang banget sama lo. Gue hampir gila mikirin lo setiap hari. Apalagi pas gue tau, hati lo nyatanya bukan untuk gue. Li malah pacaran sama orang lain, dan itu bikin gue tambah sesak. Untuk itulah, gue berusaha menjadi orang yang dingin dan tak tersentuh, biar perasaan gue nggak diketahui sama orang lain. Entah kenapa, gue sampai nggak begitu suka sama Yura, padahal dia sama sekali nggak salah apa-apa. Mungkin ketidaksukaan gue muncul karena dia orang pertama yang berhasil buat luluh perasaan lo. Setiap hari gue mikirin lo, tanpa henti. Kadang gue punya ambisi buat merebut lo dan menjadikan lo milik gue. Gue sadar perasaan gue tumbuh pada orang yang salah, tapi apa salah cinta gue ini?

Dari orang yang cinta sama Tommy
Kadang gue nyesel, Tom. Kenapa gue harus lahir jadi Rizky, kenapa? Kenapa gue nggak lahir jadi cewek aja supaya gue bisa lebih leluasa mencintai lo, tanpa harus nekat melawan ketentuan takdir yang sudah digariskan sama Tuhan? Gue nggak mau lo jijik sama gue, Tom. Tapi makin hari perasaan gue makin besar aja.

Rizky & IrenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang