Irena sengaja membawa laptop ke sekolah hari ini. Semalam ia baca di grup chat kelas jika salah satu teman sekelasnya telah memiliki koleksi film India terbaru. Kalian tahulah bagaimana Irena, gadis itu adalah seorang bollymania, begitu cinta dengan hal-hal berbau India.
Bahkan semalam ia sampai mengabaikan pesan yang dikirimkan oleh Rizky. Paling-paling Rizky pasti akan mengajaknya belajar, persiapan menghadapi olimpiade.
Irena bersikap bodo amatan sama olimpiade ini, toh bukan dia yang menginginkannya. Pak Wawan yang mengikutsertakannya dalam lomba itu.
Irena menambah kecepatan laju motornya, tak peduli jika suara motornya itu menganggu pendengaran pengguna jalan yang lain.
***
Usai memarkirkan motor vespa kesayangannya di parkiran sekolah, dan sempat bercekcok dengan siswa lain sebab vespa miliknya memakan tempat parkir, Irena melangkah cepat menuju kelasnya. Ia tak mau melewatkan kesempatan untuk mengambil koleksi film India baru milik teman sekelasnya. Ia bisa membawa flashdisk saja, tapi berhubung teman sekelasnya ingin melihat koleksi film India miliknya, jadilah Irena membawa laptop ke sekolah.
Dengan langkah grasah-grusuh Irena masuk kedalam kelasnya. Meletakkan tasnya diatas meja, mengeluarkan laptop kesayangan yang sudah mulai lemot, sebab sudah penuh sesak dengan aneka film India hasil pencariannya.
"Rena!"
Duh, Rizky akan mengamuk! Irena sudah siap diamuki manusia batu zaman megalitikum itu! Ya Allah....apa salah Irena?!
"Hai, Rizky!", sapa Irena dengar cengiran khasnya.
"Kenapa semalam nggak bales pesan gue?"
Wadaw!
Irena tahu berurusan dengan orang sekeras kepala macam Rizky ini akan berbuntut panjang.
Irena mulai menggaruk pipinya yang tak gatal, melirik beberapa temannya yang sudah sibuk dengan layar laptop dihadapannya. Pasti mereka akan saling bertukar koleksi film India satu sama lain, duga Irena.
"Irena Alyskia Atlantia, gue lagi ngomong sama lo!"
Kali ini Rizky memasang tampang datar andalannya, membuat Irena meneguk salivanya susah payah.
Akhirnya dengusan kasar keluar dari mulut Irena. "Ky, lo nggak baca grup chat kelas semalem? "
Rizky menatap Irena datar. "Gue baca, kenapa emangnya?"
"Alasannya ada di grup kelas itu, bahkan gue sampai rela nggak bales pesan lo karena hal itu!"
Mata Rizky kontan melotot. Seharusnya ia sudah bisa tebak isi kepala dari sahabatnya ini. Kadang-kadang ia tak habis pikir, mengapa Irena memiliki pengetahuan yang begitu baik di mata pelajaran biologi, sedangkan gadis itu sangat anti dengan istilah-istilah latin yang tersaji dalam mata pelajaran itu. Dan, kecintaannya pada hal-hal berbau India justru membuat otaknya sedikit geser. Bahasanya si Rizky 'Pengabdi Bolly'.
Rizky yang nampak bingung memikirkan sesuatu, membuat Irena jengah sendiri. "Kalo nggak mau ngomel lagi, lo minggir, deh! Gue mau liat-liat koleksi film India dulu! Hush!". Irena menggerakkan sebelah tangannya dengan gestur mengusir, dan anehnya Rizky menyingkir begitu saja, lupa akan mengomeli gadis itu hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rizky & Irena
Teen FictionYang Irena tahu, setiap orang memiliki kesempatan untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik. Dan, kesempatan berubah itu tidak hanya berlaku bagi orang-orang tertentu, perubahan bisa terjadi pada semua orang, termasuk sahabat masa kecilnya Rizk...