33. Bubarnya Sebuah Persahabatan

92 6 4
                                    




Irena menatap Rizky dengan tatapan sendu. Belakangan ini sikap Rizky begitu dingin kepadanya. Entah kesalahan apa yang Irena perbuat sampai Rizky enggan berbicara kepadanya. Kepalanya serasa ingin meledak karena memikirkan semua itu.

"Ky...," panggil Irena pelan, gadis itu berjalan mendekat kearah Rizky yang menatap lurus buku yang ada dihadapannya. "Lo kenapa?", tanya Irena pelan.

Rizky mengangkat kepalanya, dan kini sudah beradu pandang dengan Irena. Kemarahannya memantik dengan sangat jelas. "Nggak usah pura-pura bodoh atas keadaan gue sekarang! Gue tau lo dalang dibalik semua hal yang menimpa gue sekarang!", bentak Rizky lalu bangkit dari kursinya.

Suasana ruang kelas selepas pulang sekolah sangat sepi. Hanya ada Rizky dan Irena didalam sana. Hari ini Rizky melewati banyak hal yang terasa melelahkan.

"Rizky, ikut ibu ke ruang BK!"

Suasana kelas yang tadinya hening sebab fokus mendengarkan ajaran yang Ibu Kalila-guru mata pelajaran kimia seketika berubah heboh sebab Ibu Noor, guru BK masuk ke dalam kelas.

Rizky yang sudah tau sejak awal akan dipanggil oleh pihak BK menghela napas pasrah. Pemuda itu berdiri dan berjalan mengikuti Ibu Noor keluar dari kelas.

Ternyata di ruang BK sudah ada Yura dan kedua orang tuanya, beserta kedua orang tua Rizky. Jantung Rizky berdetak cepat. Apalagi saat matanya beradu dengan mata Rafli-papanya. Seumur hidup Rizky belum pernah melihat sorot kecewa itu dari kedua mata Rafli.

Yura pun demikian, gadis itu menatap Rizky dengan sorot benci. Tapi sayangnya, Rizky sama sekali tidak peduli.

"Rizky, silahkan duduk !", ujar Ibu Noor dengan intonasi suaranya yang tegas. Rizky pun duduk tanpa mengucapkan sepatah kata apapun.

"Tujuan saya memanggil bapak dan ibu sekalian datang kemari untuk membahas permasalahan antara Rizky dan Yura yang membuat ribut seisi sekolah."

"Mohon maaf, Bu. Apa yang anak saya lakukan sehingga kami dipanggil datang kemari?", tanya Rima tak tahu. Ia benar-benar tak mengerti situasi apa yang dialami Rizky sekarang. Rafli sendiri, meskipun tak tahu betul apa duduk permasalahannya, tapi ia benar-benar kecewa terhadap Rizky. Terlebih lagi saat Yura sempat menjelaskan kepadanya apa yang Rizky lakukan kepadanya sebelum semuanya berkumpul di dalam ruang BK.

Ibu Noor menghembuskan napas panjang, dan mulai menceritakan kejadian yang terjadi atas dasar pengakuan beberapa siswa yang menjadi saksi kala kejadian itu berlangsung.

"Intinya, Rizky melakukan tindakan tidak senonoh kepada Yura, dan Rizky melakukannya di lingkungan sekolah, yang disaksikan banyak siswa lainnya."

Rima membekap mulutnya tidak percaya. Matanya terarah kepada Rizky yang hanya diam. Sedangkan Rafli memijat pelipisnya yang terasa berdenyut.

Orang tua Yura menatap Rizky dengan kilat amarah. "Beraninya kamu melakukan hal itu kepada anak saya!", teriak papa Yura--Yendri kepada Rizky.

Sedangkan Mira--mama Yura hanya memeluk Yura yang masih menangis. Ia juga tak terima putrinya diperlakukan seperti itu. Harga dirinya serasa diinjak-injak.

"Bagaimana saya tidak melakukan hal itu? Yura yang lebih dulu mencari masalah! Dia menuduh saya adalah seorang gay, bagaimana saya tidak marah?", ujar Rizky dingin.

Kedua tangan Yura terkepal kuat. "Dasar cowok jahat! Lo emang licik! Soal lo gay, itu emang fakta! Bukti-bukti itu gue dapat di kamar lo, mau ngelak apa lagi?! Lo nggak seharusnya ada di sekolah ini, lo harusnya ke psikiater, sembuhin kelainan dan perasaan lo yang menyimpang itu!"

Rizky & IrenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang