Pikiran Irena masih terpaku soal kejadian Rizky kemarin.
Ada rasa khawatir jika Rizky terus bersikap putus asa ditiap waktu pemuda itu merasa sudah mulai sampai pada batas lelah dan juga muak.
"Kenapa lo, Na?"
Pertanyaan Ambar menyentak Irena. Irena tersenyum tipis lalu merangkul Ambar. "Nggak papa, kok. Oh iya, Mbar, gue mau nanya."
"Nanya soal apaan?", tanya Ambar penasaran.
"Menurut lo, Putri itu gimana orangnya?"
Ambar mengerutkan kening, matanya menerawang. Ia tengah memikirkan sosok Putri dikepalanya. "Menurut gue nih yah, Putri itu orangnya baik, kalem, dan juga berani. Yah, walaupun dia kalem, dia berani nunjukin kalo dia suka Rizky. Dia sampai minta nomer hp Rizky ke gue."
Kepala Irena mangut-mangut saat Ambar mengutarakan pendapatnya. "Gue juga mikir kayak gitu."
Ambar memicing curiga. "Irena, lo gak lagi usaha buat jodoh-jodohin Rizky sama Putri, 'kan?"
Irena meringis lalu menggaruk tengkuknya yang tak terasa gatal. "Sekentara itu, yah?", tanya Irena kikuk.
Ambar memutar kedua bola matanya. "Kalo urusan cewek, mending Rizky aja yang pilih, Na. Lo tau sendiri temeb lo yang satu itu gimana galaknya. Beuh, nyeremin. Rizky juga udah gede, dan untungnya dia cowok normal. Dia bisa cari perempuan yang dia suka. Tenang aja."
Irena tertegun saat Ambar mengatakan jika Rizky adalah cowok normal.
Ada banyak misteri yang belum tersingkap dan diketahui oleh banyak orang tentang Rizky.
Yang mengetahui sebuah fakta mencengangkan itu hanyalah Rizky dan Irena saja.
Hanya mereka berdua.
Bahkan orang tua Rizky tak tahu apa yang menimpa Rizky.
Irena menghembuskan napas dan tersenyum kecil pada Ambar. "Iya, Ambar. Lo bener. Rizky harus bisa cari pilihannya sendiri."
*****
"Hai, Rizky!"
Rizky mengangkat kepalanya.
Ternyata Putri yang memanggilnya.
Mau apa lagi gadis itu menemuinya?
"Gue boleh duduk disini bareng lo?", tanya Putri, dan hanya diacuhkan oleh Rizky.
Tak melihat tanda-tanda Rizky akan merespon ucapannya, Putri memilih duduk saja dihadapan Rizky.
"Kayaknya buku yang lo baca seru, itu buku apa emangnya?"
Pertanyaan yang Putri ajukan membuat Rizky meliriknya, tapi setelahnya fokus Rizky kembali pada buku dihadapannya.
"Ngomong-ngomong, gue seneng kemarin lo udah mau nganter gue pulang ke rumah."
Rizky menatap Putri jengah. "Apa lo nggak ada kerjaan lain selain gangguin gue?", tanya Rizky dengan raut wajah dingin.
Putri nampak menyunggingkan senyum lebar. "Bukannya gitu. Gue cuma mau jadi teman lo, itu aja."
Dengan keras Rizky menutup buku cetakan tebal dihadapannya, membuat Putri sedikit terkejut. "Banyak siawa siswi di sekolah ini. Kenapa lo harus jadiin gue teman lo? Sebegitu menarikkah gue?"
Tanpa ragu, Putri menganggukkan kepala. "Lo nggak cuma sekadar menarik, tapi sangat menarik."
Rizky menatap Putri sinis. "Udah ketebak banget lo punya tujuan lain deketin gue. Alasan pertemanan lo udah basi. Lo suka sama gue, 'kan?"
![](https://img.wattpad.com/cover/154697213-288-k440234.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Rizky & Irena
Novela JuvenilYang Irena tahu, setiap orang memiliki kesempatan untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik. Dan, kesempatan berubah itu tidak hanya berlaku bagi orang-orang tertentu, perubahan bisa terjadi pada semua orang, termasuk sahabat masa kecilnya Rizk...