56. Putri,Praba, dan Kesaksian Mereka

96 8 4
                                    

Putri dan Praba, kedua pelaku yang telah bersekongkol menjebak Irena duduk dengan kepala tertunduk di depan petugas kepolisian.

"Benar, pak, kami telah bersekongkol untuk menjebak Irena," ujar Praba dengan suara bergetar. Wibawanya sebagai seorang anggota polisi sudah hilang karena perbuatan jahat yang ia lakukan pada seorang gadis yatim piatu.

Rizky, dan yang lainnya nampak melihat Praba dan Putri dengan tatapan tajam dan juga penuh amarah. Tapi tak bisa mereka tampik bahwa ada rasa lega saat kakak beradik itu sudah ditangani pihak berwajib.

"Kalian jangan diam aja! Jelaskan rencana kalian buat ngejebak Irena!", kata Zavier. Terbukti bahwa apa yang ia pikirkan selama ini benar.

Putri memang pelakunya, tapi yang tidak Zavier sangka, Putri dibantu oleh kakaknya yang seorang anggota polisi.

"Awalnya, saya mengirimkan pesan kepada Tommy, bahwa Irena kecelakaan, dan malam itu Tommy langsung ke lokasi kejadian."

Anggota kepolisian mulai menghimpun bukti dan mulai mendalami pengakuan Putri dan Praba, sebagai pelaku utama dari kasus percobaan pembunuhan ini.

"Setelah itu apa yang terjadi?" Pertanyaan itu kembali dilontarkan pihak kepolisian, dan Putri dengan tubuh gemetar berusaha menguatkan diri.

"Sampai di lokasi kejadian, Kak Praba langsung matiin lampu jalanan, saat Tommy tiba disana. Saat suasana sepi, Kak Praba mirip kepala Tommy pakai karung, dan saat itu saya langsung tikam Tommy."

Menghembuskan napas panjang, Putri dengan air mata berlinang kembali menceritakan tentang perbuatannya pada pihak kepolisian. "Setelah Tommy dalam keadaan terluka, saya langsung ambil hp nya, dan mengirimkan pesan kepada Irena. Setelah mendapat respon dari Irena, saya minta sama kak Praba merusak CCTV, dan membawa tubuh Tommy bersandar di bawah pohon. Irena pun akhirnya datang. Dia sangat kaget. Saat itu, dia langsung mau membawa Tommy di rumah sakit. Awalnya saya pikir rencana kami gagal. Tapi rupanya, Irena mencabut pisau itu dari tubuh Tommy. Saya langsung rekam, dan menjadikan bukti yang tidak benar itu seolah-olah Irena yang berusaha mencelakai Tommy. Saat warga berdatangan, kami mengambil pisau itu. Kak Praba segera melenyapkan pisau itu, karena sidik jari saya ada disana."

Tangis Putri makin pecah. "Saya minta kak Praba membawa saya ke kantor polisi, dan saya serahkan video itu. Tapi saya tidak mau identitas saya diketahui, dan kak Praba salah satu anggota polisi yang punya andil dalam kasus ini akhirnya membantu saya. Soal pesan yang saya kirimkan ke Tommy dan juga Irena, saya tidak sempat hapus karena panik. Dan saat Irena ditangkap, kak Praba mengamankan semua barang bukti, dan merusak hp Irena, supaya bukti percakapan kami lenyap. Tapi sayangnya, hp Tommy tidak kamu singkirkan, dan pesan itu masih ada disana."

Putri terus saja menjelaskan tindak kejahatan yang ia lakukan bersama Praba. Hingga interogasi itu telah usai, Rizky pun menyerahkan bukti yang ia dapatkan berupa cincin yang ternyata milik Putri, rekaman video saat di rumah sakit saat Putri mencoba membunuh Tommy, tangkapan layar percakapan antara Tommy dan Putri, serta rekaman suara pengakuan Tommy jika Irena bukan pelakunya.

"Pak Nirwan, bawa dia tersangka masuk ke dalam sel tahanan agar kasus injli bisa diproses lebih lanjut! Dan pak Parwan, bawa saudari Irena kemari, saudari Irena dinyatakan bersih dari tuduhan!"

***

"Sepertinya hari ini, hukuman gue udah ditentuin, Kak. Kayaknya, gue bakalan mendekam seumur hidup di penjara," kata Irena sembari tertawa sumbang, ia sudah pasrah dengan keadaan yang akan ia jalani kedepannya.

"Sabar, Ren. Gue yakin lo bahkan lebih kuat dari yang terlihat. Tuhan nggak tidur, kita 'kan nggak tau setelah ini akan ada keajaiban," kata Dara berusaha menguatkan.

Rizky & IrenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang