Sampai di rumah, Nirma masuk ke kamar dan mengurung diri. Nirma menangis dan bingung apa yang harus dilakukan.
Ibunya Nirma yang mengetahui anaknya belum makan malam, langsung menghampiri anaknya masuk kamar.
"Nak, makan dulu nanti kamu sakit!" Bujuk ibunya Nirma.
"Iya Bu, nanti saja aku belum lapar," jawab Nirma dengan suara serak.
"Kamu menangis? Kenapa? ceritakan pada ibu!" tanya ibunya heran.
"Kalau aku cerita, pasti ibu marah!" jawab Nirma sedih.
Ayahnya Nirma mendengar istrinya bicara sedikit kencang langsung masuk ke kamar Nirma.
"Nirma? Ada apa? Lho kok nangis? Kamu kenapa?" tanya ayahnya Nirma.
"Tidak apa-apa Ayah!" jawab Nirma.
"Apa kamu tidak lulus?" tanya ayahnya Nirma.
"Bukan Ayah!" jawab Nirma cemas.
"Lalu kenapa? Ceritakan pada ayah dan ibu," bujuk ayahnya Nirma.
"Nanti Ayah marah!" jawab Nirma takut.
"Marah kenapa? Ceritakan saja, ayah janji tidak akan marah," bujuk ayahnya Nirma.
Nirma sangat sulit menjelaskan, tapi Nirma sudah tidak tahan dengan kondisinya. Nirma sudah rela apapun yang akan menimpanya. Akhirnya Nirma mengakui kehamilannya.
"Aku hamil Ayah!" jawab Nirma pelan.
"Apa? Hamil?! Siapa yang menghamilimu!" bentak ayahnya Nirma.
Nirma tidak mampu menjawab, hanya menangis dan menangis. Ibunya Nirma terkejut dan terus menatap putrinya. Ayahnya Nirma hampir memukul Nirma, tapi dihalangi ibunya.
"Apa kamu sudah punya pacar?" tanya ibunya Nirma.
Nirma hanya menggeleng dan tak mampu menjawab. Ayahnya Nirma langsung buka suara.
"Aku tidak sudi punya menantu yang menghamili anakku! Mulai besok kamu ikut Mbahmu! Tidak sudi menikahkan anak yang masih belum cukup umur! Memalukan!" bentak ayahnya Nirma.
"Kamu mau ya Nak, tinggal di kampung? Kalau kamu sudah melahirkan, kamu bisa melanjutkan sekolah lagi," ucap ibunya Nirma.
"Iya Bu," jawab Nirma.
Ayahnya Nirma keluar dari kamar dan membanting pintu. Nirma merasa lega karena tidak jadi berbohong soal perkosaan.
Nirma merasa lega karena ayahnya tidak jadi memukulnya karena dihalangi ibunya. Ibunya Nirma terus memeluk dan menasehati Nirma.
"Ya sudah, kamu jangan pikiran, jangan melakukan hal-hal yang aneh, kamu harus kuat, ya?" ucap ibunya Nirma.
"Iya Bu," jawab Nirma.
Nirma terkejut dengan mendengar nasehat ibunya. Bayangan Nirma, ibunya akan marah besar dan menyakiti Nirma. Ternyata ibunya yang membela Nirma saat ayahnya akan memukul. Ibunya Nirma keluar dari kamar Nirma menemui ayahnya Nirma.
"Pak, sudahlah jangan terlalu keras pada anak perempuan, Pak! Kasihan Pak!" pinta ibunya Nirma.
"Tidak boleh keras bagaimana?! Biasanya juga kamu lebih keras pada anak-anak! Dia sudah mempermalukan kita!" jawab ayahnya Nirma.
"Iya Pak, tapi aku sadar, Pak! Kita kurang perhatian pada anak-anak, aku takut Pak! Kemarin anak temanku mati bunuh diri gara-gara dia hamil, dan pacarnya tidak mau tanggung jawab. Aku tidak mau Nirma melakukan hal itu, Pak! Dia sudah tertekan dan sedih! Mungkin salah kita, terlalu sibuk dan kurang mengawasi anak-anak kita," ucap ibunya Nirma menangis.
"Jangan menakuti aku, Bu! Tapi... kamu sudah menasehati Nirma, kan?" tanya ayahnya Nirma.
"Sudah Pak, tapi ibu masih takut, malam ini aku tidur dengan Nirma ya, Pak? Aku takut dia melakukan sesuatu!" ucap ibunya Nirma.
"Ya sudah, nanti aku nasehati Nirma," ucap Ayahnya Nirma.
Ayahnya Nirma mulai goncang hatinya, dia takut Nirma bunuh diri dan melakukan hal yang tidak terduga. Ayahnya Nirma kembali ke kamar Nirma dan menenangkan Nirma yang masih menangis.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Cinta Dan Nafsu #naskahgrassmedia2019
Misterio / Suspenso(18+) DEWASA Kisah dua sahabat yang memiliki karakter berbeda, yang mampu mengisi kekurangan dan kelebihan masing-masing. Persahabatan Lembayung dan Nirmala dibina sejak kecil. Beranjak remaja, saat SMP Nirmala sudah dikenal gadis yang modis dan can...