Bab 41 Rendra nekad menemui Uyung

2K 114 4
                                    


          Saat jam pelajaran usai, Rendra sudah minta ijin pada Ayahnya Uyung, untuk mengantarkan Uyung pulang. Di pintu kelas, Rendra langsung menghampiri Uyung.

          "Yung, aku ingin bicara!" ucap Rendra.

          "Ayahku, sudah menunggu, tidak bisa!" jawab Uyung tegas.

          Nirma disebelah Uyung hanya menyaksikan Rendra begitu gigih mendekati Uyung. Sedangkan Uyung sangat serba salah, sementara itu Roful sudah berjalan dengan Fina, mata Nirma begitu sinis melihat Fina.

          "Aku sudah minta ijin pada Ayahmu, aku harap kamu mau pulang denganku, ada yang ingin aku bicarakan!" ucap Rendra tegas.

          "Nanti saja, aku malas!" jawab Uyung.

          "Tidak bisa! sekarang juga kita selesaikan!" ucap Rendra sambil menarik tangan Uyung.

          Uyung tidak berani berontak karena masih banyak murid wara wiri depan kelas. Rendra memaksa Uyung naik ke motor. Rendra membawa Uyung ke tepi lapangan bola.

          "Kita bicara disini, Yung! tolong jelaskan, kenapa begitu mendadak memutuskan aku?" tanya Rendra serius.

          "Aku ingin fokus belajar!" jawab Uyung berbohong.

          "Kalau hanya itu alasannya, aku janji tidak akan mengganggumu belajar, tapi tolong jangan bilang putus!" pinta Rendra.

          "Aku tidak mencintamu!" ucap Uyung gemetar.

          "Tatap mataku Yung, katakan dengan jujur kalau kamu tidak mencintaiku, bersumpahlah demi aku, kalau memang kamu tidak pernah mencintaiku!" ucap Rendra memaksa.

          "Aku ingin pulang!" ucap Uyung mulai menangis.

          "Yung, aku minta maaf, kalau ucapanku menyinggung perasaanmu, ada apa, Yung? kalau ada masalah, ceritakan padaku?" tanya Rendra ikut sedih.

          "Aku ingin pulang... tolong jangan ganggu aku lagi, aku mohon," ucap Uyung terisak.

          "Baiklah, aku antar pulang, ya? hanya satu yang perlu kau tahu Yung, aku akan tetap menunggumu, dan tetap mencintaimu," ucap Rendra meyakinkan Uyung.

          Dalam perjalanan pulang, Uyung terus menangis dan mengusap air matanya. Rendra yang selalu mengintip dari kaca spion motor, langsung berhenti dan menenangkan Uyung.

          "Yung, aku tidak tahu apa masalahmu, tapi kamu harus ingat Yung, aku akan selalu ada jika kamu membutuhkan aku, jangan pernah ragukan ketulusan cintaku, aku tidak akan pernah bisa mencintai siapapun, seperti aku mencintaimu," ucap Rendra sambil menoleh kepalanya kebelakang.

          Uyung tidak menjawab, ucapan Rendra membuat hatinya semakin remuk dan hancur. Rendra terus menahan napasnya melihat Uyung terus menangis. Sampai di pagar rumah Uyung, dia turun tanpa pamit, dan berlari masuk ke dalam rumah.

                    ***

Antara Cinta Dan Nafsu #naskahgrassmedia2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang