Bab 10 Uyung Dan Rendra Satu Sekolah Lagi

2.9K 128 0
                                    

Setelah mengantarkan Nirma, Uyung terus memeluk Nirma, kesedihan Uyung tidak bisa sekolah bareng lagi. Nirma membisiki Uyung.

"Aku jadi melahirkan dirumah mbahku, kalau aku sudah melahirkan, aku akan menemuimu, ya!" ucap Nirma.

"Aku pasti akan merindukanmu!" ucap Uyung sedih.

"Tenanglah, aku akan kembali, ya!" ucap Nirma.

Uyung melepas Nirma dengan isak tangis. Orangtua Nirma ikut bersedih. Uyung sangat kehilangan sahabatnya. Apalagi Rosa akan kembali ke Amerika.

Uyung jadi pemurung dan tidak bergairah. Sebulan liburan, Uyung mempersiapkan masuk SMA. Uyung terus menghitung hari. Enam bulan sudah kehamilan Nirma, dan sebulan tidak bertemu Nirma. Uyung memilih sekolah ditempat ayahnya mengajar.

Hari pertama Sekolah Uyung tidak menyangka Rendra sekolah ditempat yang sama. Uyung tetap sinis seolah tidak mengenalnya.

Uyung semakin terkenal dengan kecerdasannya, apalagi semua tahu Uyung anak seorang guru. Banyak yang menyayangi dan mendekati Uyung tapi ditolak. Uyung tetap menjadi anak yang pendiam dan cuek.

Sudah dua bulan Sekolah, Uyung tiba-tiba ingat Nirma, hatinya terus bergejolak ingat Nirma. Pulang sekolah Uyung langsung kerumah Nirma, dan benar saja Nirma ada di rumahnya dan menyambut Uyung.

"Nir, tega sekali kamu! Ada di rumah tapi tidak mengabariku?! Lho perutmu? Apa kamu sudah melahirkan?" tanya Uyung.

"Sssssttttt seminggu aku di Rumah Sakit, aku baru saja pulang. Aku melahirkan prematur, kata dokter mungkin karena usiaku yang masih muda. Jadi aku melahirkan lebih cepat!" jawab Nirma.

"Lalu bayimu? Mana dia? Aku mau melihatnya!" tanya Uyung penuh semangat.

"Bayiku masih di rumah Sakit, mbah dan pamanku yang mengurus. Bayiku masih diinkubator, belum boleh dibawa pulang, karena bayinya kecil," ucap Nirma sedih.

"Sabar ya Nir, semoga cepat sehat bayinya," ucap Uyung.

"Aku sebenarnya tidak tega meninggalkan bayiku Yung, tapi aku tidak betah dengan cara mbahku!" ucap Nirma.

"Mbahmu kenapa?" tanya Uyung heran.

"Terlalu banyak aturan! Mau makan cumi-cumi tidak boleh. Katanya nanti kalau melahirkan bayinya mundur! Mau makan udang tidak boleh! Itu kan makanan kesukaanku, belum lagi setiap hari aku harus pakai pisau kecil dibajuku. Aduh ruwet deh! Pagi-pagi aku harus jalan kaki supaya cepat melahirkan, padahal kata bidan aku harus istirahat. Pokoknya banyak sekali aturan! Aku heran sekali cara mbahku berpikir, bahkan aku habis lahiran, masa suruh duduk diabu yang panas?!" gerutu Nirma.

"Benarkah? Aku baru dengar Nir!" ucap Uyung heran.

"Entahlah, makanya aku lebih baik pulang! Aku ingin sekolah lagi!" ucap Nirma sedih.

"Di sekolah tidak ada teman seasik dirimu, baru dua bulan aku sekolah, rasanya hampa tanpa dirimu!" keluh Uyung.

"Apa aku bisa menyusul untuk sekolah, ya?" tanya Nirma berharap.

"Coba saja Nir, siapa tahu masih bisa, nanti aku coba bicara dengan ayahku, ya?" ucap Uyung.

Setelah bertemu kangen dan mencurahkan segala isi hatinya, Uyung pamit pulang. Uyung berharap ayahnya bisa membantu Nirma masuk ke sekolah negri, karena NEM Nirma tidak mungkin masuk di sekolah Uyung.

***

Antara Cinta Dan Nafsu #naskahgrassmedia2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang