Bab 36 Tengkorak dalam tanah

1.9K 104 0
                                    

          Rendra langsung meraih tubuh Uyung dan membawanya keluar dari rumah, Roful membopong tubuh Nirma keluar dari rumah. Kakek masih syok, wajahnya tegang dan masih tidak percaya dengan apa yang dialaminya.

          "Apakah sudah aman?" tanya Kakek dengan wajah tegang.

          "Sudah, Kek! tapi lebih baik, kita tinggalkan dulu tempat ini," jawab Rendra.

          "Ya benar, hujan juga sudah reda dari tadi," ucap Kakek.

          Ketika mereka melangkah pergi, tiba-tiba pintu rumah tertutup sendiri dengan suara kencang, "brug!" Rendra dan semuanya terkejut.

          Uyung dan Nirma direbahkan dikasur, mereka sangat syok dan ketakutan. Pagi harinya, Rendra berniat mengambil barang yang berisi pakaian, tapi Rendra sangat lelah dan menyuruh Kakek untuk mengambilnya. Kakek tidak mau pergi sendirian, mengajak Rendra dan Roful. Akhirnya Rendra dan Roful ikut. Uyung dan Nirma yang sudah sadar, langsung lari dan menghampiri Rendra.

          "Aku ikut!" ucap Nirma.

          "Sudahlah, kalian disini saja!" ucap Kakek.

          "Tidak! aku tidak mau terjadi apa-apa dengan Rendra dan Roful, lagi pula ini sudah pagi, setan datangnya kalau malam saja, kan?!" ucap Nirma polos.

          "Ya sudah cepat!" ucap Kakek.

          Sampai di rumah angker, Rendra dan Roful berkemas. Kakek membersihkan tanah yang berserakan di lantai. Tiba-tiba Rendra mendengar tangisan dalam lobang bekas patung. Rendra mendekati Kakek yang mengumpulkan tanah ke lobang.

          "Tunggu, Kek!" ucap Rendra.

          "Ada apa lagi?" tanya Kakek heran.

          "Aku ingin menggali tanah ini dulu, aku ingin tahu ada apa di dalamnya," jawab Rendra.

          "Kamu itu dukun atau apa sih! kok senang sekali berurusan dengan mahluk halus!" ucap Kakek sambil menyerahkan linggis.

          "Aku mendengar tangisan dalam lobang ini, Kek!" ucap Rendra.

          "Apa? tangisan? tapi aku tidak mendengar apa-apa!" ucap Kakek heran.

          Uyung dan Nirma ketakutan, tapi mereka penasaran apa yang dikatakan Rendra. Rendra mulai menggali tanah, Roful membantu mengambil tanah dan meletakkannya di atas ubin, keringat Rendra bercucuran. Rendra terus menggali sampai kedalaman 1.5 meter, tersembul warna putih kekuningan, membuat Rendra semakin penasaran. Roful terus memandangi dalamnya lobang dan terkejut.

          "Ren! teng... tengkorak Ren!" teriak Roful.

          Kakek, Uyung dan Nirma sangat terkejut. Semua memandangi Rendra yang bercucuran keringat. Rasa kagum mereka timbul dengan kepekaan Rendra. Semuanya mundur ketakutan, Rendra pelan-pelan mengangkat tengkorak, Rendra menemukan kalung, anting, dan gelang emas yang sudah terbalut tanah.

          "Mayat ini, mayat perempuan, kelihatannya masih gadis, kita harus menguburkannya dengan layak," ucap Rendra.

          "Darimana kamu tahu, kalau tengkorak ini perempuan?" tanya Kakek heran.

          "Ini, Kek! aku menemukan anting, kalung dan gelang emas, pasti milik gadis itu," ucap Rendra dengan napas ngos-ngosan dan menunjukkan emasnya.

          Kakek semakin kagum pada Rendra, akhirnya Kakek membeli kain kafan dan menguburkan tengkorak itu dibelakang rumah angker.

                    ***

Antara Cinta Dan Nafsu #naskahgrassmedia2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang