Bab 82 Uyung menguji Rendra

1.7K 88 0
                                    


          Ketika adzan berkumandang, Rendra dan Roful berhenti di depan Masjid. Uyung dan Nirma berjalan menuju tampat Wudhu. Selesai Sholat, Nirma menggoda Uyung.

          "Cie yang baru jadian, cepet di resmikan, ya!" ucap Nirma menggoda Uyung.

          "Baru juga sehari jadian, masa langsung di resmikan?" jawab Uyung pelan.

          "Aku senang Yung, akhirnya kalian bersatu," ucap Nirma senang.

          "Entahlah, kadang aku bingung, Rendra itu mata keranjang gak, sih? kok senang menggodaku, ya? dan Rendra itu pernah dekat dengan wanita lain gak, ya? dari cara dia merayuku, kok aku kadang ragu ya, Nir!" ucap Uyung bingung.

          "Merayu gimana?" tanya Nirma heran.

          "Ya, manis-manis begitu, kalau Roful kan pendiam dan gak banyak merayu seperti dia, Nir!" ucap Uyung gelisah.

          "Setahuku Rendra baik, dan hanya sama kamu kok dia bersikap manis, gimana kalau kamu menguji dia?" usul Nirma.

          "Menguji? maksudmu?" tanya Uyung penasaran.

          "Dulu saat aku pacaran dengan Roful, aku pernah mengujinya, apakah dia sama dengan Dirman atau tidak. Saat aku merayu dia untuk menciumku, dia menolak, dia bilang kalau sudah menikah baru akan menciumku, dari situlah aku makin cinta sama Roful, tidak seperti Dirman, baru pacaran sudah nyosor saja seperti bebek!" ucap Nirma sangat pelan.

          "Usulmu bagus sih, tapi... masa aku harus merayu dia?" tanya Uyung pelan, karena masih ada jamaah yang Sholat.

          "Kalau kamu tidak melakukan itu, bagaimana mau tahu, kalau Rendra itu cinta karena nafsu atau tidak?" bisik Nirma.

          "Kalau dia benar menciumku bagaimana?" ucap Uyung bingung.

          "Kamu rasakan saja ciumannya, ganas apa tidak? kalau ganas berarti dia pernah melakukannya," ucap Nirma pelan.

          "Aku coba deh, kalau benar dia menciumku, aku hajar dia!" ucap Uyung sambil tersenyum.

          Selesai berbicara, Nirma dan Uyung melangkah ke parkiran mobil. Uyung masih terus memikirkan ucapan Nirma. Belum bicara, hati Uyung sudah berdebar-debar. Tangan Uyung dingin dan tidak mampu bicara. Uyung mencoba menarik napas dalam-dalam agar bisa menguji Rendra.

          "Ren!" ucap Uyung gugup.

          "Ya, sayang... " jawab Rendra santai.

          "Aku mau tanya!" ucap Uyung gugup.

          "Mau tanya apa sayang?" jawab Rendra tersenyum.

          "Itu, emmmmm itu," ucap Uyung semakin gemetar.

          "Kenapa sayang? katakan saja, jangan malu, ada apa?" ucap Rendra semakin memperlambat kendaraannya.

          "Kita... kita... kan sudah pacaran? apa kamu tidak menciumku?" ucap Uyung, jantungnya semakin berdegup kencang.

          Rendra tersenyum dan tidak menjawab, Rendra menepi di sisi jalan yang sepi di bawah pohon-pohon di pinggir jalan yang tinggi.

          "Kok berhenti?" tanya Uyung heran.

          "Katanya minta cium?" jawab Rendra sambil merangkul jok mobil yang menjadi sandaran Uyung.

          "Aku? aku?" ucap Uyung semakin gugup.

          "Sayang, kalau kamu ingin aku menciummu, besok kita menikah, ya?" ucap Rendra, wajahnya sangat dekat dengan wajah Uyung.

          "Apa?! menikah?" jawab Uyung terkejut.

          "Ya, menikah sayang... aku akan menciummu sepuasnya jika sudah menikah, ya?" ucap Rendra tersenyum, sambil membelai rambut Uyung.

          Uyung tidak mampu berkata, tubuhnya gemetar dibelai Rendra. Napas Rendra sudah tidak beraturan, Rendra memilih menyetir mobil lagi. Mereka bungkam menahan hasrat masing-masing. Keduanya membisu merasakan gejolak yang timbul karena berdekatan. Perasaan Uyung campur aduk, antara cinta, menguji dan rasa kagum menjadi satu. Rendra menahan geloranya, darahnya terasa bergejolak ketika wajahnya sangat dekat dengan wajah Uyung. Bisikan setan yang terus merayu keduanya, mampu di kalahkan iman mereka yang kuat.

                    ***

Antara Cinta Dan Nafsu #naskahgrassmedia2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang