Bab 89 Uyung marah pada Pamannya Rendra.

1.6K 73 4
                                    


Uyung dan Rendra sama-sama terdiam, keduanya menahan tangisan pilu dengan menggigit bibir mereka masing-masing. Saat mobil sudah masuk garasi rumah Pamannya Rendra. Paman dan istrinya menyambut dengan gembira.

"Eh, ada calon pengantin baru," sapa Tante Rendra.

"Paman, bisa kita bicara?" tanya Rendra pada Pamannya.

"Ya boleh, mari masuk," jawab Paman Rendra.

Uyung terlihat sinis dan cemberut melihat Pamannya Rendra. Hati Uyung bergemuruh dan ingin sekali marah pada Pamannya Rendra, apalagi saat dia menatap Uyung.

"Kenapa, Om? kenapa melihatku seperti itu? apakah Om akan mengatakan lagi, aku mirip mantan pacar Om yang ditinggalkan dulu?" tanya Uyung sinis.

"Oh, tidak Yung! Om sudah melupakannya kok," jawab Pamannya Rendra datar.

"Ya, jelaslah melupakan! karena Om adalah seorang yang pengecut!" ucap Uyung sudah tidak bisa mengendalikan marahnya.

"Masudnya?" tanya Pamannya Rendra heran.

"Tidak ada maksud! pikirkan saja kesalahan yang pernah dibuat Om pada mantan pacar Om!" jawab Uyung sinis.

"Om belum paham Yung, bisa dijelaskan kenapa Uyung marah pada Om?" tanya Pamannya Rendra masih santai.

"Tidak ada yang perlu dijelaskan! saya hanya bisa bilang, Om adalah seorang pengecut yang pura-pura mati untuk meninggalkan kekasih Om!" jawab Uyung marah.

"Yung, kamu kenapa?" tanya Rendra keheranan.

"Kamu tanya kenapa? salah satu aku ragu menikah denganmu, adalah karena Pamanmu! aku mau pulang!" jawab Uyung sinis.

Uyung langsung pamit dan berdiri, hati Uyung sudah tidak karuan menahan amarah. Rendra mengejar Uyung dari belakang.

"Tunggu Yung! okay kita pulang, aku akan mengantarkanmu, masuklah ke dalam mobil," ucap Rendra membukakan pintu mobil.

Dalam mobil Uyung masih terus terdiam, Uyung mulai menyeka air matanya. Kesedihan karena pernikahannya batal, dan bertemu dengan Pamannya Rendra, bagi Uyung merupakan cambuk yang amat pedih.

"Yung, ada apa? ceritakanlah, apakah Pamanku mengganggumu?" tanya Rendra penasaran.

"Tanyakan saja pada Pamanmu, apa yang sudah diperbuatnya, dengan mantan kekasihnya!" ucap Uyung tambah menangis.

"Yung, kalau Pamanku menyakitimu, aku minta maaf, boleh aku tahu masalahnya?" bujuk Rendra pelan.

Uyung tidak menjawab dan terus menangis, Rendra menepikan mobil disisi jalan, dan membujuk Uyung.

"Yung, tolong jangan menangis, aku tidak sanggup melihatmu menangis. Katakan ada apa? siapa tahu aku bisa membantumu?" bujuk Rendra.

Uyung menggelengkan kepalanya, Rendra tidak kuasa melihat Uyung menangis. Rendra memeluk Uyung dan mengusap air mata Uyung. Dalam pelukan Rendra, Uyung terus menangis, dan tidak kuasa menahan kesedihannya.

"Jadi ini alasanmu menolak menikah denganku? katakan Yung, apa yang sudah diperbuat Pamanku?" bujuk Rendra lagi.

"Aku mau pulang, aku mau pulang!" ucap Uyung dalam isak tangis.

"Baiklah, aku akan mengantarkanmu pulang, berhenti menangis, ya? yang perlu kamu tahu, aku sangat mencintaimu, aku tidak ingin kehilanganmu Yung... " ucap Rendra sedih.

Mendengar ucapan Rendra, Uyung semakin erat memeluk Rendra. Jantung Rendra berdegup kencang. Rendra merasakan bahwa Uyung sangat mencintainya. Rendra memeluk Uyung dengan penuh kasih sayang dan mencium rambutnya. Beberapa saat dalam pelukan, akhirnya Uyung melepaskan pelukan Rendra. Uyung terus berpaling dan menatap kaca mobil pintu disampingnya.

Rendra terus bertanya dan mengira-ngira, perbuatan apa yang sudah dilakukan Pamannya, sampai Uyung jadi trauma.

***

Antara Cinta Dan Nafsu #naskahgrassmedia2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang