Bab 18 Nirma menagih janji Uyung

2.3K 113 0
                                    

          Semua Siswa memandang Nirma yang cantik dan berani, banyak pria yang terus menatapnya, tapi Nirma tidak goyah dan grogi, Nirma sudah jera semenjak dikhianati Dirman. Rendra bersikap santai dan seperti senang makan bersama Uyung dan Nirma. Rendra berharap tidak ada lagi perempuan yang mengirim surat cinta dan menitip salam setelah mereka tahu Rendra jalan dengan Uyung dan Nirma. Uyung lebih memilih banyak diam. Saat asik makan, seorang Guru menghampiri Rendra dan bertanya tentang Jodi.

          "Rendra, bagaimana dengan Jodi? apakah dia bisa disembuhkan?" tanya Guru.

          "Masih dalam penyembuhan Bu, kemarin aku dan paman datang, Jodi sudah dibawa Paman ke Pondok untuk di obati, mudah-mudahan segera sehat Bu," jawab Rendra.

          "Jodi itu sakit apa sebenarnya?" tanya Guru heran.

          "Dia ngelmu kebal Bu, dia ingin kebal, tapi begitu jin masuk ketubuhnya, dia sendiri tidak bisa melepaskan jin itu," jawab Rendra.

          "Oh begitu, ada-ada saja Jodi, salam buat Pamanmu, ya?" ucap Guru sambil pergi.

          Uyung semakin heran dengan pembicaraan Rendra dan Gurunya, Uyung merasa aneh mendengar ilmu kebal.

          "Pamanmu dukun, ya?" tanya Uyung pada Rendra.

          "Bukan, Yung! tapi dia paham hal-hal yang berbau misteri," jawab Rendra.

          "Misteri apa maksudmu? kok Pamanmu mainannya jin! terus ilmu kebal apa itu?" tanya Uyung heran.

          "Ilmu kebal itu, misalnya ditusuk pisau tidak mempan, ditembak pelurunya tidak tembus, seperti itu contohnya," jawab Rendra.

          "Masa sih ada ilmu begitu! aku tidak percaya!" ucap Uyung.

          "Kamu tidak percaya, tapi kenyataannya ada, dan itu disebabkan karena ada jin yang masuk ketubuh manusia, akhirnya seperti terlihat kebal ketika ditusuk benda tajam, dia kuat dan tidak berdarah, seperti kuda lumping itu, kamu pasti pernah lihat, kan? kalau tidak ada jin dalam tubuhnya, mana mungkin dia makan beling dan paku, kalau orang normal, pasti mulutnya berdarah kalau makan beling," ucap Rendra.

          "Kok seram, ya!" ucap Uyung.

          "Ada yang lebih seram Yung, buatku," ucap Rendra becanda.

          "Apa tuh!" tanya Uyung heran.

          "Lebih seram buatku, kalau kamu tidak memaafkan aku," ucap Rendra tersenyum.

          "Huh! tidak lucu candaannya!" bentak Uyung.

          "Kamu janji akan memaafkan aku, kalau Nirma sudah masuk Sekolah, apa kamu sudah memaafkan aku, Yung?" tanya Rendra.

          "Okay, iya aku maafkan, puas?!" jawab Uyung ketus.

          "Terimakasih ya Yung, oh ya aku duluan ya, traktirannya terimakasih ya Nir," ucap Rendra pamit.

          Rendra pamit dan meninggalkan Uyung dan Nirma, Uyung masih terdiam, Nirma menatap Uyung dan bertanya.

          "Yung, kalau aku lihat, Rendra itu baik dan sopan ya, kamu tidak lupa kan janjimu?" tanya Nirma.

          "Baik? baik apanya? dulu dia menghinaku masih kau anggap baik? aduh maaf deh Nir, aku tidak bisa tepati janjiku, masa aku harus pacaran dengan pria yang aku benci?" jawab Uyung.

          "Hemmm hati-hati Yung, jangan terlalu benci, bisa-bisa kamu malah benar-benar cinta!" ucap Nirma selalu mengulang kalimat itu.

          Mendengar ucapan Nirma, Uyung hanya diam dan cuek, seolah Uyung terlepas dari janji, tapi Nirma terus menagihnya.

                   ***

Antara Cinta Dan Nafsu #naskahgrassmedia2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang