Bab 15 Nirma Membuat Perjanjian dengan Uyung

2.6K 122 0
                                    


         Uyung bersiap-siap kerumah Nirma, hatinya sudah tidak sabar ingin bertemu sahabatnya. Nirma sedang duduk diteras rumahnya. Melihat Uyung datang, Nirma langsung girang dan memeluk Uyung.

          "Baru saja aku memikirkanmu, Yung!" ucap Nirma.

          "Iya dong, kita kan, sehati!" jawab Uyung.

          "Ada kabar apa nih? Gimana sekolahmu, asik?" tanya Nirma.

          "Gak asik! Tahu gak? Tadi aku berdebat dengan Rendra, dia terus minta maaf karena masalah yang dulu, tapi aku tidak mau memaafkan begitu saja! Aku masih sakit hati dan benci sama dia!" ucap Uyung kesal.

          "Cie... hati-hati tuh, benci bisa jadi benar-benar cinta hahahaha," ejek Nirma.

          "Apaan sih! Enggaklah!" elak Uyung.

          "Ya, terus gimana lagi ceritanya?" tanya Nirma.

          "Ya, aku buat persyaratan kalau mau dimaafkan," jawab Uyung.

          "Apa tuh?" tanya Nirma.

          "Apa ya... kasih tahu tidak ya... " ledek Uyung.

          "Huuuuh apaan sih, ayo dong ceritakan, seru nih!" pinta Nirma.

          "Aku bilang pada Rendra, kalau mau dimaafkan, harus bisa membuat kamu bisa masuk ke sekolah kita, dan meminta pada ayahnya agar menyetujui kamu masuk Sekolah," ucap Uyung.

          "Waw... keren sekali! Sejak kapan kamu pintar?" ejek Nirma.

          "Sejak bayi dong hahahaha," jawab Uyung tertawa, dan Nirmapun ikut tertawa.

          "Kalau Rendra berhasil memasukan aku ke sekolah itu, aku minta satu permintaan!" pinta Nirma.

          "Permintaan? Memmm sudah ditolong ngelunjak, deh!" ucap Uyung cemberut.

          "Aku serius Yung, kalau dia berhasil membuatku masuk dengan mulus, berarti dia hebat, dan boleh dong aku minta satu persyaratan," ucap Nirma mengancam.

          "Kok kamu jadi meniru aku? Pakai persyaratan segala!" bentak Uyung.

          "Mau aku temani sekolah tidak?" ucap Nirma merayu.

          "Ya, itu kalau Rendra bisa membujuk ayahnya, kalau tidak?" ucap Uyung heran.

          "Ya, makanya, kalau Rendra berhasil berarti dia hebat! Artinya dia bisa membujuk ayahnya, tinggal kamu yang aku beri persyaratan!" ucap Nirma.

          "Iya iya deh! Apa itu? Cepat katakan!" ucap Uyung ketus.

          "Eiiittt janji dulu? Seperti logo persahabatan kita, merpati tak pernah ingkar janji," ucap Nirma.

          "Iya aku janji! Awas kalau minta yang aneh-aneh!" ucap Uyung.

          "Hemmm gak jadi ah, belum apa-apa udah ngancam!" ucap Nirma sambil memanyunkan mulutnya.

          "Iya, aku janji! Apa sih yang enggak buatmu?! Asal kamu bahagia, aku juga bahagia!" ucap Uyung.

          "Nah gitu dong, aku pegang janjimu ya! Kalau aku jadi sekolah denganmu, kamu harus mau pacaran dengan Rendra," ucap Nirma.

          "Apa? Gila ya kamu! Rendra sudah menghinaku, malah menyuruhku pacaran!" ucap Uyung terkejut.

          "Tuh, kan? Begitu tuh, udah janji malah ngomel!" ucap Nirma.

          "Bukan begitu! Masa aku harus dipermalukan lagi minta dia jadi pacarku?" ucap Uyung.

          "Ya, bukan Yung! Maksudku jika Rendra suka sama kamu, maka kamu harus terima dia, gimana?" ucap Nirma.

          "Oh begitu! Okay! lagian tidak mungkinlah dia suka sama aku hahahaha," ucap Uyung senang.

          Sejak cinta Nirma dikhianati Dirman, Nirma lebih berpikir dewasa dan tahu mana pria yang baik dan tidak. Nirma merasa Rendra pria yang baik yang untuk Uyung.

                                 ***

Antara Cinta Dan Nafsu #naskahgrassmedia2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang