” eh, eh gue tadi ngeliat kak elvan lagi ada di parkiran. Gayanya itu cool banget.”
” tumben kak elvan masih ada di sekolah jam segini, biasanya juga pulang duluan.”
” mungkin dia lagi nunggu seseorang.”
Vandra mendengar dengan jelas apa yang dibicarakan dua siswi tersebut. Vandra hanya bisa menghela nafas pasrah. Vandra pikir setelah dengan sengaja dia membuat Elvan menunggu maka Elvan akan pergi dan enggan menunggunya lagi tapi dugaannya salah, Elvan masih menunggunya.
Vandra sengaja keluar kelas paling terakhir dari biasanya, bahkan meli juga sempat curiga kepada Vandra yang menolak untuk di ajak pulang bersama. Karena biasanya Vandra akan pulang lebih awal. Namun akhirnya meli mau mengerti dengan alasan Vandra yaitu mau menyalin catatan walaupun sebenarnya Vandra bisa saja meminjam buku meli dan menyalinnya di rumah.
Vandra mempercepat langkahnya karena merasa seseorang yang sedang di tunggu Elvan adalah dirinya. Vandra memperlambat langkahnya saat tiba di parkiran dan melihat Elvan tengah duduk di atas motornya. Tiba tiba ada rasa takut yang mendera Vandra. Takut jika dia akan kena semprot oleh Elvan.
” maaf kak aku telat.”
” Lo sengaja bikin gue nunggu ya? Buruan naik,” perintah Elvan.
Vandra mengangguk lalu naik ke atas motor Elvan dan duduk menyamping.
” turun!” titah Elvan lagi.
” tadi di suruh naik sekarang di suruh turun. Kakak maunya apa sih?” kesal Vandra.
Elvan melepas jaketnya lalu melemparnya ke arah Vandra. ” pake buat nutupin rok Lo.”
Vandra kemudian melilitkan jaket Elvan untuk menutupi roknya.
” besok besok kalau di bonceng gue, bawa jaket sendiri biar nggak nyusahin terus duduknya juga yang bener. Nggak usah kayak tadi berasa bonceng nenek nenek gue,” ceramah Elvan sambil melirik Vandra dari kaca spion.
Emang kak elvan bakal boncengin gue lagi gitu? Tanya Vandra dalam hati.
Vandra juga ikut menatap Elvan pada kaca spion dan perlahan mengangguk.
” muka Lo lucu ya kalau lagi panik,” gumam Elvan.
” kenapa kak?” tanya Vandra yang tidak mendengan ucapan Elvan karena kepalanya telah tertutup helm.
Selanjutnya Elvan menyalakan mesin motornya meninggalkan sekolah dan tidak menjawab pertanyaan Vandra. Motor Elvan kemudian berhenti di depan sebuah cafe.
” mau ngapain?”
Elvan melepas helmnya dan menaruhnya di atas motor. Dia lalu menatap Vandra. ” mau berenang,” selanjutnya Elvan langsung masuk ke dalam cafe meninggalkan Vandra.
” Lo mau masuk atau mau berjemur di luar?” teriak Elvan dari pintu cafe yang langsung membuat Vandra tersadar dan berlari menyusul Elvan ke dalam cafe.
” kak katanya mau ngomong sama aku tapi kenapa malah makan di cafe?” tanya Vandra sembari menarik kursi yang berada di hadapan Elvan.
”gue laper dan ngomong sama lo itu perlu tenaga extra jadi gue perlu asupan energi sebelum ngomong sama lo,” jelas Elvan.
Vandra diam. Dia memilih mengeluarkan ponselnya dan mengecek beberapa notifikasi pesan yang masuk.
” Lo punya pacar?”
Vandra menggeleng.
” gebetan?”
” enggak.”
KAMU SEDANG MEMBACA
ElVandra(Completed)
Teen FictionApa maksud dari pertemuan kita? Vandra azkia seorang gadis remaja Yang memiliki kehidupan Yang sama seperti remaja lain. Hanya saja dia sering kali dihadapkan dengan dua pilihan yang mengharuskannya memilih. Saat SMP Vandra diharuskan memilih antara...