Raut wajah Vandra terlihat tidak bersemangat hari ini. Sudah dua hari meli tidak masuk karena masih sakit. Duduk sendiri dan Kana mana sendiri, meski masih banyak teman yang lain, tapi tidak sedekat meli.
Istirahat kali ini Vandra memutuskan untuk mengembalikan beberapa buku yang beberapa waktu lalu dia pinjam dari perpustakaan. Baru 2 langkah keluar dari kelas, tiba tiba ada seseorang yang menarik lengan vandra. Beruntung buku yang ada di tangannya tidak jatuh berserakan di lantai.
” gue mau bicara sama lo.” itu Elvan.
Vandra benar benar terkejut dengan apa yang di lakukan Elvan barusan. Elvan menarik Vandra hingga tiba di lorong gudang yang sepi.
” kak elvan ngapain bawa aku kesini?” tanya Vandra.
” soal kemarin-”
” kak masalah kemarin aku kan udah minta maaf berkali kali,” potong vandra.
Elvan menggeleng sambil melipat tangan di dada.
” atau kepala kakak ada yang luka. Kalau iya pulang sekolah nanti kita ke rumah sakit.”
Elvan menggeleng lagi lalu tersenyum menyeringai. Dia mendekat lalu memegang kedua bahu Vandra. ” ini bukan soal kepala gue yang kejatuhan buku.”
” terus apa?” tanya vandra sedikit takut karena tatapan Elvan seperti akan membunuh dirinya.
” ini soal gue sama dara kemarin.”
Vandra terdiam menatap lurus ke arah Elvan.
” dara itu anak temen nyokap gue dan kemarin dara minta sama nyokap supaya gue mau nganterin dia belanja,” jelas Elvan.
Jika Elvan menjelaskan ini semua kepada vandra, memang apa manfaatnya untuk Vandra. Elvan memang sulit di tebak, di saat Vandra meminta penjelasan, Elvan diam. Tapi saat Vandra tidak minta penjelasan Elvan malah dengan senang hati menjelaskan.
” kenapa kakak bilang semua ini ke Aku, hubungannya sama aku emang apa kak?” tanya Vandra.
Elvan melepas tangannya dari bahu Vandra lalu mengusap wajahnya gusar.
” karena kemarin Lo lihat gue jalan bareng dara dan gue nggak mau Lo mikir yang nggak nggak. Jadi gue jelasin sama lo.”
”kenapa aku harus mikir yang nggak nggak tentang kejadian kemarin?”
” gue cuma nggak mau Lo nyebarin berita hoax tentang gue dan dara.”
” aku bukan tukang gosip kali kak.”
” gue mana tahu otak Lo. Gue cuma mau jaga jaga.”
” terserah kakak deh. Kalau nggak ada yang mau dibicarain lagi aku mau pergi soalnya harus ke perpustakaan.”
” ya udah sana Lo pergi,” usir Elvan.
Vandra mengangguk lalu membenarkan posisi bukunya menjadi dia peluk.
” masalah kepala gue, Lo tetep harus tanggung jawab.”
Vandra melotot. ” aku kan udah minta maaf. Lagian cuma kena buku nggak bakal bikin kepala kakak benjol kok.”
”yang ngerasain sakit kan gue,” kata Elvan tak mau kalah.
Vandra melirik kepala Elvan yang tampak biasa saja tidak ada benjolan atau perban. ” lagian aku lihat kepala kakak sehat sehat aja.”
” terserah Lo. Tapi intinya Lo tetap harus tanggung jawab kalau kepala gue kenapa napa.” setelah itu Elvan pergieninghalakam Vandra.
***
![](https://img.wattpad.com/cover/101613112-288-k864579.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ElVandra(Completed)
Teen FictionApa maksud dari pertemuan kita? Vandra azkia seorang gadis remaja Yang memiliki kehidupan Yang sama seperti remaja lain. Hanya saja dia sering kali dihadapkan dengan dua pilihan yang mengharuskannya memilih. Saat SMP Vandra diharuskan memilih antara...