Pandangan gadis itu fokus menatap keluar jendela yang sedang menampilkan rintik hujan. Sesekali dia menyeruput hot chocolatenya. Dia menghembuskan nafasnya secara perlahan lalu kembali menatap layar laptopnya yang menyala. Jari jemarinya terulur untuk menari di atas keyboard. Merangkai huruf menjadi kata dan merangkai kata menjadi sebuah kalimat yang menggambarkan suasana hatinya.
Teruntuk hati
Aku tau kau lelah
Aku tau kau bosan
Aku pun merasakan hal yang sama
Tapi kita telah berjalan sejauh ini
Melewati batu yang menghadang
Karnamu aku kuat
Karnamu aku tegar
Tetaplah bertahan
Dengan cinta dan rindu yang samaDia kembali menghembuskan nafasnya. Empat tahun sudah semenjak hari itu. Tidak ada yang berubah. Masih gadis yang sama dengan penantian yang sama. Gadis itu kembali membuka ruang obrolannya dengan 'dia' yang sudah berada diurutan paling bawah karena tidak pernah terjadi chat. Semenjak hari itu tidak ada lagi chat atau panggilan yang masuk. Tidak ada kabar sama sekali. Mungkin Allah benar benar sedang menguji cinta dan kesabarannya.
” hai cantik,” sapa seseorang yang tiba tiba duduk di depan gadis itu.
Gadis itu tersenyum. ” Lo ngapain disini?” tanyanya.
” nyusul cewek gue,” jawab cowok itu.
” emang Lo punya cewek?” tanyanya lagi.
” punya lah. Ceweknya ada di depan gue, namanya Vandra azkia,” jawab cowok itu sembari menaik-turunkan alisnya.
Vandra tersenyum canggung.” Lo apaan sih, gaje.”
Cowok itu hanya bisa tersenyum kecut. Sudah hampir dua tahun tapi respon Vandra selalu sama tidak pernah berubah.
” eh, Van besok jalan yuk,” ajak si cowok.
Vandra menatap cowok itu setelah tadi memperhatikan sebentar layar laptopnya. ” sorry hen, gue nggak bisa, udah ada janji sama temen,” katanya.
Perkenalan selama dua tahun rasanya belum cukup bagi Henri untuk meluluhkan hati Vandra. Vandra terlalu menutup rapat hatinya. Henri menyukai Vandra semenjak mereka sama sama menjadi MABA, saat itu mereka sama-sama dihukum berjalan memutari lapangan dengan sebelah tali sepatu mereka yang saling mengait satu sama lain. Semua itu terjadi karena mereka terlambat. Setelah kejadian itu, mereka kembali dipertemukan di kelas dengan jurusan yang sama.
Awalnya Henri hanya senang berteman dengan Vandra karena Vandra orangnya polos tapi asik. Tapi lama kelamaan rasa itu semakin terasa berbeda, Henri bukan hanya nyaman berteman dengan Vandra tapi dia merasa nyaman berada di dekat Vandra. Dia menyadari kalau perasaannya itu bukan lagi hanya nyaman berteman dengan Vandra tapi juga ingin menjadi seseorang dihati Vandra.
” emmm...Van Lo sebenernya udah punya cowok apa belum sih?” tanya Henri tiba tiba.
Vandra menghentikan gerakan tangannya yang sedang menulis di atas buku. Vandra diam, dia bingung kenapa Henri menanyakan hal ini tiba tiba. Karena sebelumnya tidak ada yang menanyakan hal ini kepada Vandra. Dia juga bingung harus menjawab apa. Selama ini Vandra tidak pernah menganggap lebih dari teman semua cowok yang dekat dengannya. Karena dia selalu berusaha menjaga janjinya meski entah sampai kapan.
Satu harapan Vandra, penantiannya selama ini tidak akan sia-sia, 'dia' kembali dengan cinta yang sama. Bodoh memang, menanti tanpa ada kepastian. Menyia-nyiakan orang yang saat ini ada dan tulus menyayangi hanya karena masih berharap pada seseorang yang jauh dan belum tentu masih menyayangi nya. Tapi kepercayaan vandra lebih kuat.
” hen, Lo udah ngerjain tugas yang dikasih dosen, dikumpulin kapan sih, gue lupa.” Vandra mencoba mengalihkan topik pembicaraan karena pembicaraan kali ini sudah terlalu jauh dan Vandra enggan membahasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ElVandra(Completed)
Teen FictionApa maksud dari pertemuan kita? Vandra azkia seorang gadis remaja Yang memiliki kehidupan Yang sama seperti remaja lain. Hanya saja dia sering kali dihadapkan dengan dua pilihan yang mengharuskannya memilih. Saat SMP Vandra diharuskan memilih antara...