Vandra dan meli berjalan bersisian menuju perpustakaan. Mereka ingin menyelesaikan tugas mereka yang sempat tertunda kemarin kemarin. Jam pelajaran yang kosong sengaja mereka manfaatkan, lebih tepatnya vandra yang mengajak meli daripada meli sibuk bergosip. Suasana perpustakaan yang sepi sangat Vandra senangi karena tidak ada yang akan mengganggunya. Kebanyakan murid memang mendatangi perpustakaan jika ada tugas saja.
” Mel gue mau cari dulu bukunya, Lo cari tempat duduk dulu.”
Meli mengangguk lalu mengambil alih buku yang ada di tangan Vandra. Setelah mendapat apa yang dia cari, Vandra mencari keberadaan meli.
” udah dapet?” tanya meli saat Vandra menarik kursi yang ada di sebelahnya. Vandra menjawabnya dengan anggukan. Mereka mulai berdiskusi dan mendengarkan pendapat satu sama lain. Meli memang orang yang jarang sekali serius tapi untuk urusan pelajaran maka dia akan menjadi orang yang sangat serius.
” Van gue ke toilet bentar ya?” pamit meli.
Vandra hanya mengangguk tanpa menatap meli karena masih sibuk menulis. Vandra larut dalam kegiatannya Hingga tak sadar sudah ada seseorang yang duduk di hadapannya.
” Mel katanya ke toilet kok cepet banget?” tanya Vandra tanpa mengalihkan pandangannya dari buku.
” temen Lo masih di toilet.”
Jawaban itu membuat Vandra menghentikan kegiatan menulisnya. Dia langsung menatap orang yang ada di hadapannya yang hanya di pisahkan oleh sebuah meja. Matanya langsung menyusuri seluruh penjuru perpustakaan untuk mencari keberadaan meli.
Orang di hadapan Vandra terkekeh. ” gue kan udah bilang temen lo masih di toilet.”
” kak Ari ngapain disini?” Vandra memberanikan diri menatap Ari. Terasa aneh memang menatap kembali ari secara langsung.
” ini perpustakaan Van. semua orang bebas kesini walaupun terkadang tujuan mereka bukan untuk membaca.”
” ini kan masih jam pelajaran.”
” kelas gue lagi nggak ada guru.”
Vandra mengangguk lalu kembali melanjutkan kegiatan menulisnya.
” Van,” panggil Ari setelah beberapa saat mereka saling diam.
” kenapa kak?”
” pulang sekolah nanti Lo sama siapa?”
Vandra langsung menatap ari. ” kayaknya pulang bareng supir taxi kalau nggak supir angkot. Memangnya kenapa kak?”
Ari terkekeh pelan. ” gue mau ngajak Lo pulang bareng.”
Vandra merasa aneh dengan sikap Ari kali ini. Ari yang biasanya berbicara nyaring dan galak kini berubah jadi lembut. Kata katanya juga terdengar lebih kalem. Atau Ari punya maksud lain dengan sikapnya yang tiba tiba berubah kepada Vandra. Atau Ari ingin kembali mengatai dan membuat Vandra malu karena merasa belum puas.
” jadi?” Vandra sedikit kaget saat ari menyentuh tangannya.
” tapi-”
” kita cuma pulang bareng van. Gue nggak ada niat jahat sama lo,” potong Ari.
Vandra menatap mata Ari untuk mencari kebohongan. Tetapi sepertinya kali ini Ari benar benar berniat baik kepada Vandra. Mungkin ini saatnya Vandra harus berbaikan dengan Ari karena selama ini Vandra selalu menghindar bila bertemu Ari. Dan mungkin ini saatnya juga mereka saling meluruskan semuanya.
” oke.”
” kalau gitu pulang sekolah gue tunggu di parkiran.”
Setelah itu Ari pergi meninggalkan Vandra bersamaan dengan meli yang baru kembali dari toilet.
” kak Ari ngapain di perpus?” tanya meli setelah duduk di samping Vandra.
” nggak tau. Udah lah Mel kita lanjut aja bentar lagi kelar soalnya.”
” tapi gue masih penasaran kok kak Ari sendirian.”
” mana gue tau mungkin dia lagi pengen sendiri aja.”
Meli menyerah dia tidak akan bertanya lebih lanjut lagi kepada Vandra lagi pula tidak terlalu penting juga.
***
” Van gue pulang duluan ya, soalnya kakak gue udah jemput di depan,” ucap meli yang sudah berdiri di pintu kelas.
” okeh hati hati ya.”
Setelah itu Vandra melanjutkan kegiatannya membereskan semua buku yang masih berserakan di atas meja. Vandra keluar kelas sambil memeluk beberapa buku paket yang tidak bisa di masukkan ke dalam tasnya. Saat Vandra sampai di parkiran sekolah, dia langsung mengedarkan pandangannya mencari sosok Ari yang mungkin sedang menunggunya mengingat Vandra sedikit telat.
” Vandra!” panggil Ari sembari melambaikan tangan.
” kak,” Vandra membalas lambaian tangan Ari.
” pulang sekarang?” tanya Vandra saat sudah sampai di dekat ari.
” gue boleh ngomong bentar sama lo?”
Vandra tersenyum. ” tinggal ngomong aja kak nggak perlu minta izin segala.”
Ari ikut tersenyum sambil mengusap tengkuknya. ” gue sebenernya-”
” bentar kak,” Vandra merasakan ponselnya berdering lalu melihat ada sebuah notif pesan.
Vandra membacanya dan langsung menatap jalanan di depan sekolahnya. Rupanya di seberang jalan telah terparkir sebuah mobil, terlihat juga seseorang tengah melambaikan tangannya kepada Vandra sambil tersenyum. Vandra langsung tersenyum lalu membalas lambaian tangan seseorang itu.
Vandra lalu menatap Ari. ” kak maaf pulang barengnya lain kali aja. Aku harus ketemu temen aku dulu.”
” nggak papa kok,” jawab Ari. Ada sedikit nada kekecewaan tapi dia harus bisa mengerti.
Vandra memasukkan ponselnya ke dalam tas, berpamitan sebentar pada Ari dan langsung berlari menghampiri seseorang.
” Chelsea gue kangen Lo,” Vandra langsung memeluk temannya itu.
Chelsea membalas pelukan Vandra. ” gue juga kangen banget sama Lo.”
Chelsea membukakan pintu mobilnya untuk Vandra. ”masuk Van kita lanjut cerita di rumah Lo.”
Setelah itu mobil Chelsea melaju meninggalkan sekolah Vandra.
” tadi itu siapa? Cowok lo,” tebak Chelsea.
” yang mana?”
”yang diparkiran bareng Lo.”
” ouh, itu kakak kelas gue.”
” kirain Lo udah dapet gebetan baru dan cinta yang baru.”
Vandra tersenyum kecut. Ini yang dia takutkan bila bertemu Chelsea. Semua yang telah terjadi di masa lalu akan kembali terkuak. Semua yang telah terkubur dan Vandra lupakan kembali muncul di otaknya.
Vandra menyenggol lengan Chelsea. ” jangan mulai deh, kita baru ketemu lho.”
” Lo tuh masih sama ya.”
” dan akan selalu sama nggak akan pernah berubah.”
” begitu juga dengan perasaan Lo?”
Vandra menggeleng lemah. Untuk saat ini biarlah hanya Vandra dan Tuhan yang tahu pasti tentang hati Vandra.
Vandra langsung memeluk cheksea.” berapa bulan kita nggak ketemu,” tanya Vandra mencoba mengalihkan topik pembicaraan.
” mungkin bukan bulan tapi tahun.”
” gue belum pindah selama itu Chelsea.”
Mereka larut dalam candaan candaan sederhana. Mengenang masa masa SMP mereka yang penuh keluguan dan kekonyolan. Vandra hanya berusaha untuk tidak membahas sesuatu yang sedikit demi sedikit dia lupakan. Vandra belum siap jika Chelsea datang dan membahas hal itu. Lebih baik Vandra mencoba membahas hal lain . Walaupun cepat atau lambat pasti Chelsea akan membahas hal itu. Tapi setidaknya untuk saat ini biarlah dua sahabat ini saling melepas rindu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ElVandra(Completed)
Teen FictionApa maksud dari pertemuan kita? Vandra azkia seorang gadis remaja Yang memiliki kehidupan Yang sama seperti remaja lain. Hanya saja dia sering kali dihadapkan dengan dua pilihan yang mengharuskannya memilih. Saat SMP Vandra diharuskan memilih antara...