Vandra duduk diatas ranjangnya dengan pandangan menatap keluar jendela kamarnya. Hari sudah siang tapi sejak semalam Vandra tidak keluar kamar. Dia tidak sakit hanya ingin menyendiri di kamar. Bahkan ponselnya yang kehabisan daya baterai dia biarkan tergeletak di atas nakas. Vandra menekuk lututnya dan melipat tangannya diatas lutut, menenggelamkan wajahnya, rasanya terlalu melelahkan bagi Vandra.
” Van,” panggil Gisel sembari mengetuk pintu kamar vandra.
Vandra mendongak. ” masuk mah,” katanya.
Pintu terbuka menampilkan Gisel sambil membawa nampan berisi makan siang Vandra. ” Van, kenapa sarapannya belum dimakan, kamu sakit?” tanya Gisel saat melihat makanan yang dia bawakan tadi pagi masih utuh. Jujur Gisel sangat khawatir karena semalam Vandra pulang dalam keadaan basah kuyup. Saat ditanya jawaban vandra Hanya menggeleng lalu memeluk Gisel sangat erat. Vandra lalu masuk ke kamar dan mengunci diri.
” nanti dimakan mah,” ucap Vandra.
Gisel menghembuskan nafasnya laku duduk disamping Vandra, dielusnya dengan lembut rambut sang putri. ” ada masalah?" Tanyanya.
Vandra menggeleng lemah.
” tadi Elvan kesini,” kata gisel.
Vandra langsung menatap Gisel. ” terus Mama bilang apa?”
” mam bilang kamu lagi galau nggak mau keluar kamar dari semalam,” canda Gisel.
” mah serius,” rengek Vandra.
” enggak sayang, mamah bilang kamu lagi istirahat.”
Vandra bernafas lega, kalau sampai Gisel benar-benar mengatakan hal itu bisa tambah kacau.
” Van, mamah lihat wajah Elvan kayak khawatir banget. Kalian berantem?”
” cuma masalah sepele mah.”
” sayang, mau masalah sepele atau besar tetap haru dibicarain baik baik.”
Vandra mengangguk.
” nggak baik berantem lama lama,” tambah Gisel. Dia lalu mengecup pucuk kepala vandra dan keluar.
***
Sudah dua malam sejak malam itu Elvan tidak tidur. Dia selalu bergantian dengan indahenjaga Yasmin. Yasmin terlaku syok dengan vonis dokter yang mengatakan kalau kanker otak yang diderita Yasmin sudah memasuki stadium lanjut. Dokter juga memperkirakan kalau hidup Yasmin tidak akan lama lagi.
Sudah dua malam juga, Yasmin selaku mengigau menyebut nama Ari. Tentu elvan dengan marah kepada Ari. Dia sudah merendahkan dirinya dan memohon kepada Ari agar mauenjenguk Yasmin tapi sepertinya Ari hanya menganggap sebagai angin lalu semua yang Elvan ucapkan. Pagi ini Elvan berangkat sekolah. Dia menghawatirkan Vandra. Malam itu dia terlalu panik dengan keadaan Yasmin sehingga melupakan Vandra. Elvan sudah mencoba menemui Vandra dirumahnya tapi dia tidak bertemu. Nomor Vandra juga mendadak jadi susah untuk dihubungi.
Elvan memutuskan untuk menemui Vandra sepulang sekolah nanti. Bukannya datang ke sekolah dengan niat belajar, Elvan malah menggunakan waktunya untuk tidur di UKS. Dia memang belum terlelap sama sekali.
” Van, udah bel pulang, Lo mau nginep disekolah apa?” tanya Reno sambil membawakan tas Elvan.
Elvan terbangun laku menguap sebentar. Dia merenggangkan ototnya yang terasa kaku. Dia turun dari ranjang lalu mengambil tasnya yang terlampir di pundak Reno. Elvan keluar UKS begitu saja tanpa mengucapkan apa-apa pada Reno. Dia berjalan menyusuri koridor menuju kelas Vandra.
” gimana cewek lo, udah sembuh?” tanya seseorang dengan nada menyindir.
Elvan yang hendak menaiki tangga menoleh ke lapangan basket. Disana Ari tengah menatap Elvan begitupun sebaliknya. Melihat wajah Ari emosi Elvan langsung terpancing kala dia mengingat bagaimana Yasmin memanggil nama Ari dalam tidurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ElVandra(Completed)
Teen FictionApa maksud dari pertemuan kita? Vandra azkia seorang gadis remaja Yang memiliki kehidupan Yang sama seperti remaja lain. Hanya saja dia sering kali dihadapkan dengan dua pilihan yang mengharuskannya memilih. Saat SMP Vandra diharuskan memilih antara...