” makasih kak,” ucap Vandra setelah turun dari motor Elvan.
” hmmm,” Elvan hanya bergumam singkat lalu pergi.
Vandra melihat jamnya yang sudah menunjukkan pukul 5 sore. Perlahan Vandra membuka gerbang sambil memikirkan alasan yang tepat karena Vandra tidak biasa pulang sesore ini tanpa memberi kabar pada mamanya. Vandra memasuki rumah, hari ini hari yang menurut Vandra melelahkan sekaligus menyenangkan. Pengalaman baru bersama orang baru.
” Vandra,” panggil Gisel.
Vandra menoleh dan mendapati mamanya tengah menonton televisi di ruang keluarga. ” i-iya mah,” ucap Vandra gugup.
Merasa takut Gisel akan memarahinya, Vandra berjalan menunduk sambil meremas rok abunya.
” tumben pulangnya sore?” tanya Gisel sembari menepuk sofa di sebelahnya, menyuruh anaknya agar duduk.
” tadi ada urusan ma,” jawab Vandra. Dalam hatinya, Vandra merapalkan kata maaf karena telah membohongi mamanya.
” tadi meli telpon.”
Mendengar itu jantung Vandra seakan berhenti berdetak dan hawa panas juga sudah menjalar di sekujur tubuhnya. Apa yang meli bicarakan dengan Gisel. Apa meli juga menceritakan kalau hari ini Vandra tidak masuk sekolah kepada Gisel. Semua pertanyaan itu memenuhi otak Vandra.
” me-meli bilang apa mah?”
” dia cuma tanya kamu di rumah apa nggak.”
” terus Mama jawab apa?”
” mama bilang kamu belum pulang. Emang kalian nggak pulang bareng?”
Vandra tidak menjawab pertanyaan gisel. Dia justru mengajukan pertanyaan kembali. ” terus meli bilang apa lagi?”
” kamu kenapa sih?”
” jawab aja ma,” desak Vandra.
” terus dia cuma bilang makasih abis itu telponnya di tutup.”
Vandra menyandarkan punggungnya pada kepala sofa, kini dia bisa bernafas lega. Rasanya Vandra harus berterima kasih pada meli karena tidak berbicara apapun yang akan mengancam hidup Vandra. Sekali saja Vandra ketahuan berbohong, pasti mamanya akan langsung memarahinya habis habisan belum lagi kalau papanya tau pasti akan memarahi Vandra juga.
” meli lo emang temen gue, thanks banget,” ucap Vandra dalam hati.
” memangnya kamu nggak bareng dia, terus kenapa ponsel kamu nggak aktif?” tanya Gisel lagi sambil menatap Vandra.
” aku nggak bareng meli mah, hp aku juga mati soalnya tadi pagi lupa nggak di charge,” jelas Vandra.
” ya udah sekarang kamu mandi, nanti kita makan malam bersama,” Gisel mengusap lembut kepala Vandra lalu beranjak dan pergi ke dapur.
Vandra memilih pergi ke kamarnya dan merebahkan tubuhnya di atas kasur. Diambilnya Boneka untuk dia peluk sambil menatap langit langit kamarnya. Pikiran Vandra melayang pada percakapannya dengan Elvan setelah mereka terbang dengan paralayang.
” gue nggak nyangka ternyata kak elvan nggak seburuk yang gue pikir selama ini.”
Vandra duduk di atas rumput sambil meluruskan kakinya yang terasa pegal
” seru juga ya terbang,” ucap Vandra.
” tadi takut sekarang Lo ngomong seru,” cibir Elvan.
Vandra menoleh menatap Elvan yang duduk di sampingnya. ” wajar dong kalau takut, namanya juga baru pertama kali,” bela Vandra.
Elvan ikut menatap Vandra. ” seneng Lo?”
KAMU SEDANG MEMBACA
ElVandra(Completed)
JugendliteraturApa maksud dari pertemuan kita? Vandra azkia seorang gadis remaja Yang memiliki kehidupan Yang sama seperti remaja lain. Hanya saja dia sering kali dihadapkan dengan dua pilihan yang mengharuskannya memilih. Saat SMP Vandra diharuskan memilih antara...