ElVandra_33

2.1K 87 0
                                    

Vandra benar benar merasa bodoh, mau maunya dia dipermainkan oleh Elvan.  Dalam satu waktu, Elvan bisa membuatnya jatuh hingga ke dasar bumi tapi Elvan juga bisa membuatnya terbang setinggi tingginya ke angkasa.

Vandra juga merutuki betapa bodohnya dirinya. Dia yang Keukeh tidak akan tidur atau bersandar pada Elvan tapi ketika bangun dia malah tidur di bahu Elvan sembari memeluk lengannya, belum lagi jaket Elvan yang menutupi tubuhnya.

Gengsi yang Vandra bangun seketika runtuh saat dia memakan ucapannya sendiri. Tapi disatu sisi, Vandra senang berada di dekat Elvan. Dia sepeti merasa terlindungi sama seperti saat dia berada di dekat Farkhan dulu. Apa Tuhan mengirimkan Elvan sebagai pengganti farkhan?

” van, kata Lo, Lo nggak jadi ikut?” tanya meli sambil membereskan baju karena saat ini mereka tengah berada di dalam kamar.

” tadinya sih, iya, tapi berhubung ada tambahan nilai plus, terpaksa ikut.”

” ouh, iya,” meli berpindah tempat duduk di sebelah Vandra. ”gimana tadi rasanya duduk bareng kak elvan, pasti Lo seneng banget?” tanya meli antusias.

” bukan seneng, tapi malu. Lagian kenapa Lo nggak bisa maksa buat duduk disebelah gue aja sih,” kesal Vandra.

” sorry, tatapan kak elvan itu mengalihkan duniaku Van.”

” alah, lebay,” cibir Vandra.

Meli tersenyum. ” btw, Lo malu kenapa?” tanya meli.

Vandra lalu menceritakan secara detail, mulai dari Elvan yang tiba tiba duduk disampingnya, lalu memaksa Vandra agar tetap duduk di tempatnya dan tidak membiarkan Vandra berpindah tempat duduk.hingga Vandra yang awalnya menolak mentah mentah untuk bersandar pada Elvan tapi ujung ujungnya dia terbangun dengan kepala berada di bahu Elvan dan tangan melingkar pada lengan Elvan. Sungguh memalukan.

” hahaha,” meli tertawa keras setelah Vandra selesai bercerita.” makanya gengsi jangan kegedean, malu sendiri kan,lo,” cibir meli.

” Mel, Lo jahat banget sama temen sendiri.” setelah itu Vandra bangkit dan keluar dari kamar.

” Van, lo mau kemana, jangan ngambek dong,” teriak meli tapi tidak ada respon dari Vandra.

Vandra terus berjalan keluar kamar bahkan keluar area vila hingga dia tiba di perkebunan teh. Vandra lalu duduk bersila di atas rumput, dibawah pohon yang rindang sambil memandangi luasnya kebun teh. Menghirup udara yang sejuk berharap bisa sedikit mengurangi rasa kesal Vandra.

” sebel...sebel...sebel...kenapa gue jadi kayak gini sih, coba aja ada Farkhan disini, dia pasti bisa hibur gue. Dan satu hal lagi kenapa gue harus ketemu cowok semenyebalkan elvan,” ucap Vandra sembari mencabuti rumput disekitarnya lalu melemparnya asal.

” nggak ada Farkhan disini, yang ada itu gue,” kata seseorang.

Vandra menoleh kebelakang dan mendapati Elvan sedang duduk di atas rumput sambil bersandar pada pohon yang sama dengan Vandra.

” kak elvan ngapain disini, ngikutin aku, ya,” tanya Vandra.

” Lo sendiri ngapain disini?”

Vandra menghela nafas. ” bisa nggak sih kakak jawab pertanyaan aku dulu baru kakak nanya,” kata vandra mengembalikan kata kata Elvan yang pernah Vandra terima, tentunya dengan nada yang sama.

” lo ngebalikin kata kata gue?” tanya Elvan.

Vandra hanya menaikkan bahunya. Mereka lalu sama sama diam sambil menatap kearah kebun teh disekitar mereka dengan punggung yang sama sama bersandar pada satu pohon.

ElVandra(Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang