” chel gue punya banyak drakor baru nih, Lo mau nonton yang mana?”
Vandra sibuk menatap layar laptop sambil mencari beberapa drama Korea yang baru dia download beberapa hari lalu. Tidak ada jawaban dari Chelsea membuat Vandra menengok kebelakang.
” gue heran kenapa Lo harus ganti nomor segala?” tanya Chelsea sambil menscroll ponsel Vandra.
Melihat itu Vandra langsung duduk bersila dihadapan Chelsea sambil berusaha merebut ponselnya namun, Chelsea dengan cepat menyembunyikannya di balik punggung. Vandra menghela nafas lalu turun dari ranjang dan berjalan menuju meja belajarnya.
” gue tau tujuan Lo nemuin gue pasti mau bahas soal itu,” ucap Vandra sambil memainkan gantungan kunci yang berada di atas meja belajarnya. Chelsea ikut turun dari ranjang lalu menghampiri Vandra. Di tariknya kursi rias agar dia bisa duduk berhadapan dengan Vandra.
” apa Lo kasih tau dia gue pindah kemana?” tanya Vandra.
” nggak ada yang tau kecuali gue.”
” terus Lo tau darimana nomor gue?”
Chelsea menaik turunkan alisnya. Vandra yang mengerti dengan kode itu langsung teringat kalau mamahnya Chelsea dan Vandra adalah sahabat dari SMP. Mungkin dari sana Chelsea dengan mudah mendapatkan nomornya.
” yakin Lo nggak mau tanya soal mereka. Gue besok pulang loh.”
Vandra terdiam. Sudah dari tadi Vandra menahan agar mulutnya tidak bertanya soal itu. Tapi kenapa Chelsea harus terus memancing Vandra supaya membahas hal itu.
” gue bisa chat Lo kalau gue mau tanya soal mereka.”
” beda kali, dari mulut langsung itu lebih jelas dan real. Soalnya gue pengen lihat Lo nangis.”
Vandra langsung melempar Chelsea dengan pulpen. Namun berhasil ditangkap oleh cewek itu sebelum mengenai dahinya.
Melihat itu Vandra langsung cemberut dan enggan menatap Chelsea.
” Van gue cuma mau Lo berhenti dengan pikiran Lo itu. Gue mau Lo dengerin dia dan cari tau yang sebenarnya. Karena pikiran Lo itu nggak seperti kenyataan yang terjadi.”
” maksud Lo gimana?” tanya Vandra yang tidak bisa menangkap dengan jelas maksud ucapan Chelsea.
” gue yakin Lo masih simpen nomor Lo yang lama.”
Vandra berdiri dan berjalan menuju laci yang berada di sebelah tempat tidurnya. Dia mencari sebuah kotak yang beberapa bulan ini tidak pernah dia sentuh ataupun buka. Chelsea mengikuti Vandra lalu duduk di tepi tempat tidur sambil memperhatikan gerak gerik sahabatnya itu.
” tebakan gue nggak salah kan. Lo masih simpen semuanya,” kata Chelsea saat Vandra mengeluarkan sebuah kotak dari dalam laci.
” gue...” Vandra menatap kotak di pangkuannya dengan ragu. Tatapannya laku beralih menatap Chelsea yang memberinya anggukan, meyakinkan Vandra untuk membuka kembali kotak itu.
Suara ketukan pintu membuat mereka menoleh secara bersamaan. Pintu lalu terbuka dan menampilkan gisel-mamah Vandra. ” Vandra, Chelsea ayo makan. Mamah udah masak banyak hari ini.”
Vandra buru buru menyimpan kotak itu dibawah tempat tidur lalu tersenyum ke arah mamanya.
” siap Tante. Bentar lagi kita turun,” jawab Chelsea.
Gisel mengangguk lalu menutup pintu.
” kita bahas ini nanti. Sekarang kita makan dulu. Gue udah kangen masakan nyokap Lo.”
Chelsea bangkit lalu berjalan dan membuka pintu. Mendengar tidak ada langkah kaki yang mengikutinya, Chelsea kembali menoleh. ” Van ayo!”
Vandra masih saja diam sambil melamun hingga tepukan tangan Chelsea menyadarkannya. ” iya..iya,” Vandra bangkit lalu mengikuti Chelsea yang sudah lebih dulu turun. Sebelum menutup pintu Vandra kembali menatap kotak itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
ElVandra(Completed)
Teen FictionApa maksud dari pertemuan kita? Vandra azkia seorang gadis remaja Yang memiliki kehidupan Yang sama seperti remaja lain. Hanya saja dia sering kali dihadapkan dengan dua pilihan yang mengharuskannya memilih. Saat SMP Vandra diharuskan memilih antara...